[23] Tease You

13.1K 2.1K 124
                                    

AAAA AKU LULUS GUYS ALHAMDULILLAH (≧▽≦)

PILIHAN PERTAMA PULA, SENENG BANGEEETT

INI SEMUA BERKAT DOA KALIAN, MAKASIH BANYAK BANYAK BANYAAAKKK ><

Sesuai janji, aku bakal update tiga chapter sekaligus sebagai bentuk rasa terima kasih aku karena kalian udah mendoakan juga...

Buat kalian yang lulus juga, selamat ya, aku turut bahagia ^^ buat yang belum lulus, sabar ya, masih banyak jalan lain yang mungkin lebih baik.

Jadi tanpa berlama-lama, cus aja lanjut baca!!!

Happy Reading!!!

***********

Xaviero menurunkan Ercy. Dengan perasaan kecewa Ercy melepaskan pelukannya pada leher Xaviero. Namun dia tidak ingin menunjukkan wajah kecewa yang memalukan, jadi dia justru menggoda Xaviero. "Lama sekali kau memelukku, menikmati ya?"

Xaviero membuang pandangan, "ayo pergi."

Ercy semakin senang menjahili pria kaku itu, "ho? Mengalihkan topik pembicaraan. Tipikal pangeran sekali?"

Xaviero benar-benar berjalan meninggalkannya. Ercy menahan tawa dan menyusul langkah Xaviero. "Ayolah, jujur saja. Aku ini peluk able kan? Jika ingin memelukku lagi, kau bisa bilang."

Xaviero melirik tajam Ercy, namun entah perasaan nya saja atau apa, lirikan tajam itu tidak setajam biasanya. Dan tidak terlihat se-intimidasi biasanya. Itu hanya lirikan tajam biasa tanpa ada rasa apapun yang Ercy dapatkan. Berbeda dengan lirikan tajam Xaviero yang biasa, dia pasti akan terintimidasi.

Keduanya berjalan beriringan menjauh dari taman. Ercy teringat belanjaan nya yang jatuh di trotoar, "aduh, susu Leo di sana."

Xaviero melirik Ercy, "akan aku ganti."

"Ya jelas saja harus kau ganti! 53 pon itu uang! Bukan bulu ketek!" Sentak Ercy.

Xaviero bungkam. Terserah gadis absurd ini ingin berkata apa, Xaviero tidak bisa protes.

"Kemana kita sekarang?" Ercy melirik jam tangannya, langit sudah gelap.

"Membeli belanjaan yang kau jatuhkan." Jawabnya.

"Ayo ke minimarket yang tadi. Sekalian aku mau minta maaf ke mbak mbak minimarket nya, semoga dia gak menyimpan dendam."

Kening Xaviero berkerut, namun dia diam saja.

Keduanya kembali menuju minimarket. Mata Ercy berbinar begitu melihat plastik belanjaan nya di letakkan di halte dekat trotoar tanpa rusak sedikitpun.

Oh iya, ini wilayah kerajaan Osborne, bukan negara tempat tinggal nya dulu.

Dengan riang Ercy meraih plastik belanjaan nya, kemudian menunjukkannya pada Xaviero, "syukurlah tidak hilang."

Pria itu hanya mengangguk.

Ercy mencibir, pria ini begitu kaku. Jika tidak kaku maka dia adalah pria yang tajam dan mengerikan. Pandangan dinginnya hanya terlihat hangat ketika bersama Lumine saja. Berharap interaksi apa dia dengan pria ini?

"Apa kau akan pulang? Bagaimana jika kau singgah saja di rumah ku, maksudku bukan macam-macam. Hanya saja bisa jadi para preman itu menyergap mu di tengah jalan, atau mungkin menyusul mu. Bermalam lah di rumahku, lebih aman." Ercy menawarkan dengan tulus. Sorot matanya penuh kejujuran.

Xaviero bisa melihat itu, Ercy tidak terlihat seperti punya niat lain dengannya. Berbeda dengan Aileen yang dulu, setiap mendekat dan menempel padanya sorot matanya selalu menunjukkan sejuta niat yang terselubung.

Transmigration Freak!!! [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang