Setelah insiden tadi pagi, Ercy tanpa henti mengusulkan ide ide gila pada Theo yang lelah dengan ocehan nya yang tak habis habis. Lelaki tampan itu berulang kali membekap mulut Ercy, mencubit bibirnya, menggetuk giginya hingga bunyi klutuk nyaring dan ringisan kesakitan pilu gadis itu. Namun gadis itu tetap tidak berhenti.
"Theo, bagaimana jika kita membuat bekal khusus untuk Lumi-chan. Kita katakan saja itu dari pangeran, dan ketika dia membuka nya maka yang keluar adalah ulat Spiderman." Ercy terkikik menjabarkan rencananya.
"Ulat Spiderman?"
"Yang warna nya hijau ada corak mahal nya."
"Ulat daun?"
"Semacam itu lah."
Theo rasanya ingin menjedutkan kepalanya ke tembok sekolah. "Kalau pangeran tahu kepala kita bisa di penggal."
"Jangan sampai dia tahu."
"Cukup dengan rencana menjelek jelekkan citra pangeran di depan Lumine, Ercy." Theo lelah teman!
Ercy mengerucut kan bibirnya, bersandar ke kursinya. "Terus aku harus apa lagi untuk membantu mu? Aku hanya ingin kebahagiaan mu! Jika kebahagiaan mu adalah dengan bersatu dengan Lumi-chan, aku akan melakukan apa saja agar itu terjadi!"
Kekesalan Theo mereda, di gantikan rasa haru yang menyeruak di hatinya. Ya, tingkah gila Ercy ini untuk membuatnya bahagia. Tapi bagaimana pun juga, dia tidak bisa mendukung itu! Dia masih ingin hidup agar bisa menikahi Lumine suatu hari nanti!
Theo menarik leher Ercy dan memeluknya dengan tangan kanannya, Ercy menepuk-nepuk tangan Theo, "Hoy! Aku bisa mati tercekik!"
Theo tertawa, melepaskan pelukan itu. "aku akan menerima rencana mu asalkan itu bukan hal aneh."
Ercy bersemu malu, menyadari betapa kekanakan nya dia. Bener kata Theo, kalo mereka salah bergerak, mungkin saja mereka akan habis di tangan pangeran.
Tenggg tenggg!!!
Bel masuk berbunyi. Kelas langsung sunyi ketika guru matematika paling killer, Ms. Mione melangkahkan kakinya masuk ke kelas. Suara ketukan heels nya di lantai bagaikan sound kematian untuk seluruh murid di kelas. Ercy yang sudah lama tamat SMA merasakan deja vu kengerian seorang guru killer kembali. Dia menelan ludah, "ah, aku ingat. Aku juga terintimidasi begini ketika berhadapan dengan guru sejarah." Gumamnya.
Theo menatap ke arahnya, "guru sejarah di sekolah ini baik, namanya Mr. Steven. Kau harus bertemu dengannya dan mungkin menyukainya juga."
Ercy mengangguk setuju.
Ms. Mione kini berdiri di depan kelas, wajahnya yang ganas mirip badut Penniwise dari dunia nya itu berkerut menyimpan kelicikan. "Hari ini kita ulangan dadakan. Siapkan kertas dan pensil, jika ada yang ketahuan mencontek, kalian akan mati."
"EEHHH?! ULANGAN DADAKAN?!" hampir seluruh murid di kelas berteriak. Mereka semua heboh karena belum belajar sama sekali, begitu juga Ercy yang baru pindah ke dunia itu.
Meskipun Ercy adalah seorang anak kuliahan, dia tetaplah sangat bodoh dalam matematika. Jika tidak belajar untuk mengingat rumus, mana bisa dia mengerjakan soal?!
Theo menatapnya heran, "kau takut? Aku pikir kau siswi jenius seperti Aleen."
"Berhenti menyamakan kapasitas otak orang jenius serba bisa seperti dia dengan ku! Aku bahkan selalu berada di peringkat bawah ketika pembagian nilai."
Wajah Theo cengo. Dia menatap tidak percaya Ercy seperti menatap alien dari planet lain. "Aleen adalah yang terpintar di kelas ini. Jika dia mendadak tidak bisa mengerjakan hanya soal ulangan matematika biasa seperti ini..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Freak!!! [END] ✓
Teen FictionElora Raneysha hanyalah seorang mahasiswi semester akhir yang hampir menyelesaikan skripsinya. Namun dia harus mati mengenaskan karena keselek tahu goreng yang diam-diam dia comot. Dan ketika dia membuka mata, dia mendapati dirinya masuk ke tubuh se...