Pagi harinya, Semua anggota keluarga telah berkumpul di meja makan. Mereka menunggu Chifa dan Marvel turun dari kamar sambil berbincang ringan. Pagi ini suasana lebih indah karena di rumah ini ada sepasang manusia yang telah menyempurnakan ibadahnya dengan mengikuti sunnah Rasulullah yakni menikah. Alvian sendiri sudah tidak sabar ingin lanjut menggoda adiknya.
Tak lama kemudian terlihat sepasang pengantin baru turun dari lantai dua. Sang wanita terlihat ceria, sedangkan sang pria terlihat menekuk wajahnya. Sungguh kontras mereka berdua.
"Vel, pagi-pagi udah cemberut aja. Kurang emangnya?" tanya Alvian setelah Marvel dan Chifa tiba di meja makan.
Marvel yang mengerti maksud kakaknya langsung melayangkan tatapan tajam. Sedangkan Chifa yang tidak mengerti apa-apa hanya tersenyum dan duduk di samping suaminya.
"Vel, jadi gimana? Kapan mau ngurus pernikahan ke KUA dan kapan mau ngadain pesta?" tanya Eddy serius.
Marvel menerima piring yang diberikan oleh Chifa. "Secepatnya aja, Pah. Tapi kalau dalam waktu seminggu ini jelas gak bisa. Masih banyak pekerjaan dan ngurus nikah KUA ini gak bisa sehari jadi apalagi harus ngurus dulu NA Chifa. Dan untuk pesta, pasti butuh waktu juga untuk segala persiapannya," jawab Marvel serius pula.
"Kalau dua minggu lagi bisa? Mamah gak sabar pengen ngurusin acara nikahan kamu. Lagian kalau kelamaan, takutnya Chifa ngisi duluan," ujar Liana tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi diantara Marvel dan Chifa.
Chifa yang tidak paham malah bertanya. "Isi apa, Nyonya?"
"Hus, panggil 'mamah' jangan nyonya lagi," koreksi Liana.
Chifa menyengir kuda. "Hehehe, iya. Memangnya isi apa, Mah? Chifa gak ngisi apa-apa."
Yang lain hanya tersenyum, sedangkan Marvel hanya bisa menghela nafas sambil menggaruk pangkal hidungnya. Benarkan, sebenarnya Chifa tidak tahu apa-apa.
Liana terkekeh. "Isi bayi, Sayang. Kan kamu sama Marvel udah duluan 'itu'. Takutnya ngisi duluan dan nanti malah orang bingung, nikahnya baru sebulan, usia bayinya udah lebih dari segitu."
Tiba-tiba Chifa tertawa terbahak-bahak hingga membuat semua heran. Entah apa yang merasukinya. Chifa terus tertawa dan tak peduli keluarga sudah menatap bingung. "Mana mungkin, Mah. Kami aja belum ngapa-ngapain. Bahkan tadi malem saya ajak tuan Marvel malam pertama, tuan Marvel malah nolak."
Alvian yang hendak menyuapkan nasi langsung menganga tak percaya. Bahkan sendok yang ada di tangannya sampai terjatuh. Begitu juga dengan yang lain, mereka semua melongo tak percaya.
Marvel memejamkan mata frustrasi. Mengapa Chifa harus sejujur itu. Bisakah gadis itu mengerem mulutnya sedikit? Sungguh memalukan dirinya.
Eddy langsung menatap Marvel. "Marvel, bener itu?"
Semua mata pun berubah tertuju pada Marvel.
Marvel mengangguk. "Iya, Pah."
"Hah! Kok bisa?" Alvian berkata kencang sekali.
Marvel menghela nafas. Ia harus menjelaskan semuanya walaupun sudah terlambat. "Aku nolak karena aku belum pernah nyentuh Chifa. Aku takut dan gak tahu harus gimana. Lagian aku yakin Chifa sendiri gak tahu betul apa itu malam pertama. Dia cuma minta doang. Nanti kalau aku kabulkan dan dia baru tahu, yang ada nanti dia malah nyalahin aku."
Seketika Eddy beralih pada Chifa. Ia ingat Chifa akan berkata jujur. "Bener yang dibilang Marvel, Chifa?"
Chifa menggeleng. "Bohong."
Marvel terkejut dan melototi Chifa. Mengapa gadis itu berbohong?
"Kata siapa kami belum bersentuhan. Orang tadi malem saya meluk tuan Marvel kok. Tuan Marvel bohong. Nah, tapi kejadian dua hari yang lalu baru bener. Kami gak bersentuhan. Habis ngasih tuan Marvel obat, tuan Marvel numpang baring sebentar karena kepala pusing. Eh, gak sengaja tuan Marvel ketiduran. Nah terus, karena nunggu tuan Marvel gak juga keluar kamar, akhirnya saya ikut ketiduran. Gak taunya pagi-pagi Bibi teriak terus dateng nyo-eh, Mamah maksudnya. Ya saya bingung. Orang kami gak ngapa-ngapain kok disuruh nikah. Padahal kan bener tuan Marvel gak nyentuh saya. Pegangan tangan aja enggak, apalagi pelukan," lanjut Chifa yang membuat Marvel lega. Akhirnya Chifa menjelaskan semuanya dan pastinya semua orang akan percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembantu Sablengku
Romans"Sableng-sableng gini hanya untuk dirimu, Tuan!" Chifa. Stres, gila, gendeng, sableng, adalah predikat yang diberikan oleh Marvel untuk Chifa. Seorang crazy rich bertemu dengan seorang crazy maid. Baru kali ini Marvel bertemu dengan pembantu yang me...