Surprise! Malam ini up dua episode. Hehehehe. Semoga kalian suka ya Guys☺️. Ini bentuk rasa terima kasih Sely atas dukungan kalian. Baik yang ngasih vote, komentar, ataupun cuma baca aja. Pokoknya makasih banyak ya. Love you!
Malam ini Marvel sedang bekerja di ruang kerjanya. Padahal empat hari lagi pesta pernikahannya, tapi ia tidak bisa benar-benar cuti. Walaupun cuti kantor, namun pekerjaan tetap datang ke ruang kerja di rumahnya. Walaupun lelah, namun Marvel tidak akan pernah mengeluh. Perusahaan LR Sky adalah tanggung jawabnya, masa depan keluarga Willson, dan tentunya usaha menafkahi Chifa.
Tok tok tok
Marvel yang sedang membaca laporan keuangan di layar laptop mempersilahkan orang yang mengetuk pintu untuk masuk. Sepertinya yang datang adalah Chifa.
"Hai, Kak!" sapa Claudya dengan sangat semangat.
Marvel menghela nafas terlebih dahulu baru menatap Claudya. Mengapa gadis ini tidak ada bosan-bosannya menempel terus pada dirinya? Padahal baru satu jam ia terlepas dari Claudya, dan kini gadis itu datang kembali. Dan anehnya, Chifa terlihat tidak masalah sama sekali. Biasanya istrinya itu akan menunjukkan wajah kesal. Sejak datang Laila, Chifa lebih banyak menghabiskan waktu bersama sepupunya itu. Dan jujur, itu sedikit membuatnya cemburu.
"Kak, aku bawa kopi nih. Aku tahu Kakak pasti capek. Seharusnya kak Chifa yang ngasih, tapi kayaknya dia gak peduli deh. Istri apaan gak merhatiin suaminya, bukan istri yang baik," ucap Claudya sambil meletakkan cangkir kopi di atas meja kerja Marvel.
Marvel melirik sekilas pada Claudya kemudian kembali pada layar laptop. "Kamu jangan sok tahu. Dia itu istri yang baik. Jangankan cuma secangkir kopi, hal kecil kayak nyiapin air mandi, pasang dasi, bahkan makein sepatu selalu dia lakuin. Sekarang ada saudaranya, jadi wajar aja kalau dia masih nyambut kedatangan saudaranya. Itu sopan-santun."
Claudya langsung cemberut. Marvel membela Chifa di depannya, itu sangat menyakitkan. Padahal sebelum Marvel menikah dan pada saat dulu ia tinggal di rumah ini, Marvel sangat sayang padanya. Semua keinginannya selalu dipenuhi dan Marvel selalu melindunginya.
Sekarang saat ia kembali, Marvel telah memiliki istri dan ia merasa Marvel sudah tidak peduli lagi padanya.
Walaupun kesal, namun Claudya kembali tersenyum. "Aku temenin ya, Kak. Aku bisa kok bantu-bantu sedikit."Tanpa persetujuan Marvel, Claudya langsung duduk di samping Marvel. Memaksa Marvel geser sedikit agar bisa berbagi tempat duduk.
Sebenarnya Marvel sangat tidak nyaman dan juga kesal. Namun ia tidak ingin membuat Claudya marah dan menangis. Gadis ini, jika dilawan, maka akan semakin menjadi. Jadi biarlah selama tidak membuat Chifa marah.
* * * *
"Mbak, aku udah ngantuk. Aku balik dulu ke kamar ya. Soal yang Mbak bilang tadi, aku pasti akan bantu. Tenang aja," ucap Laila sambil mengedipkan mata.
Ya, selama berjam-jam mengobrol di kamar, Chifa telah banyak bercerita. Mulai dari pertama bekerja di rumah Marvel, beralih menjadi pembantu Alex, Marvel yang menebus dirinya, kemudian akhirnya menikah, sampai kelakuan Claudya yang mengesalkan semuanya ia ceritakan. Laila juga sudah berjanji untuk membantunya. Bagi Laila, Chifa adalah kakaknya sendiri.
"Oke. Makasih ya, La." Chifa melambaikan tangan karena Laila melambaikan tangan di ambang pintu.
Setelah Laila pergi, tak lama kemudian masuk Marvel. Suaminya itu pasti sudah ingin tidur.
"Udah siap ngobrolnya?" tanya Marvel sambil datang menghampiri kemudian duduk di sampingnya, di tepi tempat tidur.
Chifa mengangguk. "Udah. Seru banget," jawab Chifa dengan ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembantu Sablengku
Romance"Sableng-sableng gini hanya untuk dirimu, Tuan!" Chifa. Stres, gila, gendeng, sableng, adalah predikat yang diberikan oleh Marvel untuk Chifa. Seorang crazy rich bertemu dengan seorang crazy maid. Baru kali ini Marvel bertemu dengan pembantu yang me...