[SLOW UPDATE]
Setelah mengalami kecelakaan bus dan tewas, Renna bereinkarnasi menjadi salah satu anak dari tokoh villain psycopat dalam sebuah novel yang pernah ia baca. Parahnya lagi, kelak ia dan seluruh keluarganya akan dihukum mati oleh Male Lea...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✯Happy Reading✯
"Tidak Bunda."
"Apa maksudmu tidak?!" Lycene menaikkan satu oktaf nada bicaranya. Ia benar-benar marah saat ini. Bagaimana bisa putranya yang cerdas bertindak sembrono begini?
"Tuan Axs mengatakan ia hanya Kepala Kesatria Keamanan, bukan penyihir."
Lycene tertawa hambar, "Dan kau percaya itu?"
"I–itu …." Axcel tidak tahu lagi harus menjawab apa.
Lycene menghela nafas panjang, mengambil bola mainan pemberian Axs di atas meja, "Seharusnya kau juga dapat menilainya dari benda ini, Axcel."
Lycene menatap anaknya kecewa, "Ini bukan mainan biasa."
"Itu hiasan … Bunda."
"Terserah. Yang jelas ini bukan benda biasa. Apa kau tahu benda ini terbuat dari apa?"
Axcel menggeleng.
"Permata Vylaczies. Permata paling mahal dan langka di dunia."
Lycene melemparkan benda bulat itu pada Axcel yang langsung menangkapnya sigap.
"Hanya ada satu tambang di dunia ini. Dan kau tahu itu milik siapa?"
Sekali lagi Axcel menggeleng tidak tahu.
"Kaisar."
Axcel terhenyak, sedikit tidak percaya dengan perkataan ibunya. Anak itu menatap benda di tangannya dengan wajah shock.
"Hanya Kaisar Wingsrown yang memiliki hak akses penuh atas permata itu. Dan permata ini tidak diperjual belikan, hanya orang-orang istimewa yang bisa mendapatkannya."
"Bahkan bangsawan berstatus setinggi Duke pun belum tentu bisa memilikinya."
"Selain itu benda ini juga dibuat menggunakan batu mana yang diberi sihir. Oleh karenanya lumba-lumba di dalamnya bisa bergerak berenang dan melompat."
Lycene menghela nafas panjang, "Yah, aku pernah dengar bahwa di balik hebatnya Kaisar Wingsrown ada sekelompok penyihir yang menjadi antek-anteknya. Selain itu … desas-desus juga mengatakan bahwa ajudannya juga seorang penyihir."
"Mungkin si brengsek itu salah satu dari mereka."
"Bunda … jangan mengatainya seperti itu! Tuan Axs itu orang baik," ujar anak itu menatap ibunya tak suka.
Lycene bangkit berdiri, menyorot putranya lurus, "Terlepas sebaik apapun bajingan itu, seharusnya kau ingat Axcel. Kau pernah hampir mati diserang penyihir di kapal."
"Seharusnya kau lebih waspada pada orang itu," akhir gadis itu berlalu pergi. Meninggalkan Axcel yang duduk tercenung seorang diri.