Chapter 47

8.6K 1K 53
                                    

✯Happy Reading⁠✯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✯Happy Reading⁠✯



"Sepertinya lukisannya akan lebih bagus kalau dipindahkan ke sebelah sana."

"Baik, Nyonya."

Seperti yang diperintahkan oleh majikan mereka, para kesatria itu dengan cekatan langsung memindahkan lukisan. Menempatkan benda pipih dengan tinggi hampir dua meter itu ke tempat yang nyonya mereka inginkan.

Lycene yang tadi memberi perintah bergumam sejenak, "Dan vas ini juga, letakkan di sisi kiri pojok sebelah lukisan."

"Terlihat lebih baik," angguk gadis itu pada dirinya sendiri, merasa puas begitu vas sudah dipindahkan.

"Nona, renovasi kasinonya sudah selesai, haruskah kita ke sana untuk melihat hasilnya?"

"Lalu untuk produksi perhiasan, sepertinya tinggal 25% lagi prosesnya akan segera selesai. Penggalian permata di tambang juga berjalan dengan baik, mereka benar-benar menjalankan apa yang dikatakan nona tempo hari."

"Bagus, terus lakukan seperti itu. Jangan lupa untuk terus memantau mereka dan laporkan hasilnya padaku," ujar Lycene merenggangkan lehernya yang pegal.

"Sesuai yang Anda perintahkan Nona."

Hana yang tengah menulis di buku kecil catatannya berhenti sejenak, "Jadi, apa Anda akan mengunjungi dan melihat hasil renovasi kasinonya juga?"

"Iya, aku akan pergi besok pagi. Sekarang sudah malam, istirahatlah. Perintahkan para pekerja untuk berhenti dan beristirahat juga."

"Baik, Nona."

Lycene yang hendak beranjak pergi mengurungkan niatnya, gadis itu berbalik menatap Hana yang masih setia berdiri di belakangnya, "Ah, iya … dan kurasa mulai sekarang kau harus berhenti memanggilku 'nona' dan mulai belajar memanggilku 'nyonya'. Akan aneh jika para bangsawan mendengarnya nanti."

"Bisa-bisa mereka mengira aku 'anakku' karena kau memanggilku nona. Mereka nanti malah mengira aku mempunyai dua anak, dan salah paham kalau aku kakaknya Axcel."

Hana yang tersadar merosotkan bahunya, "Ah, benar juga."

"Mulai sekarang saya akan memanggil Anda nyonya, Nona. Eh, maksud saya Nyonya," ralat Hana cepat lalu terkekeh.

Lycene menepuk pundak Hana sekali "Yah, bagus, biasakan dirimu Hana. Kembalilah ke kamarmu dan istirahatlah, kau pasti lelah karena sudah bekerja seharian."

Hana mengangguk, "Selamat malam Nyonya, semoga tidur Anda nyenyak," kata Hana membungkukkan badannya hormat.

"Iya, kau juga selamat malam," balas Lycene lalu beranjak pergi dari sana. 

Hana tersenyum simpul melihat kepergian Lycene. Jujur dirinya masih merasa canggung dan aneh untuk memanggil Lycene nyonya. 

Bukannya Hana tidak menghormati gadis itu selaku tuannya. Hanya saja … ada rasa yang mengganjal di hatinya saat mulutnya mengucapkan kata itu.

The Real VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang