Marvel semakin mendekat akan tetapi Chifa masih belum memutuskan. Jantung Chifa pun semakin berdetak kencang saat nafas Marvel menyapa kulit wajahnya.
Mampus deh. Aduh gimana ini?
Marvel berhenti kala Chifa tidak merespon apapun. Ia pun sedikit mundur untuk melihat wajah istrinya. "Kenapa? Belum siap?"
Chifa mengangguk. "Tapi sebenernya bukan gak siap, Mas. Tapi ... saya bingung dan ragu."
Marvel menghela nafas panjang. Yah, terpaksa ia harus bersabar lagi. Ia duduk dengan benar kemudian mengelus pipi Chifa. "Mau nanti atau sekarang, semuanya sama aja, Chif. Saya suami kamu, cuma saya yang bisa sentuh kamu. Tapi kalau memang kamu belum siap, saya gak maksa," ucap Marvel lalu berdiri dan mengambil kaosnya yang tadi ia buang ke lantai.
Sambil memandang Marvel yang sedang mengenakan pakaian kembali, Chifa teringat pada ucapan Laila tadi.
"Jadi Mbak belum malam pertamaan?" Terlihat jelas wajah tak percaya Laila. "Ya ampun, Mbak, gak boleh gitu. Kalau udah nikah, ya harus malam pertamaan. Dosa loh kalau nolak suami. Lagian, nanti kalau suaminya malah minta malam pertama sama perempuan lain gimana?"
Saat itu Chifa membuang nafas kasar. "Bukan mbak nolak, tapi mas Marvelnya aja gak pernah minta. Malah pas awal nikah, mbak minta malam pertama dia malah kelihatan ketakutan."
Kini Chifa ingat kata-kata itu. Bagaimana jika nanti Marvel akan lari ke Kayla yang jelas-jelas selalu ingin menempel pada suaminya ini? Bisa gawat jika Marvel tidak mendapatkan malam pertama dari dirinya.
Huh, gak akan aku biarin pelakor mengibarkan bendera kemenangan.
Marvel berniat untuk pergi sebentar agar pikirannya bisa tenang. Namun saat akan melangkah, ia merasa ada tangan mungil yang menggenggam tangannya. Ia pun menoleh.
"Saya mau, Mas. Mas jangan pergi," ucap Chifa dengan wajah memelas.
Marvel menaikkan sebelah alisnya. "Memangnya saya mau pergi ke mana? Saya cuma mau turun ngambil minum."
Hah? Turun? Gawat, pasti nanti ketemu lagi sama Claudya. Bisa-bisa nanti mas Marvel minta malam pertama ke Claudya. Gak, gak boleh dibiarin.
(Author menepuk kening : Chifa, Chifa, pikiranmu kok nyeleneh. Claudya kan sepupunya Marvel. Ya kali Marvel mau minta gtrwyqfdlkj🤣🤣 sampai gak bisa berkata-kata aku.)
Tiba-tiba Chifa menarik tubuh Marvel dengan penuh tenaga hingga Marvel berbaring di atas kasur. Belum sempat Marvel mencerna keadaan, Chifa sudah menduduki perutnya.
"Chifa? Kamu ngapain?" tanya Marvel panik.
Chifa langsung cemberut. "Katanya mau malam pertamaan, kok malah nanya sih. Nyebelin."
Marvel berpikir sejenak kemudian tersenyum lebar. "Owh ...." Marvel menggenggam kedua tangan Chifa sambil menatap istrinya. Dia tidak peduli dengan perutnya yang sesak karena diduduki oleh Chifa. Lagi pula itu tidak berat menurutnya. "Beneran mau?" tanya Marvel memastikan.
Chifa mengangguk sambil tersenyum.
Marvel tersenyum lagi kemudian membalikkan posisi. Kini posisi mereka bertukar. "Jangan buru-buru. Pelan-pelan aja."Tak. Lampu kamar Marvel langsung padam karena Marvel menekan saklarnya. Kini tinggalah lampu nakas yang membuat kamar menjadi temaram. Marvel mendekatkan wajahnya pada wajah Chifa lalu berbisik. "I love you, Chifa."
Dan setelahnya terjadilah sesuatu yang tidak bisa dituliskan oleh Author. Author tidak ingin membuat dosa jariah dan menjerumuskan pembaca pada sebuah dosa karena membaca cerita 21+. Karena Author sangat menyayangi pembaca, Author ingin memastikan cerita yang Author buat tidak membuat pembaca dituntut diakhiri. I love you, semoga kita bisa ke Jannah bersama-sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembantu Sablengku
Romance"Sableng-sableng gini hanya untuk dirimu, Tuan!" Chifa. Stres, gila, gendeng, sableng, adalah predikat yang diberikan oleh Marvel untuk Chifa. Seorang crazy rich bertemu dengan seorang crazy maid. Baru kali ini Marvel bertemu dengan pembantu yang me...