Ercy duduk di kursi yang di sediakan dengan sopan. Dia cukup sumringah ketika beberapa orang mulai berani membuka obrolan dengannya meskipun canggung dan penuh kehati-hatian.
Tak lama kemudian Loid memasuki ruang club dan tersenyum cerah seperti biasa. "Selamat siang semuanya. Terima kasih kepada anggota baru yang telah bergabung, dan ku ucapkan senang bertemu dengan anggota lama. Semoga kita semua bisa berinteraksi dengan baik disini."
Loid menunjukkan selembar kertas. "Sistem kelas ku berkelompok. Aku sudah menuliskan nama-nama murid yang aku kelompok kan disini. Tidak ada yang boleh melayangkan protes. Kelompok akan memiliki ketua. Aku akan memilih ketua berdasarkan kemampuan mereka. Ketua akan membimbing rekan setim nya. Dan aku akan mengajari pertim bergantian. Lalu setiap akhir bulan, untuk menguji kekompakan dan sejauh mana ilmu yang kalian dapatkan, kita akan mengadakan penampilan kecil di lapangan sekolah."
Beberapa orang antusias. Mereka bahkan mulai menebak-nebak akan satu kelompok dengan siapa. Ercy mengangkat bahu, dengan siapapun tidak masalah. Asalkan bukan orang yang senang mengusiknya dan menyuarakan kebencian terang-terangan, dia tidak masalah.
Loid menempelkan kertas itu ke papan tulis. Mulai menyebutkan kelompoknya satu persatu. Satu kelompok berisi empat orang, dengan satu ketua.
"Natasha Milan. Kau adalah ketua kelompok empat."
Ercy bisa melihat betapa bangganya Natasha. Dia sedikit khawatir keberuntungannya buruk dan seperti di film film, dia akan sekelompok dengan orang yang paling di hindari nya itu.
Namun ini realita, dan pada akhirnya dia tidak sekelompok dengan gadis pemarah itu. Syukurlah!
"Kelompok lima, ketuanya adalah Aileen Ercyxi Grace." Ercy tersentak mendengarnya. Dia tidak menyangka jika dia akan menjadi ketua. Lagi-lagi dia menjadi pusat perhatian dadakan.
"Kelompoknya adalah Jeanne Poland, Victor Igbonefo, dan Jeremy Remound."
Oke, dia tidak mengenal mereka. Namun Ercy menangis dalam hati begitu mendapati tatapan kebencian dari teman-teman satu kelompoknya. Astaga, lebih parah! Dia justru mendapatkan teman sekelompok yang terang-terangan membencinya!
//*TF*//
Mereka adalah junior. Mereka bertiga berada di kelas sepuluh. Secara teknis Ercy adalah senior dan yang paling tua disini. Dia harus menghadapi tiga bocah yang memandangnya penuh kebencian... Astaga, mengapa hidupnya tidak tenang?!
"Hai, kalian bertiga. Namaku Aile--"
"Sudah tahu." Potong Jeanne, berkacak pinggang. "Kenapa sih kita satu kelompok dengan senior ini? Rumor mengatakan dia sampah yang terobsesi."
Jleebbb!!!
Ercy merasakan panah nyasar menusuk dadanya. Bagaimana anak ini bisa dengan terang-terangan mengatakan hal buruk di depannya?!
"Aku tidak peduli." Jeremy mendengus, "jika senior bisa memandu kita dengan baik, meskipun dia sampah terobsesi, aku tidak peduli."
Jleebbb!!!
Ercy memegang dadanya dramatis. Bisakah mereka, anak-anak yang lucu ini bertingkah dengan baik? Kenapa senang sekali menyakiti hati mungil orang tua ini?!
"Cih, kau tidak tahu apa-apa! Kau bodoh seperti biasanya."
"Apa katamu?!"
"Bahkan jika itu simpanse yang mengajari mu, selama kau merasa dia berdedikasi, kau akan diam dan menerima kan? Bocah bodoh."
"Kau mencari mati?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Freak!!! [END] ✓
Teen FictionElora Raneysha hanyalah seorang mahasiswi semester akhir yang hampir menyelesaikan skripsinya. Namun dia harus mati mengenaskan karena keselek tahu goreng yang diam-diam dia comot. Dan ketika dia membuka mata, dia mendapati dirinya masuk ke tubuh se...