Chifa sedang mengiris bawang, sedangkan Liana sedang mencuci bayam. Mereka berdua sedang memasak untuk makan malam nanti. Begitu Chifa sampai rumah, gadis itu langsung mandi dan langsung masuk ke dapur (tidak lupa pakai baju dulu). Dalam hati Liana memuji kerja Chifa yang sangat gesit dan bagus. Masakan Chifa juga tergolong sangat enak. Tak salah ia meminta bi Sumi memanggil Chifa untuk menggantikan bi Sumi.
"Udah punya pacar belum, Fa?" tanya Liana iseng.
Selama memasak, mulut mereka tidak mau diam. Apalagi Chifa yang bercerita ngalor ngidul sampai terkadang membuat Liana tertawa karena guyonan gadis itu. Memasak dengan Chifa memang tidak membosankan sama sekali.
"Pernah punya dua kali, Nya," jawab Chifa jujur saja.
"Wah, ya pantes aja. Kamu kan cantik," ucap Liana sambil memandang wajah Chifa. Menurutnya Chifa cantik. Tidak cantik-cantik amat sih, tapi sangat menarik dan manis. Bisa dikatakan Chifa cantik dengan gayanya sendiri.
Banyak orang membuat standar kecantikan dengan kulit yang putih mulus seperti karakter novel yang sering ia baca, putih muluuuussss dan bening bercahaya. Tapi kulit Chifa tidak terlalu putih dan tidak mulus pula. Di betisnya terdapat bekas luka masa kecil atau luka bekas garukan. Ada juga bulu-bulu halus namun tidak terlihat jika tidak diperhatikan secara dekat. Hidungnya tidak mancung tapi tidak pesek. Akan tetapi Chifa memiliki mata yang indah serta bulu alis dan bentuk alis yang bagus sehingga tidak perlu memakai pensil alis.
"Ah gak juga, Nya. Mereka mau pacaran sama saya karena saya paksa," ujar Chifa menanggapi pujian Nyonyanya.
Liana tertawa mendengar ucapan Chifa. Ia pikir Chifa sedang bercanda lagi. "Masa sih? Memangnya ada cara maksanya?" tanya Liana yang masih tak menganggap serius ucapan Chifa tadi.
Chifa mengangguk. "Ada Nya. Caranya saya ikutin terus sampe orang itu bosen. Terus saya ngaku-ngaku ke semua orang kalau saya pacarnya. Nah, terus saya cari tahu tuh rahasia orang yang saya suka. Begitu dapet, saya ancam deh. Kalau gak mau jadi pacar saya, rahasianya bakalan saya bongkar," jawab Chifa sambil terkekeh di akhir ucapannya.
Liana masih menganggap Chifa bercanda. "Oh gitu."
Chifa berjalan menuju kompor. "Saya serius, Nya. Memang begitu. Gak ada tuh laki-laki yang bener-bener mau sama saya. Kata mereka saya sableng. Apalagi dulu pas tinggal di desa kulit saya item, Nya."
Liana melihat ke wajah Chifa. Kali ini tidak ada tawa ataupun senyum ceria. Wajah Chifa terlihat murung. Senyum yang sejak tadi mengembang karena candaan Chifa pun luntur begitu saja. Ia jadi meresa iba. "Mungkin karena kamu terlalu agresif? Atau, kamu terlalu terang-terangan? Mungkin kalau kamu ngubah sikap kamu sedikit, saya yakin banyak kok yang mau sama kamu. Kamu baik dan menyenangkan," ucap Liana berusaha menghibur sekaligus memberi solusi.
Chifa menoleh pada Liana. "Tapi saya lebih suka jadi diri saya sendiri, Nya. Gimanapun sikap, sifat, dan kelakuan saya, saya gak mau ubah semuanya. Ini bawaan sejak lahir. Allah udah kasih saya sifat yang kayak gini. Berarti nanti ada hikmahnya."
Liana langsung tersenyum. Benar. Tidak perlu mengubah apa yang ada di diri kita jika hanya untuk disukai. Jadilah diri sendiri dan jangan banyak memikirkan persepsi orang lain terhadap kita karena kita tidak akan sempurna. Dan suatu saat nanti akan ada orang yang menyukai kita apa adanya karena kita menarik dengan cara kita sendiri.
"Mah, aku pergi dulu ya." Marvel menuruni tangga sambil mengancingkan pergelangan tangan kemejanya.
Liana mengerutkan kening. "Mau ke mana jam segini, Vel? Bentar lagi magrib loh."
Marvel menoleh ke arah ibunya. "Nganter Keyla ke pesta."
Liana menghela nafas. Ia tahu Keyla itu siapa dan tahu bagaimana tabiat gadis itu. Ia juga tahu gadis itu siapa di mata Marvel. Oleh sebab itu ia tidak bisa melarang. "Ya udah, tapi pulangnya jangan malem-malem. Awas kalau malem-malem. Gak baik perempuan sama laki-laki keluar malem-malem terlalu lama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembantu Sablengku
Romansa"Sableng-sableng gini hanya untuk dirimu, Tuan!" Chifa. Stres, gila, gendeng, sableng, adalah predikat yang diberikan oleh Marvel untuk Chifa. Seorang crazy rich bertemu dengan seorang crazy maid. Baru kali ini Marvel bertemu dengan pembantu yang me...