[28] A World That Feels Unfair

12.8K 1.9K 34
                                    

Ini sama sekali tidak bagus. Ercy menghembuskan napasnya. Sepertinya dia tidak perlu bergabung dengan band itu. Tidak demi keselamatan otak dan telinganya. Dia masih ingat jelas bagaimana tatapan kebencian Natasha yang di tujukan untuknya. Kata-kata kasar menyebalkan itu.

Ya, bukan salah nya. Natasha memang sangat membenci pemilik tubuh asli. Aileen pernah melakukan sesuatu hingga Natasha tertuduh bersalah dan di keluarkan dari anggota OSIS. Wajah jika gadis itu membenci Ercy setengah mampus.

Jika Ercy bergabung di sana, Loid mungkin bisa menghentikan pertengkaran yang tidak perlu, tapi tetap saja telinga dan batin Ercy yang akan tersiksa dengan sindiran atau umpatan Natasha yang tertuju untuknya.

Dia tentu tidak mau, terima kasih. Dia ingin hidup tenang tanpa mendengar sindiran sindiran tidak perlu di luar sekolah. Cukup dia di kucilkan di sekolah saja.

Ercy menggaruk kepalanya, menatap soal soal matematika di depannya dengan mata berair. Dia bergadang malam ini untuk menyelesaikan soal matematika yang sangat banyak itu. Hukuman dari ms. Mione karena dia melarikan diri ketika di hukum.

Kalau Ercy menolak mengerjakan pr itu, ms. Mione akan menghukumnya push up di lapangan sekolah dengan di tonton ratusan siswa.

Ogah!

Lebih baik dia bergadang mengerjakan tugas daripada di hukum seperti itu. Harga dirinya bisa runtuh!

Triingg!!!

Satu pesan masuk. Ercy membuka ponselnya dan wajahnya langsung menahan kesal begitu mendapati penolakan dari sang teman.

Theodore

|Kerjakan sendiri. Aku tidak akan membantumu

Tega kamu mas! Kamu biarkan aku| menderita sendirian disini!

|Mungkin kita harus ke psikiater

Jahat!|

Ayolah Theo, bantulah sahabat mu ini| sesekali. Aku benar-benar bodoh dalam matematika

|Itu adalah salahmu sendiri karena tidak pernah belajar. Mulai sekarang berusahalah sendiri

Jasa jual teman di mana ya?

Ercy hampir melemparkan ponselnya, namun dia tahan. Sayang uangnya kalau harus di pakai bukan perbaikan.

Ercy mencoret-coret kertas dengan pandangan kosong, dia menopang pipinya dengan tangan kanan, menatap lurus ke arah tumpukan buku di atas meja. "Enaknya habis ini makan apa ya? Pengen ayam madu, pengen ayam kecap juga."

Ercy mendadak bersemangat, dia memfokuskan diri ke kertas coretan nya dan mulai menuliskan nama-nama menu makanan yang ingin dia santap.

Dengan santainya gadis itu menyingkirkan buku-buku matematika nya ke sudut meja. Bahkan dengan santainya dia membuang buku rumus milik Theo ke lantai.

"Oke, mari buat list. Malam ini aku akan makan ayam panggang madu, besok aku akan makan udon, lusa aku akan makan kari..."

Triinggg!!!

Ercy yang sedang asyik membuat list hampir melompat dari kursi mendengar notif tiba-tiba dari ponselnya.

Ketika dia membukanya, terpampang nama Nico di sana.

Transmigration Freak!!! [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang