Alex Suka Chifa?

5.2K 472 10
                                    

Setelah mengantarkan Ghazali ke bandara. Eddy dan Liana tidak kembali ke rumah, sepasang suami-istri itu pergi melihat vila mereka terlebih dahulu yang terletak di Bogor. Sedangkan Chifa dan Marvel langsung kembali ke rumah. Mereka sampai di rumah pada siang hari. Marvel langsung masuk ke dapur karena sudah merasa lapar. Akan tetapi ternyata makan siang belum disiapkan karena bi Sumi masih mengurus rumah. Akhirnya Marvel memutuskan untuk memasak mie instan sendiri.

"Aduh, suamiku lagi masak ya?" Tiba-tiba Chifa masuk ke dalam dapur.

Marvel yang sedang membuka bungkus mie instan langsung berbalik. "Kamu ini istri apaan. Udah tahu suaminya masak bukannya dibantuin malah diejek. Bantuin dong."

Chifa mengangguk dan langsung mengambil alih pekerjaan Marvel. Siang ini ia sedang tak ingin mengoceh. Hari ini adalah hari pertamanya menjadi istri Marvel, oleh sebeb itu ia ingin menikmati waktu damai dengan Marvel.

"Duduk dulu aja, Tuan. Nanti saya masakin yang lain. Kalau cuma makan mie aja gak akan kenyang."

Marvel menurut dan langsung duduk di meja makan. Beberapa menit kemudian Chifa sudah selesai memasak dan menghidangkan makanan di atas meja. Marvel langsung mengambil piring dan mengambil lauk yang baru saja Chifa makan.

"Biar saya yang ngambilin. Tuan mau makan apa?" Chifa mengambil alih piring yang ada di tangan Marvel.

"Semuanya aja. Tapi sedikit-sedikit," jawab Marvel karena semuanya tampak lezat.

Setelah semua lauk pauk yang diinginkan oleh Marvel sudah ada di dalam piring, Chifa menyerahkan piring tersenyum. "Makan yang banyak ya, Tuan." Chifa juga ikut duduk dan mengambil makanan. Sebenarnya Chifa sedang tidak lapar, akan tetapi ia ingin menemani Marvel makan.

Sambil menyuapkan makanan ke dalam mulut, Chifa mencuri pandang pada Marvel yang sedang fokus makan. Saat fokus seperti ini, ternyata Marvel terlihat jauh lebih tampan walaupun sedang makan. Jika boleh dikatakan, secara fisik Marvel sangat sempurna. Dari sudut manapun, suaminya ini akan terlihat sangat tampan. Tinggi badan, proporsi tubuh dan otot-ototnya berpadu dengan sempurna. Sungguh, Allah telah menciptakan makhluk dengan sangat indah.

Sedang asik-asik mengagumi wajah Marvel, tiba-tiba Chifa dikejutkan oleh teguran seseorang.

"Ngapain lihatin saya begitu?"

Chifa terkejut. Kejadiannya sama seperti tiga hari yang lalu. Ia ketahuan mencuri pandang dan sekarang ketahuan memperhatikan. Ternyata sejak tadi Marvel sudah mengetahui bahwa dirinya diam-diam memperhatikan wajah tampan Marvel. Sambil gugup Chifa mengalihkan pandangan. Rasanya malu sekali ketahuan memperhatikan secara diam-diam. "Enggak. Cuma tadi kayak ada nyamuk di muka Tuan."

Marvel hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Ternyata Chifa mulai pandai mengelak. Marvel kembali menatap Chifa yang sedang menyuapkan nasi.

Entah mengapa matanya tiba-tiba seperti tertarik untuk memperhatikan wajah Chifa dengan dalam. Dan ternyata setelah diperhatikan, Chifa itu cantik dan menarik. Ada sesuatu yang membuat gadis itu terlihat mempesona dengan pesonanya sendiri. Walaupun Chifa tidak secantik artis-artis dan bahkan tidak secantik Kayla, namun Chifa terlihat lebih menarik. Entah mengapa baru sekarang ia menyadari.

Eh. Apaan sih aku ini. Marvel langsung menggeleng dan mengalihkan pandangannya ke sembarang arah yang penting tidak melihat Chifa. Dan sialnya sekarang jantungnya jadi berdebar.

Entah apa yang terjadi padanya sekarang. Setelah mengakui Chifa cantik, jantungnya tiba-tiba berdebar seolah-olah tertarik. Padahal sebelum-sebelumnya ia tidak memiliki perasaan apapun. Apa karena sekarang mereka sudah sah menjadi sepasang suami-istri sehingga rasanya tidak biasa lagi?

"Ekhm." Ia berdeham untuk melepas kecanggungan.

Karena ia berdekham, Chifa jadi menatapnya. Hal itu dapat ia lihat lewat ujung matanya.

"Tuan kenapa? Kok pipinya merah? Apa Tuan sakit lagi?" tanya Chifa.

"Hah?" Marvel langsung memegang pipinya. Ah, sial. Kenapa merah?! Mampus aku kalau si Chifa tahu aku canggung gara-gara lihat dia. Marvel berdeham lagi. "Enggak kok. Mmm ... mungkin iya juga. Saya cuma kecapean aja, tapi saya gak sakit."

Chifa hanya mengangguk mengerti saja. Chifa kembali melanjutkan makannya dengan  lahap. Melihat Chifa makan, Marvel pun langsung ikut makan. Ia ingin fokus dan menyingkirkan pemikiran tentang mengapa jantungnya tiba-tiba berdebar seperti tadi.

Beberapa menit kemudian, akhirnya Marvel dan Chifa selesai makan. Selesai minum Chifa menatap piring Marvel. "Tuan udah selesai?" tanya Chifa.

Marvel mengangkat kepalanya. "Iya."

"Kalau gitu siniin. Mau saya cuci sekalian," ucap Chifa sambil mengulurkan tangan meminta piring bekas Marvel.

Marvel menyerahkan piringnya pada Chifa. Setelah itu ia memandangi Chifa yang beranjak ke wastafel untuk mencuci piring. Tiba-tiba matanya turun ke kaki Chifa.

Chifa memakai rok hitam yang panjangnya dibawah lutut sehingga betisnya terlihat. Ia memperhatikan kulit kaki Chifa yang terlihat mulus, bahkan sangat mulus. Seingatnya, dulu kaki Chifa tidak semulus ini. Kaki gadis itu memiliki banyak bekas luka masa kecil dan kulitnya terlihat sedikit gelap. Lalu mengapa sekarang mulus seperti ini? Apa jangan-jangan Alex merawat kulit Chifa?

"Kamu perawatan kulit ya?" Ia penasaran, jadi ia memutuskan untuk bertanya.  Siapa tahu Chifa mau memberitahu.

Chifa menoleh ke belakang, kemudian menunduk untuk melihat dirinya sendiri. "Oh, iya. Tuan Alex yang nyuruh saya ke klinik kecantikan setiap minggu. Dia bilang dia risih lihat saya urakan. Dia juga nyuruh bi Tia beliin baju baru untuk saya setiap dua Minggu sekali. Dia bilang pembantunya harus kelihatan rapi karena dia sering kedatangan tamu ke rumah."

Chifa tiba-tiba tersenyum. "Tuan Alex baik sebenarnya. Dia selalu merhatiin kesehatan saya walaupun dia sering mukul saya. Dia juga sering marah kalau saya pecicilan. Bahkan dia pernah marah besar karena saya jatuh dari tangga."

Marvel diam dengan ekspresi datar. Namun di dalam hatinya tidak percaya melihat Chifa malah tersenyum saat menceritakan tentang Alex. Barusan gadis itu mengatakan Alex 'sering mukul', berarti Alex memang sadis. Bisa-bisanya seorang pria main tangan pada seorang wanita. Tapi ia juga berpikir, betapa anehnya sikap Alex pada Chifa. Marah jika melihat Chifa pecicilan yang akan menyebabkan Chifa terluka. Bukan kah itu sikap posesif?

Apa Alex sebenernya suka sama Chifa?

Tiba-tiba Marvel merasakan hatinya panas. Rasanya ada sesuatu yang membuat ia marah ketika memikirkan seandainya ternyata Alex menyukai Chifa.

* * * *

Hayo loh Marvel, kenapa itu sama jantung yang berdebar 🙃

Pembantu SablengkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang