Chapter 23

14.5K 1.8K 46
                                    

✯Happy Reading✯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✯Happy Reading✯



Tanpa terasa hari-hari berlalu menjadi berminggu-minggu, dan kini sudah hampir sebulan mereka berada di kapal. Tanda-tanda pelabuhan kekaisaran Wingsrown tidak kunjung juga kelihatan.

Axcel yang semula sangat antusias kini menjadi lemah lesu karena terlalu lama di kapal tidak kunjung sampai. Ia sudah bosan melihat laut.

Ia juga sudah bosan berkeliling kapal.

Terlebih lagi gadis-gadis kecil itu selalu menempel padanya jika mereka tidak sengaja bertemu.

Axcel tidak menyukainya.

Ia tertekan.

"Bunda!"

"Hmm?"

Lycene yang tengah membaca bukunya mengalihkan atensinya pada Axcel yang berbaring di sofa seberangnya. Netra merah anak itu menatap ibunya ragu-ragu.

"Kenapa?" tanya Lycene ulang karena anaknya tidak kunjung buka suara.

Ada jeda keheningan beberapa detik sebelum Axcel buka suara, "Axcel mau tanya, tapi Bunda janji jangan marah."

"Apa itu?"

Axcel mengubah posisinya menjadi duduk, kepala anak itu menunduk tidak berani menatap mata ibunya.

"Itu … apa Axcel punya ayah?"

Ada keheningan yang cukup lama di antara mereka begitu pertanyaan yang cukup sensitif itu terlontar dari mulut Axcel. Anak itu melirik ibunya cemas karena Lycene hanya menampilkan wajah datar.

"Tidak."

Axcel sontak mendongak menatap Lycene, "Tidak? Kenapa?"

"Seharusnya kau sudah tahu ini Axcel. Kau berbeda, tidak seperti anak pada umumnya. Aku yang menciptakanmu."

"Sendiri," tambah gadis itu lantas kembali membaca bukunya.

"Ohh …." Axcel menganggukkan kepalanya mengerti.

Anak itu lalu turun dari sofa, melangkahkan kaki kecilnya keluar kamar. Terus melangkah melewati beberapa orang yang masih berlalu lalang di koridor meskipun sudah hampir tengah malam.

Ia juga tidak tahu ingin pergi ke mana, tapi kakinya membawanya ke pinggir pagar kapal. Anak itu mendekat ke pagar, melihat gelapnya air laut di bawah sana.

Tampak menyeramkan.

"Apa yang sedang kau lakukan malam-malam di sini?"

Axcel terlonjak kaget, anak itu langsung menoleh ke seseorang yang kini berdiri di sebelahnya. Seorang pria, berambut hitam dan mengenakan kemeja yang berwarna hitam pula.

Meskipun temaram, tapi Axcel yakin seperti pernah bertemu dengan orang ini. Terlebih lagi matanya, rasanya tidak asing.

Netra hitam legam yang mampu membuatnya terhipnotis beberapa saat.

The Real VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang