[22] Partner

13.8K 2.2K 173
                                    

"Mati kita." Ercy melirik gugup ke arah pintu. "Gimana ini."

Wajah Xaviero tidak lebih baik. Dia terlihat khawatir dan sedikit panik. Wajah datarnya mulai mengalami perubahan emosi, dan itu entah kenapa terlihat menarik.

Terlihat semakin tampan di mata.

Ayolah, Ercy gadis normal yang menyukai pria tampan, dia mengagumi tiap perubahan ekspresi yang di tunjukkan pria itu.

"Apa yang kau lihat?" Tegur nya.

"Ada lalat di di wajahmu." Jawab Ercy spontan.

"Dobrak saja coba, mungkin mereka bersembunyi di dalam."

"Oke akan aku dobrak." Kemudian pintu terdengar di hantam oleh sesuatu.

Barulah Ercy bisa fokus dengan situasi. Dia melihat lemari di pojok ruangan dan gantian menyeret lengan Xaviero. Kemudian dengan perlahan Ercy membuka pintu lemari dan mendorong Xaviero masuk. Kemudian dia dengan cepat ikut masuk juga, tidak peduli betapa sempit nya lemari yang juga di penuhi barang-barang yang entah apa. Gadis itu menutup pintu, dan menghela nafas.

Ketika dia melihat ke depan, yang dia lihat hanyalah dada bidang Xaviero, dengan kerah baju yang kancingnya terbuka, menampilkan betapa kuatnya otot pria itu di balik lapisan kain tipis bernama 'baju'.

Xaviero dalam diam bersyukur Ercy adalah orang yang cepat tanggap dan menemukan persembunyian untuk mereka. Dia juga anehnya tidak terlihat terlalu panik. Atau hanya perasaan nya saja?

Xaviero merasa disini cukup sempit, dan di belakang Ercy adalah tumpukan barang-barang dari kayu yang sudah lapuk dan tajam, jadi dia menarik pinggang Ercy merapat padanya, memeluk pinggang ramping itu dengan tangan kanannya, dia bisa merasakan tubuh gadis itu menjadi kaku.

Xaviero melirik kebawah, wajah Ercy tepat di depan dadanya, dan nafas hangat gadis itu sedikit menggelitik. Ada satu pertanyaan di benak Xaviero, apa memang gadis ini selalu semungil itu?

Ercy mendongak ke atas, bertatapan langsung dengan manik hitam legam Xaviero yang dalam. Ercy mengerjapkan matanya, "apa yang kau lakukan?" Bisiknya.

"Diam atau kita akan ketahuan." Bisik Xaviero.

Nafasnya beraroma mint, tubuhnya beraroma kayu Cendana. Nikmat mana lagi yang kau dustakan?! Demi apa dia sampai pada hari dimana Xaviero sukarela memeluknya?!

Sejak pindah ke dunia ini, Ercy tidak punya tujuan lain selain memperbaiki citra Aileen dan hidup layak. Dia juga tidak berniat mengejar Xaviero seperti yang di lakukan Aileen. Namun jika kejadiannya seperti ini, mana bisa dia munafik dan menolak!

Hey, ini orang tertampan di negeri ini yang memeluk mu, rejeki begini mana bisa di tolak!

Ercy tidak punya pilihan lain, dia menunduk lagi, namun tidak protes.

Pintu berhasil di dobrak. Terdengar suara langkah kaki yang masuk ke dalam ruangan. "Dimana mereka?"

"Mereka tidak ada disini."

"Apa mereka bersembunyi di tempat lain?"

"Tidakkah kau memeriksa dengan benar?"

"Sialan, jangan biarkan dia lolos!"

Suara langkah kaki menjauh, keluar dari ruangan. Ercy mengintip dari celah kecil, masih ada seseorang yang tertinggal, namun dia membelakangi lemari. Ercy menyeringai.

Dia menyentuh lengan kekar Xaviero yang masih melingkari pinggangnya, "aku akan membuatnya pingsan."

Mata Xaviero menyipit waspada, "apa yang akan kau lakukan?"

Transmigration Freak!!! [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang