Chapter 1

64.8K 3.9K 28
                                    

✯Happy Reading✯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✯Happy Reading✯



Jauh dari kerumunan, tepatnya di sudut kelas duduklah seorang gadis yang menatap kosong raport di hadapannya. 

Sesekali ia melirik ke arah teman-temannya yang tengah bersuka-cita atas kelulusan mereka. 

Benar! Hari ini adalah hari kelulusannya. Tidak terasa sudah tiga tahun terlewati sejak ia pertama kali masuk SMA.

Walaupun termasuk hari yang membahagiakan, tapi hal itu tidak membuat gadis berambut sebahu itu menyunggingkan senyum sedikitpun.

Wajahnya malah terlihat mendung sama seperti keadaan langit saat ini. Menghela nafas berat ia lantas bangkit dari duduknya, melewati teman-temannya yang tengah asyik berfoto ria bersama orang tua mereka di dalam kelas.

Wajah cerah bahagia jelas tercetak dari setiap murid. Masing-masing siswa dan siswi membawa sebuket bunga pemberian orang tua mereka sebagai hadiah dan ucapan selamat.

Melewati gerombolan orang-orang yang berlalu lalang, dengan segera gadis itu keluar kelas. Melewati koridor sekolah yang begitu ramai walaupun hari sudah menjelang sore.

Ia melirik arloji di tangan kirinya, sudah pukul 17.32. Dengan langkah cepat ia segera menuruni tangga keluar dari lingkup sekolah.

Saat hendak keluar gerbang langkahnya langsung terhenti begitu rungunya mendengar sebuah suara yang memanggilnya.

"Na, udah mau pulang?"

Sontak gadis yang dipanggil langsung membalikkan badannya. Ia hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan untuknya barusan.

Lisa yang mendapat jawaban singkat dari temannya itu hanya mengangguk-angguk mengerti, "Yaudah, hati-hati ya."

Sekali lagi Renna mengangguk, kali ini senyum cerah terbit di wajah cantiknya. Ia melambaikan tangan yang dibalas serupa oleh teman sebangkunya itu.

Setelah itu ia benar-benar melangkah pergi meninggalkan sekolah. Ditengah perjalanannya menuju halte bus, langit yang semula mendung kini mulai meneteskan airnya membasahi seluruh kota.

Renna berdecak kesal, mengambil seribu langkah ia segera berlari menggunakan raportnya sebagai payung.

Begitu bus tiba ia langsung masuk dan duduk di kursi kosong dekat jendela. Pandangannya menyapu sekitar. Hanya ada segelintir orang di dalam bus, tidak seperti biasanya yang selalu ramai akan orang-orang.

Bus pun melaju kencang di tengah hujan deras yang mengguyur kota. Walaupun hari yang mulai gelap dan derasnya rintik hujan yang menutupi pandangan.

Namun hal itu tidak membuat sopir bus memperlambat lajunya sedikitpun. Hingga di persimpangan jalan, tiba-tiba ada mobil yang menyebrang tepat di depan bus.

Panik. Sopir bus pun langsung membanting setir ke arah berlawanan dengan datangnya mobil untuk menghindari kecelakaan.

Tapi naas, hal itu malah membuat bus menabrak pembatas jalan dan terguling hingga terbalik. Alat transportasi itu remuk, kaca-kaca jendela pecah berhamburan.

Renna, di ambang batas kesadarannya menggerakkan jemarinya. Dengan mata sayunya ia menatap raportnya yang masih berada di genggamannya. Raport yang kini kotor terkena darahnya sendiri.

Lehernya terasa perih luar biasa karena kaca jendela yang menancap cukup dalam di sana. Belum lagi luka-luka di sekujur badannya yang lain. Tubuh gadis itu seolah remuk karena terhimpit puing-puing bagian bus yang hancur. 

Rintihan dan pekikkan dari orang-orang yang kesakitan di dalam bus bergema terus-menerus di telinga gadis itu. Suara yang perlahan-lahan mulai sayup dan hilang bersamaan dengan dirinya yang menghembuskan nafas terakhirnya.

*****

Perhatian kepada seluruh pembaca!

Dikarenakan banyaknya keluhan tak nyaman dari cerita ini, saya selaku penulis berniat untuk merombak ulang beberapa chapter awal dari cerita saya.

Akan banyak adegan yang berbeda dari sebelumnya dan beberapa karakter akan dihilangkan serta nama dan tempat di cerita sebagian akan diganti untuk keselarasan alur cerita.

Saya meminta maaf sebesar-besarnya jika dari karya saya sebelumnya membuat kalian tidak berkenan saat membacanya. 

Diharapkan bagi para pembaca untuk dapat menyetujui dan menghargai keputusan yang saya buat ini untuk kenyamanan kita bersama.

Seluruh ide, tokoh, karakter, dan alur dari cerita ini murni hasil pemikiran saya sendiri. Jadi jangan kaitkan cerita saya dengan cerita yang lain. Terlebih lagi membawa-bawa lapak lain ke lapak saya.

Terima kasih.




Phylleria


The Real VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang