✯Happy Reading✯
Cukup lama anak itu membatu di tempat dengan raut pucat menatap takut pada sesosok pria yang berdiri menjulang tinggi di depannya.
Hingga detik-detik yang terasa berjam-jam bagi Axcel akhirnya usai begitu seorang pria yang lain berjongkok di depan anak itu.
"Hei, kau tidak apa-apa?"
Axcel menatap lelaki muda yang mungkin seumuran Hana dengan wajah linglung. Ada jeda empat detik sebelum anak itu mengangguk memberikan jawaban atas pertanyaan lelaki tadi.
Lelaki dengan rambut pirang itu tersenyum, ia membantu Axcel berdiri. Menepuk-nepuk bagian baju anak itu yang kotor karena debu lantai.
Sedangkan lelaki dengan netra hitam di belakang 'pria baik' di depannya hanya berdiri diam menatap mereka dengan raut dingin tanpa minat.
Sekali lagi Axcel merasa ciut saat mata mereka kembali saling bersinggungan. Alhasil anak itu langsung menunduk untuk mengalihkan pandangannya.
"Maafkan saya Tuan, saya tidak sengaja tadi. Karena terlalu asyik saya jadi tidak memperhatikan jalan," sesal Axcel meminta maaf.
Kita sebut saja 'lelaki baik' karena Axcel berpemikiran demikian. Ia tampak terkejut saat anak kecil di depannya meminta maaf seraya membungkukkan badannya.
Ia berpikir bagaimana bisa anak sekecil ini berpikiran untuk meminta maaf dengan cara yang sopan seperti itu. Seolah-olah ia adalah seorang keturunan bangsawan yang sudah diajari tata krama sejak kecil.
Padahal jika dilihat dari pakaiannya ia tampak seperti anak kecil biasa yang tidak punya status bangsawan. Maksudnya, pakaian yang dipakainya tampak sangat sederhana untuk seorang bangsawan.
Hanya kemeja putih panjang dan celana hitam.
Ataukah mungkin anak ini adalah keluarga bangsawan yang bangkrut? Yah, mungkin untuk saat ini ia akan menyimpulkannya seperti itu saja.
"Tidak apa, itu bukan salahmu. Apa ini kali pertama kau naik kapal pesiar?"
Wajah Axcel kembali cerah seketika, "Iya, ini pertama kalinya. Ternyata kapal pesiar sangat mengagumkan dari yang tertulis di buku."
Dari situ mereka mulai membicarakan hal-hal kecil selanjutnya tentang kapal. Menurut Axcel paman pirang ini sangat baik, selain asik diajak mengobrol Axcel juga diberi permen coklat olehnya.
Saking asyiknya anak itu dengan pria di depannya, tanpa ia ketahui sedari tadi lelaki yang ditabraknya terus memperhatikannya lekat. Sesekali alis pria itu mengerut saat memperhatikan anak yang tengah mengobrol ria dengan ajudannya itu.
"Terima kasih, Tuan."
Itu suara Axcel, anak itu sekali lagi mengucapkan terima kasih sebelum ia berbalik pergi. Dengan langkah kecilnya perlahan-lahan tubuhnya menghilang di belokan koridor.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Villain
Fantasía[SLOW UPDATE] Setelah mengalami kecelakaan bus dan tewas, Renna bereinkarnasi menjadi salah satu anak dari tokoh villain psycopat dalam sebuah novel yang pernah ia baca. Parahnya lagi, kelak ia dan seluruh keluarganya akan dihukum mati oleh Male Lea...