Hari yang ditunggu-tunggu Chifa akhirnya tiba. Hari ini, sesuai janji Marvel, ia akan bertemu dengan Alex di Yogyakarta. Pada awalnya, asisten Alex berkata bahwa Alex menolak pertemuan ini. Namun setelah tahu ini adalah permintaan Chifa yang sedang mengidam, akhirnya Alex setuju. Dan seperti biasa, mereka akan bertemu di hotel Antar Mitra Jaya - hotel milik LR Sky.
Tadi siang Chifa dan Marvel telah tiba di Yogyakarta. Mereka langsung menuju hotel untuk beristirahat. Acara makan malam bersama Alex akan dilaksanakan pada pukul 8 malam. Mereka masih memiliki banyak waktu untuk beristirahat.
"Mas, Mas gak marahkan aku ketemu sama tuan Alex?" tanya Chifa yang sedang bersandar di dada Marvel. Ia mendengar detak jantung Marvel yang langsung berubah cepat begitu ia menyebut nama Alex.
Marvel mengusap lembut rambut Chifa. "Marah, tapi mau gimana lagi? Untuk dedek gak apa-apa, mas bisa berkorban nahan emosi."
Chifa tersenyum kemudian mendongak untuk melihat wajah suaminya yang sedang berbaring itu. "Mas, aku mau mandi dulu."
Marvel mengerutkan kening. "Terus?"
Pipi Chifa langsung memerah. "Mas tutup mata dulu. Kan aku mau turun."
Seketika Marvel tertawa. Ia lupa istrinya ini masih pemalu walaupun sering 'memalukan'. Ia mengangguk dan tersenyum. "Iya mas merem nih." Marvel benar-benar memejamkan matanya.
Segera Chifa menyingkap selimut, turun dari ranjang, kemudian berlari kecil menuju kamar mandi. Dengan jahil Marvel berteriak, "Waw! Bohaynya istriku." Padahal matanya terpejam rapat.
Seketika Chifa menutupi aset-asetnya dan berbalik. Ia pikir suaminya sedang mengintip. "Mas!" Melihat Marvel tertawa sambil memejamkan mata Chifa menjadi kesal. Ternyata suaminya hanya mengerjai saja. "Iiiih! Nyebelin!"* * * *
Alex duduk berhadapan dengan sepasang suami istri. Yang mana suaminya ia benci, dan istrinya ia cintai. Sebenarnya sejak melihat mereka, ia ingin sekali melayangkan tinju pada si suami dan membawa kabur si istri. Akan tetapi ia tahu, kebahagiaan si istri itu adalah si suami. Ia hanya ingin si istri bahagia apalagi si istri sedang mengandung.
"Kalau bukan karena Chifa ngidam, aku gak sudi datang," ucap Alex tajam.
Marvel melirik pada Alex yang duduk di depannya. "Kalau bukan karena permintaan istriku tercinta, aku gak akan bawa dia ketemu sama laki-laki kejam," balas Marvel sama tajamnya.
Sejak tadi kedua pria itu terus saling menyudutkan. Sementara kedua pria itu saling menyindir tajam, Chifa malah tersenyum sambil memakan es krimnya. Ia menertawakan kebohongan pertamanya, yakni mengindam ingin bertemu dengan Alex. Sebenarnya ini adalah rencananya, mempertemukan Alex dan Marvel. Ia ingin mereka menyelesaikan semua masalah dengan kepala dingin. Tidak baik saling menyimpan dendam. Jika mereka masih saling menyimpan dendam, maka hidup mereka ke depannya tidak akan tenang.
"Sekarang kamu udah ketemu sama Alex, ayo kita pulang." Marvel berdiri mengajak Chifa pulang, padahal mereka belum menyentuh makanan yang terjadi sedikitpun.
Chifa menggeleng. "Tunggu dulu, Mas. Masa cuma sebentar. Aku aja belum ngobrol sama tuan Alex." Chifa memelas.
Karena Chifa memelas, Marvel pun kembali duduk. Matanya menatap tajam pada Alex. Masih teringat jelas bagaimana pria itu datang di acara pernikahannya dan membuat keributan. Ia semakin kesal mengingat itu semua.
"Ya udah, kalau mau ngomong cepetan," ucap Marvel malas.
Chifa tersenyum kemudian menatap Alex. "Tuan, saya mau minta maaf. Saya minta maaf kalau saya pernah nyinggung Tuan, berbuat yang gak baik, dan pernah jelek-jelekin Tuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembantu Sablengku
Romantizm"Sableng-sableng gini hanya untuk dirimu, Tuan!" Chifa. Stres, gila, gendeng, sableng, adalah predikat yang diberikan oleh Marvel untuk Chifa. Seorang crazy rich bertemu dengan seorang crazy maid. Baru kali ini Marvel bertemu dengan pembantu yang me...