Gara-gara Bando

4.5K 416 10
                                    


Hai hai, kejutan Guys! Sely datang lagi. Hari ini Sely update sebagai rasa terima kasih atas dukungan kalian semua Guys. Makasih atas dukungannya. Makasih untuk yang udah masukkan cerita PEMBANTU SABLENGKU ke reading list kalian. Makasih juga untuk vote, dan komennya. Dan makasih juga untuk yang cuma baca aja. Walaupun cuma baca, tapi kalian tetap setia membaca. Love You Guys😘.

Dari pada kebanyakan ngomong, mending langsung aja Yuk. Lanjut ...!

Dino tersenyum ketir. "Aneh. Aku harus cari yang kaya gimana?" Tapi kemudian ia mengingat sesuatu. "Ah!" Ia baru mengerti. "Chifa."

Ia baru menyadari bahwa kriteria Alex yang Alex sebutkan adalah Chifa. Chifa itu takut pada Alex namun tak terlihat takut. Bahkan gadis itu kadang bisa dikatakan tidak ada kapoknya memancing emosi Alex dengan kelakuan anehnya. Gadis itu juga sangat ceria. Walaupun sebenarnya gadis itu takut dan tak bahagia saat bersama Alex, namun gadis itu tetap tersenyum dan terlihat riang. Dan yang ia tahu, Chifa itu perhatian pada Alex dalam segala hal. Walaupun Alex marah, Chifa tetap mendekati Alex untuk menanyakan apa keperluan Alex dan berusaha membuat amarah Alex hilang.

Ia pernah menginap di rumah Alex pada suatu malam. Pada saat itu ia tahu Alex baru selesai memukul Chifa karena Chifa salah bicara. Namun pada saat waktu makan malam tiba, Chifa kembali tersenyum seolah-olah tidak terjadi apa-apa padanya. Gadis itu terus tersenyum, ramah, dan sopan pada Alex walaupun Alex terlihat sangat garang. Istilahnya, gadis itu memasang wajah tembok dan menyiapkan mental baja. Dan waktu itu juga Chifa terus mengajak Alex berbicara. Gadis itu berusaha memulihkan suasana hati Alex yang buruk.

"Ya ampun! Ternyata tuan Alex cari yang kaya Chifa. Mana ada yang kaya si Chifa. Ada sih, tapi gak mungkin sama persis."

Dino menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia heran sekali mengapa Alex sangat membutuhkan sosok yang seperti Chifa. Apa jangan-jangan sebenarnya Alex menyukai Chifa?

"Ah, mana mungkin. Tuankan suka banget sama Kayla."

Ingat Kayla, ia malah muak. Masih teringat jelas bagaimana gadis itu menggodanya di ruang pribadi Alex saat Alex meninggalkan ruangan karena sebuah rapat. Gadis itu menggodanya dan mengatakan bahwa tubuhnya sangat menggairahkan. Untung pada saat itu ia kuat iman. Bukannya tergoda, ia malah balik marah. Ia tidak menyukai wanita penggoda. Ia menyukai gadis polos yang ceria. Seperti Chifa mungkin.

"Huh, untung tuan gak jadi serius sama si Kayla itu."

Kembali pada Chifa dan Marvel. Marvel sedang menginterogasi Chifa tentang Dino. Marvel terus bertanya mengapa Chifa terlihat akrab dengan Dino. Chifa hanya cekikikan karena Marvel mengira dirinya dan Dino memiliki hubungan khusus.

"Gak ada, Tuan. Kami gak ada hubungan apa-apa," jawab Chifa jujur.

"Atau kalian saling suka. Dino kan ramah, pasti kamu suka sama yang ramah." Marvel masih saja berprasangka.

Chifa langsung memeluk lengan Marvel. "Gak mungkin. Saya kan sukanya sama Tuan. Dari dulu malah."

Marvel langsung diam seribu bahasa. Ia baru ingat bahwa Chifa sudah mengatakan suka sejak dulu. Akhirnya ia berhenti bertanya tentang Dino dan mengajak Chifa membeli minuman. Kerongkongannya sudah kering karena matahari sangat terik.

"Mau minum apa?" tanya Marvel sambil berjalan berdampingan dengan Chifa yang masih setia melingkarkan tangan di lengannya.

"Es kelapa muda seger kayaknya," jawab Chifa sambil membayangkan betapa segarnya panas-panas begini minum es kelapa muda langsung dari kelapanya.

Marvel mengangguk setuju. "Oke. Kita cari dulu tempatnya."

Belum menemukan penjual es kelapa muda, dalam perjalanan santai mereka, Chifa melihat penjual bando. Bando-bando yang dipajang terlihat sangat imut dan lucu. Ada bando mahkota, telinga kelinci, tanduk rusa, dan lain-lain.

Pembantu SablengkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang