Mereka sampai ke lokasi tujuan. Tempat itu adalah sebuah cafe dengan nuansa hijau hijau. Pepohonan tumbuh lebat di pekarangan, lalu tanaman hias di gantung di setiap sudut cafe. Banyak pot pot tanaman hias berjejeran dan bunga yang tumbuh subur dimana mana. Benar-benar cocok untuk cuci mata.
Ercy mengagumi tempat itu. Ketika turun dari mobil, dia menghirup udara dengan khidmat, "aahh... Ku pikir aku harus mengajak Leo makan disini ketika dia berumur satu tahun nanti."
Lumine terlihat antusias, "eh? Anak nona Ercy dengan pangeran itu, bukan?"
Ercy mengangguk, "usianya sekarang enam bulan, dan dia adalah seorang bayi gemuk dan menggemaskan"
"Bisakah aku menemuinya lain kali? Aku suka bayi!" Lumine memekik pelan, membayangkan wajah imut Leo.
"Kau pasti suka! Leo adalah bayi paling menggemaskan yang pernah ada!" Jika pembahasannya menyangkut Leo, Ercy adalah yang paling semangat.
"Ayo masuk. Kita harus makan dulu, kita bisa membahas bayi gemuk itu di dalam." Theo menarik lembut tangan Lumine dan menyeret kerah seragam Ercy. Ercy mengumpat dan memberontak, tapi hanya tawa yang terdengar dari Theo. Ibu satu anak itu hanya pasrah di seret masuk.
Mereka memilih duduk di sebelah jendela di pojok cafe, ada sebuah pohon hias yang lumayan besar di samping nya. Ercy duduk di sebelah Theo, sedangkan Lumine di depan Ercy. Seorang pelayan mengantarkan buku menu. "Aku yang traktir, pesan semau kalian." Theo tersenyum kecil, Ercy mencibir dalam diam. Cih, pencitraan di depan gebetan.
Berhubung Ercy dulunya adalah sobat misqueen yang jarang makan enak, jadi dia sedikit kalap ketika melihat menu menu yang terlihat sangat menggiurkan itu. Terlebih lagi dirinya di traktir, dan Theo adalah anak pengusaha tambang batu bara, bahkan cafe ini bisa dia beli. Karena itu Ercy memesan banyak makanan yang dia inginkan, meskipun mendapatkan death glare dari sang sahabat.
Selagi menunggu makanan, Ercy curi curi pandang ke arah panggung kecil di dalam restoran itu. Panggung kayu itu memiliki beberapa alat musik seperti gitar akustik, gitar elektrik, drum, dan yang mengejutkan piano juga.
Seorang musisi tengah memainkan piano dengan khidmat, alunan lembut piano menambah kesan nyaman dan tenang di dalam restauran itu. Banyak tamu yang terlihat menikmati, beberapa bahkan mulai merequest lagu.
"Oh benar, cafe ini juga memiliki band mereka sendiri. Mereka tampil setiap malam Kamis." Lumine menjelaskan ketika melihat Ercy yang terlihat tertarik.
"Oh sungguh?" Seorang lelaki memainkan drum nya dengan lihai diiringi sorakan penonton. Semuanya terlihat menikmati permainan alat musik di atas panggung.
"Nona Ercy tertarik dengan musik?" Entah mengapa Lumine terlihat tertarik untuk mengetahui semua hal tentang dirinya, yah, meskipun itu tidak masalah karena mereka berteman.
"Aku suka. Dulu aku suka menonton pertunjukan seperti ini. Apalagi kalau ada konser di taman kota." Ercy jadi flashback, dulu dia sering menyelinap dari kamar untuk pergi menonton konser di taman kota. Nenek legend biasanya tidak mengijinkan, tidak baik untuk anak perempuan pergi malam katanya, malu sama tetangga. Nanti bakalan di jadiin bahan gosip pas belanja sayur pagi pagi. Biasanya ngegosip di saat lagi milah milih sayur di gerobak mang penjual sayurnya.
"Lain kali ayo menonton konser bersama." Theo memberi ide, "kita bisa pergi saat sore hari, sekalian berkeliling di taman kota. Banyak penjual makanan di sana. Kau bisa membawa Leo juga."
"Mungkin bibi Mei juga." Sahutnya, "badan Leo itu berat, hanya bibi Mei yang bisa tahan menggendongnya berjam-jam. Tanpa bibi Mei, aku bisa kerepotan."
Theo dan Lumine tertawa. Ercy tersenyum tipis, heran kenapa Aileen yang dulu tidak membangun pertemanan sehat seperti ini. Dia lebih memilih di benci hanya karena satu pria, padahal dia bisa hidup tenang dan bahagia seperti ini. Hidup itu sederhana jika kita pandai mengendalikan nya. Ini Quotes bijak dari novel perpustakaan sekolah, omong-omong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Freak!!! [END] ✓
Teen FictionElora Raneysha hanyalah seorang mahasiswi semester akhir yang hampir menyelesaikan skripsinya. Namun dia harus mati mengenaskan karena keselek tahu goreng yang diam-diam dia comot. Dan ketika dia membuka mata, dia mendapati dirinya masuk ke tubuh se...