[04] Life Plan

21.8K 2.7K 22
                                    

Ercy memotong rambut panjangnya. Kata pepatah, rambut baru hidup baru. Dan Ercy sedang menjalani hidup baru, karena itu dia akan mengubah gaya rambut. Sebenarnya rambut Ercy ketika masih menjadi Elora itu juga pendek, bukan karena dia suka atau apa, tapi karena rambut nya kalau rontok suka brutal, udah mirip orang kena kangker. Setiap hari lantai kamar harus di sapu dan di bersihkan karena rambut-rambut nya berserakan di lantai. Nenek legend bakal marah-marah kalau tahu Ercy mengabaikan rambut-rambut itu.

Ercy bahkan berpikir, jika rambut nya di kumpulkan, pasti bisa di jual ke salon buat orang yang mau sambung rambut. Untung juga sih, tapi iya kalo rambutnya buat sambung rambut, kalo ia entar justru kena santet gimana?

Ercy memotong rambutnya dengan telaten. Dia merasa agak sayang juga, soalnya rambut Aileen mirip rambut di iklan shampoo. Lembut, halus tebal... Kalau dia ikut seleksi iklan shampoo pasti lulus. Tapi tidak, Ercy tidak ingin dirinya terekspos kemana mana. Di takutkan bukan hanya murid sekolah dan guru, bahkan mungkin masyarakat sekitar akan tahu perbuatannya dan mengucilkan nya. Ercy hanya ingin hidup tenang bersama baby Leo.

Ercy menatap potongan rambut barunya. Sedikit berantakan, tapi bagus. Mirip dengan potongan rambutnya yang lama. "Sip, sekarang mandi, sarapan, terus berangkat sekolah!"

Ercy membuka pakaiannya dan masuk ke dalam bathtub, berendam dengan air hangat. Semuanya bagai mimpi. Ercy tidak terlalu suka dingin, karena itu setiap paginya Ercy selalu tersiksa mandi dengan air di ember, yang jelas-jelas dingin sampai membuat persendiannya kaku. Ercy berulang kali membujuk nenek legend agar mengizinkan nya memanaskan air di kompor, tapi nenek memarahi nya, mengatakan kalau itu akan buang buang gas. Benar sih... Tapi berkat itu mungkin Ercy mengalami pengeroposan tulang lebih awal. Hanya berncanda! Tulang nya kuat, karena sering minum susu.

Tapi sekarang, dia memiliki semuanya. Segala hal yang dia impikan kini dia dapatkan. Sungguh, sepertinya Tuhan benar-benar menyayanginya.

Ercy keluar kamar mandi dengan mengenakan bathrobe, dan di sana sudah berdiri bibi Mei yang menggendong baby Leo. Bocah kecil itu mengulum tangannya sambil menatap Ercy polos.

"Baby Leooo udah mandi!" Ercy mengambil alih bayi kecilnya dari bibi Mei. Dia menciumi wajah anaknya gemas. Aroma Leo sekarang adalah bedak bayi, dan juga minyak kayu putih. Benar-benar harum khas bayi.

Bibi Mei tersenyum, "sarapan nya sudah bibi buat, nyonya."

"Oke, Ercy ganti pakaian dulu, nanti nyusul ke bawah." Ercy menyerahkan Leo pada bibi Mei yang kemudian berjalan ke luar kamarnya.

Ercy menatap seragamnya, keningnya berkerut melihat seragam yang di siapkan bibi Mei itu. Dia meraih seragam itu dengan wajah menahan jijik, "baju apaan ini? Kok ketat banget kayak baju anak SD! Mana muat sama aku." Ercy membolak-balik bajunya. "Aku pikir definisi ketat itu yang cuma nonjolin payudara, ternyata ini mah bisa bikin payudara remuk!"

Ercy menggeleng miris. Jelas dia malu dan tidak mau mengenakan pakaian itu. Siapa juga yang mau?! Pakaian ini super ketat dan pendek, bahkan rok nya... Celana dalam Ercy hampir terlihat! Ercy menangis dalam diam ketika mematut dirinya di cermin dengan segaram itu. "Kayaknya nanti aku harus pergi ke koperasi dan beli yang baru." Sudah di putuskan. Ercy membuka lemari dan mengeluarkan satu Hoodie oversize, memakainya. Ercy hanya memakai bedak dan pelembab bibir, anti ribet. Dia mengikat rambut pendeknya dan memberikan jepitan rambut di poni. Setelah merasa penampilannya sempurna, Ercy meraih tas dan turun ke bawah untuk sarapan.

Ercy bisa melihat bibi Mei tengah memberikan susu formula botol untuk Leo. Leo terlihat lapar, dia menyedot botol susu itu dengan kuat.

"Leo lapar banget ya kayaknya." Ercy duduk, meraih satu lembar roti tawar dan selai.

"Leo memang seperti ini setiap pagi dan malam. Kalau siang dia lebih banyak tidur." Bibi Mei menjawab, "makanya badannya gemuk untuk bayi seusianya."

Ercy tertawa. Ya, berat Leo memang lebih daripada bayi normal. Bahkan tangan Ercy sampai pegal setiap menggendongnya. Ercy menghabiskan sarapannya. Dia termenung sebentar, lalu mengutarakan rencana hidupnya kedepannya.

