Maaf

6.1K 520 39
                                    

Alex nampak terkejut untuk beberapa detik, dan beberapa detik kemudian menetralkan ekspresinya.

"Jadi yang selama ini Chifa bilang itu benar?" Marvel berjalan menghampiri Alex. Kini keduanya berhadapan dan saling menatap tajam. "Ternyata kamu rentenir."

Alex menatap tajam serta berdiri lebih tegap dari sebelumnya. "Ya. Aku memang rentenir dan bukan salahku kamu gak tahu karena kamu gak pernah tanya tentang ini. Dan apa yang kamu tanya tadi? Ternyata Chifa bener?" Alex terkekeh. "Dia memang bener dan selalu jujur. Sayangnya kamu gak percaya dia."

Dari Alex Marvel beralih menatap Chifa yang masih bersembunyi di balik tubuh Alex. Terlihat Chifa tidak berniat keluar dari tempat persembunyiannya. Beberapa detik setelahnya Marvel kembali fokus pada Alex. "Berapa hutang orang tuanya? Aku tebus, dan lepaskan Chifa."

Kayla dan Chifa terkejut. Terutama Kayla yang tidak mengerti mengapa Marvel mau menebus Chifa. Bukan kah Chifa tidak ada artinya di dalam hidup Marvel? Kayla maju satu langkah kemudian menggenggam tangan Marvel. "Marvel, kamu apa-apaan? Ngapain kamu mau nebus di-"

"Diam!" Marvel menghentakkan tangannya agar terlepas dari Kayla. "Kamu gak usah ngomong apapun lagi. Kamu gak berhak ikut campur urusanku. Aku udah tahu semua kebusukan kamu. Aku dengar semua percakapan kalian tadi."

Mengetahui ternyata Marvel mendengar semuanya, Kayla menjadi panik. Ia tidak ingin kehilangan Marvel juga. "Vel, kamu salah paham. Aku cum-"

"Diam!" bentak Marvel. "Semua udah jelas. Aku gak salah paham kali ini." Kemudian Marvel kembali fokus pada Alex. "Jawab pertanyaanku tadi. Berapa? Malam ini juga aku tebus."

Tahu Marvel akan menebus dirinya, Chifa ingin keluar dari balik punggung Alex namun tangan Alex lebih dulu mencekal tangannya.

"Bukan urusanmu, Marvel. Aku gak akan lepas Chifa," ucap Alex menatap lurus-lurus pada Marvel. Kemudian Alex menoleh kebelakang untuk melihat Chifa. "Dan apa kamu lupa, Chifa. Apa yang pernah dia lakuin ke keluarga kamu? Dia bilang kamu penipu, gila, stres dan lainnya. Bahkan saat kamu minta bantuan dia sampai bersujud di kakinya sekalipun, dia malah tarik kakinya kasar sampai kamu jatuh mencium tanah dan dia gak peduli. Apa kamu masih mau lari ke dia minta bantuan? Apa kamu mau berhutang budi sama orang seperti dia?"

Chifa menatap Marvel cukup lama, dan kemudian berangsur kembali bersembunyi di balik punggung Alex.

Melihat Chifa berada di pihaknya, Alex tersenyum menang. "Lihat? Dia gak mau dibantu sama kamu."

Marvel mengepalkan tangan. "Itu karena kamu hasut dia."

"Aku gak menghasut dia. Aku cuma mengingatkan dia aja. Kayaknya kamu orang yang gak sadar diri, Marvel," balas Alex dengan sengit.

Marvel maju selangkah agar bisa melihat Chifa. "Ayo Chifa. Saya bakal tebus kamu. Apa kamu mau tinggal selamanya sama Alex yang seorang rentenir?"

Chifa menggeleng, akan tetapi Marvel tidak tahu apa artinya. Apakah menggeleng tidak mau bersama Alex atau tidak mau ikut dengannya.

"Marvel, ngapain kamu ngurusin dia? Dia bukan siapa-siapa kamu." Kini giliran Kayla berbicara lagi. Ia harap Marvel sudah sedikit melupakan apa yang dia dengar setelah sedikit berdebat dengan Alex tadi. Tapi siapa sangka Marvel malah menatapnya dengan tajam.

"Kamu yang bukan siapa-siapa aku lagi," ucap Marvel penuh penekanan.

Tiba-tiba Kayla bersimpuh di kaki Marvel. "Vel, aku mohon. Maafin aku. Jangan putusin aku. Kasih aku kesempatan kedua, Vel. Aku mohon."

Selagi Kayla memohon-mohon di kaki Marvel. Alex meraih tangan Chifa dan hendak membawanya pergi. Akan tetapi langkah Alex sempat terhenti ketika merasa orang yang ia tarik berhenti melangkah. Begitu melihat ke belakang, ternyata tangan kiri Chifa ditahan oleh Marvel.

"Kamu gak bisa bawa Chifa gitu aja. Aku mau tebus dia," ucap Marvel menatap sengit.

Alex juga menatap dengan tatapan yang sama. "Aku gak berminat sama uang tebusan. Aku gak akan lepasin Chifa."

Marvel mengerutkan kening. "Kenapa? Kamu jadiin dia budak karena hutang orang tuanya, kan? Sekarang aku mau bayar hutangnya, terus kenapa gak mau?"

Alex menatap Chifa sekilas sebelum menjawab pertanyaan Marvel. "Karena dia sangat berguna. Aku udah terbiasa diurus Chifa, jadi aku gak akan lepasin dia. Apalagi kalau kamu yang tebus. Ingat Marvel, kamu itu sainganku. Aku anggap aku kalah untuk saat ini karena Kayla lebih milih kamu dari pada aku. Tapi nanti, aku akan pastikan bahwa aku pasti akan menang."

Marvel menatap Chifa. "Chifa maafin aku. Maafin aku yang pernah gak percaya sama kamu. Sekarang aku serius, Chifa. Izinin aku bantu kamu."

"Chifa," panggil Alex sambil menatap Chifa.

Chifa menatap Alex dan Marvel secara bergantian. Jika diingat-ingat, rasa sakit hatinya pada Marvel memang sangat dalam. Pertama, cintanya tidak pernah terbalas. Kedua, Marvel tidak mempercayai dirinya dan menuduh dirinya penipu. Ketiga, Marvel memecat bi Sumi yang tidak tahu apa-apa, kemudian mencabut kebaikan terhadap ayahnya. Semua alasan itu cukup membuat dirinya tidak ingin ditolong lagi oleh Marvel. Apalagi sekarang Marvel tidak terlihat begitu merasa salah dan menyesal.

Sambil menatap Marvel, Chifa memutar tangannya agar genggaman Marvel pada pergelangan tangannya bisa terlepas.

"Chifa." Marvel memanggil Chifa yang sedang melepaskan tangan. Begitu tangannya terlepas, Chifa berjalan mengikuti Alex yang menariknya. "Chifa. Chifa tunggu! Chif-"

"Marvel, mau ke mana?" Kayla menahan tangan Marvel yang hendak menyusul Chifa. Karena Alex membawa Chifa dengan cepat serta tangan Kayla yang terus menahan tangannya, Marvel pun gagal mengejar Chifa. Semakin kesal, Marvel menepis tangan Kayla dengan kasar.

"Menjauh dariku! Kita putus!" Kemudian Marvel masuk ke dalam kamarnya sambil membanting pintu.

* * * *

"Tuan, kita mau ke mana?" tanya Chifa pada Alex yang sedang duduk disebelahnya tanpa suara. Sejak keluar dari hotel, Alex tak mau berbicara sama sekali. Hal ini sedikit menakutkan untuk Chifa. Chifa takut tiba-tiba Alex akan mengamuk.

"Pulang ke Bali," jawab Alex singkat.

"Tapi baju-"

"Gak usah dipikirin. Sekarang kamu diam aja, jangan bikin saya emosi," potong Alex tanpa menatap Chifa.

Akhirnya Chifa diam seribu bahasa. Alex telah menyuruhnya diam, itu artinya ia memang benar-benar harus diam. Sambil diam ia memikirkan Marvel yang tadi terlihat benar-benar ingin menebusnya. Tapi sayang, Marvel telah terlambat. Ia sudah terlanjur kecewa dan membenci pria bernama Marvel.




Aduh, penasaran gak sama kelanjutannya. Hm ... Siapa nih yang lebih milih Alex dari pada Marvel? Enaknya Marvel kita bikin menyesal dulu apa langsung Chifa yang lari ke Marvel ya? Ayo, ayo, ayo, siapa yang cocok untuk Chifa. Pilih Marvel atau Alex?
Ayo tulis jawabannya. Sely menunggu jawaban kalian guys👌

Pembantu SablengkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang