Xaviero selesai menceritakan semuanya. Mereka berdua terdiam, larut dalam keheningan. Yang terdengar hanyalah suara anak-anak yang bermain ricuh di taman.
"Terlalu malu untukku mengakuinya. Tapi, aku merasa ingin memberi hadiah untuk anakku. Meski cara itu konyol sekali." Xaviero hanya menatap lurus ke depan. "Cara yang hanya di lakukan orang gila."
Ercy bungkam.
Hatinya benar-benar campur aduk. Jadi selama ini semuanya salah. Xaviero tidak membenci Aileen dan Leo. Bahkan tidak pernah. Dia mencintai mereka berdua. Dia tidak menelantarkan mereka. Dia tidak pernah melupakan mereka. Hanya saja takdir berkata sebaliknya. Aileen harus mati tanpa mengetahui bahwa cinta nya di balas. Dan Leo tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah.
Ercy benar-benar merasa akan menangis.
Karena menyakiti Aileen, Ercy juga kurang suka pada Xaviero. Terlebih lagi Xaviero lebih memilih Lumine.
Ah, benar. Lumine.
"Kau," Ercy akhirnya berujar dengan suara serak. "Kalau kau mencintai aku, kenapa kau menempeli Lumine seperti itu?"
Xaviero tampaknya tidak menduga jika Ercy akan bertanya seperti itu. Dia menghela nafas panjang. "Bukan berarti aku suka padanya." Dia diam sejenak, "Lumine sangat mirip Xavara. Dulu ayahnya punya banyak hutang, sehingga rentenir selalu mengejarnya dan mengancamnya setiap waktu. Awalnya aku hanya ingin melindunginya, namun lama kelamaan, aku benar-benar menganggap nya sebagai adikku."
Xaviero melanjutkan, "Dan begitu permaisuri mengetahui jika aku dekat dengannya, permaisuri mengira bahwa dia adalah kau, orang yang aku cintai. Akhirnya Lumine juga menjadi target mereka. Mau tidak mau aku merasa bertanggung jawab karena melibatkan dia dalam masalah. Karena itu aku memaksanya untuk terus berada di sisiku."
"Kau tidak memiliki rasa cinta padanya sedikit pun?"
"Sama sekali tidak pernah."
Ercy menutup mulutnya dengan tangannya. Menahan air matanya yang seperti akan mengalir keluar kapan saja. Kesalahpahaman ini menyakiti Aileen bertahun-tahun, tapi wanita bodoh itu akhirnya mati tanpa mengetahui fakta ini.
Andai saja Aileen mengetahui ini, dia pasti tidak akan bunuh diri.
Dan Ercy tidak perlu menggantinya.
Ercy melirik Xaviero, "kau bodoh ya?"
Xaviero akhirnya menatap nya, kedua iris mata itu bertabrakan, saling memandang beberapa saat sampai Ercy melanjutkan ucapannya. "Jika kau ingin memberi hadiah pada Leo, kau bisa katakan padaku. Jika kau mencintai ku, kau bisa katakan padaku. Kenapa memendam semuanya seperti orang tolol?"
Xaviero memaklumi itu. "Mata-mata yang di perintahkan permaisuri terlalu mahir. Tindakan ku tidak bisa lolos dari pengawasan nya. Aku hanya tidak ingin kalian berada dalam bahaya."
"Lalu kau disini."
"Aku sudah mempersiapkan segalanya untuk hari ini. Tidak ada satupun hama yang mengawasi disini." Xaviero berkata tenang. "Semua hama itu sudah ku bereskan. Karena itu aku bisa bicara padamu."
"Kenapa tidak sejak dulu." Ercy menunduk. Sejak hari itu, tubuh Aileen adalah miliknya. Ingatan Aileen juga miliknya. Dia bisa merasakan perasaan sakit, patah hati, cemburu, yang di rasakan oleh Aileen. Dia begitu tersiksa setiap malam karena mengingat segala kenangan pahit itu.
"Kenapa baru sekarang?" Pertahanan Ercy runtuh. Dia menangis sekarang. Segala rasa sesak di dadanya berangsur-angsur menjadi lega begitu mendengar seluruh kebenaran yang di katakan Xaviero. Rasanya seperti bebannya di angkat dari pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Freak!!! [END] ✓
Teen FictionElora Raneysha hanyalah seorang mahasiswi semester akhir yang hampir menyelesaikan skripsinya. Namun dia harus mati mengenaskan karena keselek tahu goreng yang diam-diam dia comot. Dan ketika dia membuka mata, dia mendapati dirinya masuk ke tubuh se...