"Bibi, aku kau bicara sesuatu."

"Apa itu nyonya?"

"Kita semua tahu pangeran Xavier membenciku dan tidak mengakui keberadaan Leo. Entah sampai kapan dia akan bertanggung jawab secara finansial untuk kami berdua. Suatu saat nanti dia pasti akan berhenti. Dan ketika hari itu tiba, tidak ada apapun yang tersisa."

Bibi Mei tersentak, matanya membelakak menatap Ercy. Nyonya mudanya... Mulai berpikir tentang masa depan! Biasanya nyonya muda hanya memikirkan cara untuk membuat pangeran jatuh cinta, tapi kini nyonya mudanya mulai memikirkan masa depannya dan Leo. Bibi Mei merasa dirinya hampir menangis Bombay, merasa bangga karena nyonya nya akhirnya berpikiran dewasa.

Ercy tersenyum tipis, "karena itu, aku ingin menjual barang-barang yang tidak penting, misalnya pakaian dan barang bermerk, jika bisa... Rumah ini."

"Nyonya, itu berlebihan." Bibi Mei protes. "Kamu tidak harus melakukan itu."

"Aku rasa harus." Ercy menatap langsung ke mata bibi Mei. "Rumah ini sejak awal bukan milikku. Aku hanya menumpang. Suatu saat, pangeran bisa mengambil kembali rumah ini. Setelah itu kami akan tinggal dimana? Aku tidak bisa membiarkan Leo menjadi fakir, dia tidak boleh merasakan sulitnya hidup serba kekurangan." Ercy flashback ke kehidupan sebelum nya yang serba kekurangan dan penderitaan. Betapa sulitnya untuk bahagia, dan tidak mampu memikirkan hal lain selain berusaha bertahan hidup. Itu tidak enak brooo~~

Bibi Mei tampak ragu. "Aku akan mendepositokan beberapa juta ke bank selama sepuluh tahun, dan ketika jatuh tempo Leo sudah bersekolah saat itu, kemudian mengambil separuh uang bulanan untuk di tabung. Aku akan menjual pakaian, tas, sepatu, dan koleksi jam tangan." Ercy mengangguk puas, "setidaknya itu tabungan jika suatu saat pangeran benar-benar berhenti mengirim uang."

"Itu ide yang bagus nyonya muda." Pak Brandon berjalan mendekat dengan gunting rumput, wajah keriputnya tersenyum. "Rencana masa depan yang sempurna. Biasanya anda begitu boros dalam memakai uang bulanan, sekarang anda menggunakan nya secara bijak."

Ercy yang di puji tidak bisa tidak memerah. Dia menepuk dadanya bangga. "Memakai barang bermerk hanya membuat ku terlihat seperti bank berjalan, target empuk bagi para pencuri dan begal. Aku tidak ingin di rampok, terima kasih."

Bibi Mei dan pak Brandon bertukar senyum bangga. "Akan bibi temani kau menjual barang-barang itu."

Ercy memberikan jempol nya. Dia berdiri, berjalan ke arah bibi Mei dan mengambil Leo. Bayi gembul itu menatap ibunya dan terkikik bahagia, tangannya terangkat, berusaha menggapai wajah ibunya. Ercy menurunkan wajahnya hingga Leo bisa menyentuh wajahnya dengan tangan gembul basah nya. "Mama berangkat sekolah dulu ya baby Leo. Jangan nakal di rumah, nanti Mama bawakan boneka beruang baru." Janji Ercy. Leo tampak seakan mengerti, dia berseru semangat, "buuuu!!!"

Ercy mengecupi pipi gembul kemerahan Leo dan sedikit menggigit pelan, pipinya lembut seperti mochi! Leo merasa geli, dia tertawa tawa dan menampar nampar wajah Ercy. Ercy mengecup kening Leo dan menyerahkannya pada bibi Mei. "Bibi Mei, pak Brandon, aku berangkat dulu."

"Tidak di antar nyonya?" Tanya pak Brandon.

"Gak usah, aku naik sepeda saja." Ercy tersenyum dan melambaikan tangannya.

Bukan karena suka, Ercy naik sepeda agar tubuhnya sehat. Bukan nya dia tidak tahu gaya hidup berantakan Aileen. Gaya hidup wanita itu benar-benar buruk, jika dia tidak mulai berolahraga, mungkin Aileen akan cepat mati di masa depan dan baby Leo akan sebatang kara. Itu tidak boleh terjadi!

Ercy sebenarnya tidak suka olahraga. Baginya itu merepotkan dan mengeluarkan banyak keringat, jelas menjijikkan dan bau. Tapi kini dia tidak punya pilihan. Dengan berat hati menolak di antar pak Brandon dengan mobil yang ber-AC. Ercy menangis dalam hati, mengutuk Aileen yang tidak bisa menjaga kesehatan, melimpahkan semuanya pada Ercy.

Ercy mencengkram setir sepeda, menggoes lebih kencang agar segera sampai ke sekolah dan memulai hari baru! []

TBC

Chapter 4 hadir ^^

Semoga suka dan terima kasih sudah membaca, maaf untuk typo nya :)

Tertanda
IchaSunny

Transmigration Freak!!! [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang