Kegiatan ekstrakurikuler selesai. Para murid yang mengikuti ekstrakurikuler musik mulai bersiap-siap untuk pulang. Ercy mengecek ponselnya sebentar dan mendapati pesan masuk dari Theo yang menyuruhnya menunggu karena kelas basketnya belum selesai.
"Hey senior."
Ercy melirik ke arah tiga curut yang berjalan ke arahnya. "Sebenarnya kami malas mengajak mu, tapi Jeremy bilang tidak ada salahnya untuk memberitahu. Kau mau ikut uji nyali bersama kami?"
Kening Ercy berkerut, "uji nyali?"
"Ya, di gedung belakang sekolah yang katanya angker. Aku sih berharap kau tidak ikut." Kata Jeanne dengan wajah sombong.
"Pintar sekali kau berdusta. Padahal yang menyarankan untuk mengajak senior adalah kau." Celetuk Jeremy.
"Diam, idiot!"
Ercy diam berpikir. Gedung belakang sekolah... Di ingatan Aileen samar-samar ada beberapa percakapan mengenai gedung belakang sekolah yang dia dengar ketika melewati lorong di siang hari. Gedung itu sangat angker. Katanya di sana ada sesosok makhluk mengerikan penghisap darah yang menanti murid yang berani melangkahkan kakinya di area itu.
"Siapa saja yang pergi kesana?" Ercy bertanya dan mematikan ponselnya.
"Kelompok tiga dan delapan." Jawab Victor dengan semangat, "akan beramai-ramai ke sana."
"Kelompok tiga ya..." Itu kelompok nya Natasha. Kalau dia ikut juga mungkin dia bisa mencari cara untuk melakukan pendekatan ringan dengan Natasha, siapa tahu mereka bisa berteman.
Tapi, dia sedang tidak ingin pergi ke manapun dan mau langsung pulang saja, mengingat bibi Mei memasak kari untuk makan malam. Ercy meletakkan ponselnya ke meja, dan melakukan peregangan singkat.
"Maaf, aku ada janji hari ini. Kalian pergilah, tapi hati-hati dan jangan pulang kemalaman."
Jeanne mengerucutkan bibirnya, "tentu kami tidak akan pulang terlalu malam."
"Jangan melakukan hal berbahaya, ketika berada di tempat asing, jaga tutur kata dan jangan sembarangan berucap, ketika akan masuk sebaiknya permisi dulu, dan jangan lupa berdoa." Ercy seakan memberikan petuah untuk anak-anaknya.
Trio curut mengangguk. Namun masih bisa di lihat wajah mereka sedikit kecewa. Ercy menahan tawa, di awal mereka tidak senang satu kelompok dengan dia, bahkan terang-terangan membicarakannya. Tapi lihatlah siapa yang kecewa karena dia tidak bisa ikut disini.
"Baiklah! Sana, senior pulang saja. Kami bisa pergi bersenang-senang sendiri." Jeanne menjulurkan lidahnya mengejek.
"Sayang sekali senior tidak mau. Padahal kami sekalian mau singgah ke kedai es krim ketika pulang nanti." Jeremy menggelengkan kepalanya simpati.
Ercy mengangkat sebelah alisnya geli, apa anak ini berusaha menyogoknya?
"Padahal Jeremy mau mentraktir kita kalau ada senior, sayang sekali ya." Victor memegang dadanya dramatis, dan di balas geplakan kasar dari Jeremy di belakang kepalanya.
"Kapan aku mengatakan itu sialan?!"
Ercy tertawa dan berjalan ke pintu keluar. "Aku akan menemui kalian besok, jangan terlalu kecewa berpisah dariku."
Jeanne memasang wajah mau muntah, Jeremy memutar bola matanya malas, dan Victor hanya nyengir.
Ercy tertawa puas dan melambai, lalu berjalan melewati lorong untuk menuju gedung olahraga di sebelah sekolah. Dari kaca jendela lorong yang panjang, Ercy bisa melihat gedung kosong yang menjadi tujuan trio curut untuk uji nyali. Melihatnya dari jauh saja sudah membuat bulu kuduk Ercy berdiri. Bagaimana bisa trio curut begitu nekat dan berani uji nyali di sana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Freak!!! [END] ✓
Teen FictionElora Raneysha hanyalah seorang mahasiswi semester akhir yang hampir menyelesaikan skripsinya. Namun dia harus mati mengenaskan karena keselek tahu goreng yang diam-diam dia comot. Dan ketika dia membuka mata, dia mendapati dirinya masuk ke tubuh se...