[40] The Truth

5.9K 929 43
                                    

Ercy menyelesaikan nomor terakhir dan menghembuskan nafas lega. Dia menatap buku di depannya dengan lelah, tugas sekolah menengah memang mengerikan. Meskipun baginya yang mahasiswa ini seperti mengulang pelajaran, tapi tetap saja untuk mahasiswa bodoh seperti Ercy, ini adalah bencana yang terulang.

Gadis itu meregangkan otot-ototnya yang kaku, sambil memperhatikan sekeliling kelas. Hanya ada dia di sana, karena sekolah sudah selesai sejak dua jam yang lalu. Ercy begitu malas mengerjakan tugas di rumah, karena pada akhirnya bukannya mengerjakan dia justru akan berbaring di kasur bersama Leo dan tertidur. Dia tidak berani karena deadline tugas ini adalah besok. Karena itu Ercy memilih tidak pulang dan menyelesaikan tugas nya di kelas sendirian.

Ercy memasukkan buku-buku ke dalam tas dan beridiri. Dia berjalan melewati lorong sekolah yang sepi dengan cepat. Dia adalah orang yang penakut, dan kemarin dia baru mengalami kejadian horor. Ketika mengerjakan tugas dia tidak merasa takut, tapi ketika sudah selesai barulah dia merasakan rasa takut.

Ercy bergidik ketika cahaya senja menyinari koridor sekolah yang sepi. "Gak disini gak disana, sama aja seramnya. Di sana rumor nya sekolah bekas rumah sakit lah, kuburan lah, bekas kamar mayat. Kalau disini ada mosnter katanya, mana kemarin habis liat penampakan, apes banget diriku ini." Gerutunya.

Ercy terus menggerutu dan mempercepat langkahnya. Dia ingin segera pulang dan rebahan di kasur sambil memeluk baby Leo yang harum minyak telon. Memikirkan saja sudah membuat Ercy mengantuk dan ingin cepat pulang.

Krasaakk krusukk...

Ercy menghentikan langkah nya begitu mendengar sebuah suara yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Bulu kuduk Ercy meremang. Baru saja dia memikirkan hal-hal aneh, sekarang dirinya mendengar suara-suara aneh.

Ercy mencoba tegar. Dia percaya bahwa dedemit tidak akan bisa menyentuhnya. Derajat manusia jauh lebih tinggi, karena itu Ercy berjalan mengendap-endap menuju asal suara. Dia mau sok-sokan berakting seperti pemeran utama dalam film horor, siapa tahu bisa dapat jackpot, hantu yang dia lihat ternyata pria tampan yang pemalu dan tidak pernah menunjukkan wujudnya di depan orang lain. Membayangkan nya saja Ercy sudah semangat.

Lihatlah ibu beranak satu ini tingkahnya memang sulit buat di mengerti.

Bahkan author saja juga bingung dengan jalan pikirannya.

Tapi bukannya melihat dedemit ganteng yang sakti, Ercy justru mematung di tempatnya begitu melihat Geovanni, berdiri tepat di depan lokernya yang terbuka. Pria itu dengan serius memasukkan beberapa barang ke dalam loker, sambil sesekali memeriksa kiri dan kanan.

Setelah memastikan tidak ada orang yang melihat, Geo segera menutup kembali loker secara perlahan dan berjalan pergi dari sana seakan tidak pernah terjadi apapun.

Namun dia tidak sadar jika Ercy sedaritadi melihat perbuatannya itu.

Keringat dingin mengalir dari pelipis Ercy. Jadi stalker selama ini adalah Geo, benar-benar Geo. Itu bukan lagi tebak-tebakan semata. Ini sudah jelas Geo.

Apa yang sebenarnya Geo inginkan dari anaknya? Ercy rasanya ingin menangis.

Ibu muda itu dengan cepat berlari menuju lokernya dan membuka pintunya. Kali ini benda yang di letakkan Geo adalah dua kotak susu rasa strawberry kesukaan Geo dan sebuah boneka beruang kecil.

"Astaga naga, demi sempak Poseidon, kenapa alurnya jadi begini?" Ercy flashback ke dalam ingatan Aileen. Setaunya Geo hanyalah figuran dalam hidup Aileen. Dia hanya pernah beberapa kali bertegur sapa saja, Geo juga tidak pernah menunjukkan ketertarikan apapun pada Leo, lalu mengapa ketika jiwa nya yang menggantikan Aileen, segalanya mendadak keluar jalur?

Transmigration Freak!!! [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang