Tanggung Jawab

6K 456 16
                                        

Mentari datang menyinari bumi Indonesia. Liana menguap sambil merentangkan seluruh badannya. Setelah kesadarannya terkumpul semua, ia menoleh ke samping. Terlihat suaminya masih tidur dengan pulas. Karena hari ini hari Minggu, suaminya tidak berangkat bekerja jadi ia tidak ingin mengganggu tidur pulas suaminya.

"Oh iya. Hari ini aku sama bi Sumi mau buat kue." Ia teringat dengan rencana yang telah ia buat untuk hari ini. Karena besok Ghazali akan kembali ke Yogyakarta, maka ia dan bi Sumi berencana membuat kue agar nanti bisa menjadi oleh-oleh untuk keluarga pak Ghazali di kampung.

Setelah menggulung rambutnya asal. Ia pergi mencuci muka dan menggosok gigi. Selesai dengan kegiatan rutin paginya, ia langsung keluar dari kamar.

Saat berjalan di koridor lantai dua, ia berhenti melangkah di depan kamar Marvel. Ia mengerutkan kening. Pintu kamar Marvel terbuka dan dari luar tak terlihat Marvel ada di dalam.

"Lah, jam segini udah bangun? Tumben. Biasanya kalau hari Minggu suka lambat bangun dan gak pernah keluar kamar."

Tiba-tiba ia menjadi penasaran ingin tahu apa yang dilakukan anaknya pagi-pagi begini. Akan sangat bangga dirinya jika Marvel bangun pagi dan sudah beraktivitas. Itu artinya ada perubahan yang baik pada anaknya.

Pertama-tama ia mencari ke halaman belakang di mana ada tempat berolahraga outdoor. Akan tetapi ia tidak mendapati Marvel ada di sana. Kembali ia mencari Marvel ke ruang kerja, ruang alat musik, ruang tamu, kolam renang, halaman depan, dan terakhir dapur. Di dapur hanya ada bi Sumi yang sedang mulai memasak.

"Pagi, Nya," sapa bi Sumi ramah.

Liana tersenyum juga. "Pagi juga, Bi. Oh ya, Bibi ada lihat Marvel gak?" tanyanya yang memang sekarang tujuannya adalah mencari putranya.

Bi Sumi terlihat bingung. "Bukannya hari Minggu dan di jam begini tuan Marvel masih tidur ya, Nya?"

Liana mengangguk. "Iya biasanya memang begitu, tapi ini luar biasa. Karena dia gak ada di kamar makanya saya penasaran banget dia lagi ngapain sekarang. Kan tumben-tumbenan dia udah bangun dan gak ada di kamar."

Bi Sumi mengangguk-anggukkan kepala. Benar juga, tumben sekali Marvel bangun pagi. Tapi kemudian ia memiliki pemikiran lain. "Ah, saya tanya dulu sama Chifa. Siapa tahu dia tahu tuan Marvel ke mana."

Liana mengangguk setuju. "Iya bener. Siapa tahu dia tahu." Liana menoleh kesana-kemari tapi tidak menemukan yang ia cari. "Tapi di mana Chifa?"

"Kayaknya masih tidur, Nya. Pasti dia masih kecapean karena baru sampe sini kemarin sore. Saya sengaja gak bangunin karena kayaknya dia butuh istirahat. Tapi biar saya bangunin dulu. Siapa tahu tadi malem tuan Marvel ngasih tahu Chifa kegiatan pagi tuan Marvel hari ini," jawab bi Sumi.

Liana pun mempersilahkan bi Sumi pergi ke kamar Chifa yang berada di belakang dapur. Sembari menunggu bi Sumi, ia duduk sebentar di meja makan. Baru duduk berbeda detik ....

"Astaghfirullah!"

Bi Sumi berteriak keras sekali hingga ia terkejut. Takut terjadi sesuatu, ia langsung bangkit dan berlari kecil ke arah kamar Chifa. Begitu sampai di depan kamar Chifa, Liana melihat bi Sumi sedang mematung di tempat dengan wajah sangat terkejut. Bi Sumi terlihat menatap ke dalam kamar Chifa.

"Ada apa, Bi?" Liana langsung menghampiri dan ikut melihat ke dalam.

Akan tetapi betapa terkejutnya ia melihat orang yang ia cari sejak tadi tengah duduk di ranjang anak orang dengan penampilan yang acak-acakan, tampak baru bangun tidur. Ia menatap Marvel dan Chifa secara bergantian dengan tatapan tak percaya. Jantungnya seakan akan copot dari tempatnya.

"Ma-Mamah, ini gak seperti yang Mamah dan bi Sumi pikirin. Aku sama Chifa gak-"

Plak! Satu tamparan keras langsung Liana layangkan setelah berada di depan Marvel yang masih duduk di tempat. "Apa-apaan ini, Marvel!"

Pembantu SablengkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang