Chapter 53

5K 605 139
                                    

✯Happy Reading⁠✯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✯Happy Reading⁠✯



“Axcel?” Axcel menunjuk dirinya sendiri.

Gerland mengangguk.

“Berarti Tuan Axs itu juga seorang iblis?”

Sekali lagi Gerland mengangguk.

“Kok bisa?” tanya anak itu masih dengan kebingungan yang memenuhi wajahnya.

Gerland tersenyum, “Jika kau ingin tahu cerita lengkapnya, tentang bagaimana bisa leluhur Wingsrown menikah dengan iblis, lebih baik langsung saja kau tanyakan pada Yang Mulia. Beliau yang paling tahu soal itu.”

Axcel kini beralih menatap ibunya, “Bunda kok tidak kaget? Bunda juga sudah tahu soal ini?”

Lycene menghela nafas, “Sudah menjadi rahasia umum kalau darah murni keluarga kekaisaran Wingsrown adalah keturunan iblis, Axcel."

Sekali lagi Lycene menghela nafasnya, “Aku juga bahkan sampai tidak sadar bahwa ukiran di dadamu itu adalah lambang kekaisaran karena hanya beberapa kali melihat tanda milikmu.”

“Kau selalu menolak untuk dimandikan para pelayan ataupun dibantu berpakaian oleh mereka, sehingga orang-orang di mansion juga tidak ada yang tahu soal ini.”

“Semuanya terlalu mengejutkan dan tiba-tiba.”

Hening. 

Kamar luas itu mendadak senyap dalam sekejap. Cukup lama, hingga keheningan itu terpecahkan oleh suara Hana.

“Maafkan saya Nyonya, semua ini kesalahan saya. Saya tidak tahu kalau Gerland menukar isi darahnya dengan darah Yang Mulia. Saya baru menyadarinya saat Tuan Muda baru menetas dari telurnya. Tepat saat saya melihat tanda lahir miliknya.”

Lycene menggeleng, “Tak perlu minta maaf Hana, itu bukan kesalahanmu. Lagipula aku juga bersyukur karena Axcel terlahir. Jika bukan karenamu Axcel tidak akan bisa berada di sisiku sekarang.”

“Bundaaa ….”

“Nyonya ….”

Serempak mereka berdua dengan mata berkaca-kaca.

“Tolong tinggalkan aku berdua dengan Axcel, ada suatu hal yang ingin kubicarakan dengannya,” pinta Lycene menatap orang-orang yang berada di ruangan satu-persatu.

Menuruti keinginan gadis itu, Gerland, Hana dan Axs pun akhirnya melangkahkan kakinya keluar ruangan. Meninggalkan Lycene dan Axcel berdua di dalam kamar yang kini tertutup.

Setelah merasa situasi cukup aman Lycene akhirnya buka suara, “Axcel, dengarkan aku.”

Gadis itu memegang kedua pundak anaknya, “Malam ini juga kita harus pergi dari sini.”

“Kenapa?” tanya anak itu dengan raut bingung bercampur kecewa.

“Berbahaya Axcel, kita tidak tahu apa yang akan mereka rencanakan selanjutnya. Terlebih sekarang aku juga tidak tahu Hana berada dikubu siapa, apakah kita atau Axion.”

The Real VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang