Keluarga Chifa

4.5K 375 18
                                    

"Ups!" Liana menutup mulutnya dengan telapak tangan.

Marvel terkejut dan langsung melepaskan Chifa. Begitu pula dengan Chifa yang langsung mendorong Marvel menjauh.

"Maaf. Anggap mamah gak lihat. Selamat melanjutkan." Liana langsung berbalik dan kembali menutup pintu.

Marvel berdekham karena malu pada ibunya dan juga canggung pada Chifa. Chifa juga demikian, ia tidak menyangka Marvel akan mengaku cinta padanya dan langsung menciumnya seperti itu.

Marvel mengusap tengkuknya karena salah tingkah. "Em ... A-ayo kita berangkat sekarang."

Chifa menunduk dan mengangguk. "A-ayo, Mas. Mm, tapi apa Mas gak ganti baju dulu?"

Marvel langsung melihat pada dirinya sendiri. Ia langsung menepuk keningnya. Ya ampun, hanya karena canggung, ia hampir pergi ke bandara dengan piyama tidur. "Oh ya. Ya udah saya ganti dulu."

Sedangkan di ruang tamu, Eddy terheran melihat istrinya berjalan cepat menuruni tangga sambil terus tersenyum tak jelas. Begitu sudah berhadapan dengan istrinya, barulah ia bertanya. "Kenapa Mah? Kayak orang gila senyum-senyum sendiri. Terus mana Marvel sama Chifa?"

Kenny, Nicole, dan Claudya hanya mendengarkan obrolan sepasang suami-istri itu sambil menonton televisi.

Liana langsung memeluk Eddy dengan penuh kegembiraan. Hal ini malah membuat Eddy semakin bingung dan membuat perhatian yang lain terfokus pada mereka.

"Kenapa sih Mah? Bikin penasaran deh," tanya Eddy lagi.

Liana melepaskan suaminya dan memasang wajah yang sangat gembira. "Sebentar lagi kita pasti bakal punya cucu, Pah."

Eddy mengerutkan kening. "Maksudnya?"

Liana melirik ke lantai atas untuk memastikan Marvel dan Chifa belum muncul. "Tadi pas mamah masuk ke kamar mereka, mereka lagi ...." Liana mengangkat kedua tangannya yang membentuk seperti paruh burung lalu menyatukan keduanya berulang kali.

Mata Eddy dan yang lain langsung terbelalak. "Mamah ngintip mereka lagi 'itu'? Ya ampun Mah. Lagian mereka pagi-pagi begini kok malah ...."

Liana mencubit perut suaminya. "Ish, bukan itu. Tapi baru ciuman."

Kenny dan Nicole hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Sejak dulu menantu mereka ini selalu bicara asal ceplos jika di depan mereka. Tapi jika di depan orang lain, Liana akan terlihat sangat menjaga imagenya.

Berbeda dengan Kenny dan Nicole yang terlihat senang, Claudya terlihat menekuk wajahnya. Entah apa yang ada dipikiran gadis itu.

Tak berselang lama kemudian turun Chifa dan Marvel yang telah siap untuk berangkat. Wajah Marvel terlihat bersemu sedangkan Chifa terlihat biasa saja. Jangan lupakan bahwa Chifa adalah gadis yang tak tahu malu.

"Mah, Pah, ayo berangkat," ajak Chifa sambil melingkarkan tangan di lengan Marvel. Kali ini ia tidak akan membiarkan Claudya mengambil tempatnya.

Liana dan Eddy mengangguk. "Ayo," ucap Liana.

Seperti dugaan Chifa, Claudya tidak akan tinggal diam melihat Marvel bersama dirinya. Gadis itu langsung menggaet tangan kiri Marvel dan memasang wajah sok imut. "Kak, aku ikut ya? Aku bosen di rumah."

Marvel menoleh pada Chifa dan menatap istrinya untuk meminta jawaban. Demi menjaga ikatan persaudaraan, Chifa terpaksa setuju dan mengangguk. Marvel pun tersenyum pada Chifa tanda ia berterima kasih.

"Ya udah, Ayo."

Mereka pun pergi menjemput keluarga Chifa di bandara. Eddy, Liana, Kenny, dan Nicole menaiki mobil Eddy, sedangkan Chifa, Marvel, dan Claudya naik mobil Marvel. Di dalam mobil Marvel pun Chifa tidak bisa duduk berdampingan dengan Marvel. Claudya terus merengek minta duduk di depan dengan alasan jika duduk di belakang kepalanya akan pusing. Alhasil lagi-lagi Chifa mengalah. Ya mengalah untuk menang tidak ada salahnya.

Pembantu SablengkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang