[20] Bullying

14.8K 2.2K 151
                                    

Seperti hari hari sebelumnya sebelum berangkat sekolah Ercy akan meminum susu bersama Leo. Jika Leo susu bayi maka Ercy susu cokelat. Dulu ketika dia masih Elora, nenek nya selalu membuat kan nya susu setiap pagi, katanya supaya tulang Ercy yang lunglai itu gak patah karena terlalu lembek, jadi harus rutin minum susu biar tulang nya kuat meskipun di hantam gada.

Karena itu Ercy jadi terbiasa minum susu setiap pagi. Leo yang sudah bisa telungkup, menggerak-gerakkan tangan mungilnya seperti sedang berenang di laut.

Tiba-tiba saja gadis itu mulai mendapatkan ide cemerlang, "Minggu nanti aku bakal bawa Leo ke kolam renang bi, mau ikut?" Tawar Ercy.

"Boleh saja, sekalian Leo belajar renang hahaha." Bibi Mei tertawa dan menarik Leo ke gendongannya, "udah jam segini, tapi tuan Theo belum datang ya." Bibi Mei melirik jam di dinding.

"Mungkin telat bangun." Jawab Ercy. Dia menyambar biskuit cokelat di atas piring, "mungkin tadi malam kelamaan main game."

Tiinn tiiinn!!!

"Tuh kan." Ercy berdiri dari kursinya dan meraih tas di sebelahnya, "Ercy pergi dulu ya bi." Kemudian mendekat ke Leo dan mengecup kening anaknya itu, "mama pergi sekolah dulu. Di rumah baik-baik ya nak."

Leo yang entah karena cerdas atau memiliki naluri yang kuat menganggukkan kepalanya smenagat seakan mengerti apa yang di katakan Ercy.

"Bagus." Ercy mengusap kepala anaknya dan berjalan ke luar.

"Tumben cepat banget ya hari ini." Sindir nya begitu masuk mobil. Theo meringis dan mulai menjalankan mobilnya. "Biasa, telat bangun."

Mata Ercy menyipit, "stalker media sosial Lumi ya?"

"Uhuukkk!!! Kok kamu tahu?!" Theo panik dengan wajah memerah sempurna.

Ercy menyeringai, "cuma nebak. Ternyata emang bener. Daripada Aileen seperti nya kamu yang lebih cocok dapat julukan penguntit."

Theo membuang pandangannya, "aku cuma penasaran dengan orang seperti apa saja yang berteman dengannya di internet."

"Lalu?"

"Dia banyak berteman dengan akun masak memasak di internet. Ternyata dia suka memasak dan sejenisnya." Theo tersenyum kecil, "aku jadi penasaran bagaimana rasa masakannya."

"Halo Lumi? Kau belum berangkat sekolah kan? Bisa masakin setidaknya telur goreng?"

Mata Theo membelalak dan langsung menoleh ke arah Ercy yang sedang menempelkan ponsel ke telinganya, berbicara dengan seseorang. "Ya, tidak masalah, masakan mu semalam juga tidak masalah. Oke terima kasih." Ercy menutup teleponnya.

"APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN?!"

"Membantumu. Aku muak dengan pendekatan mu yang selambat siput. Tinggal sat set sat set jadi aja susah sekali. Aku ini cuma membantu teman." Ercy berujar dengan wajah lempeng.

"Kau merepotkan dia!!!"

"Gak tuh. Dia juga baru sarapan sisa makanan yang dia masak semalam. Dan dia bilang masih ada sisa, dia juga bersyukur aku menginginkan nya, jadi dia tidak perlu membuang sisanya." Jelas Ercy, "jadi berhentilah menguntit media sosial orang dan berpuas dirilah dengan masaknnya hari ini, oke."

Theo membentur kan keningnya ke stir mobil. Mimpi apa dia memiliki teman seperti Ercy ini?! Apakah ini karma dan pembalasan Tuhan padanya atas kesalahan yang tidak di sadarinya?!

Theo bisa mati kejang karena malu dan tidak kuat dengan tingkah slebor Ercy.

"Kumohon... Jangan melakukan hal-hal yang bisa membuat ku gila karena terkejut atau malu." Theo menggasak rambutnya frustasi.

Transmigration Freak!!! [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang