Chapter 16

16.5K 1.9K 10
                                    

✯Happy Reading✯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✯Happy Reading✯


Tanpa ada seorang pun yang yang tahu, di atas dahan pohon yang tinggi. Pelaku yang membuat keributan dan geger seisi Terramort kini tengah terduduk santai menyilangkan kakinya dengan tangan terlipat di depan dada di atas pohon.

Lycene dan Axcel dengan pakaian dan jubah hitamnya tengah mengamati kobaran api besar jauh di depannya. Si jago merah yang terlihat berbahaya sekaligus mengagumkan secara bersamaan.

"Pemandangan yang indah bukan, Axcel?"

Axcel mengangguk dengan raut senang yang berbinar-binar, "Iya, cantik sekali. Apinya membumbung tinggi lalu ada asap hitam di atasnya, mirip seperti kembang api yang Axcel baca di buku." (miripnya dimananya ceunah?ಥ‿ಥ)

Lycene tersenyum miring, merasa puas dengan kekacauan besar yang sudah ia perbuat saat ini. Mereka berdua menikmati dengan khusyuk pertunjukan 'kembang api' di depan mereka.

Tidak berhenti menyunggingkan senyum melihat kobaran api itu hingga padam. Tanpa peduli di sana, ada ratusan orang yang panik kalang kabut akibat ledakan yang ia ciptakan. Sekaligus semua orang-orang yang berduka atas kematian palsu yang ia buat.

Iya, semua itu adalah rencana Lycene. Ia sengaja membuat semua kekacauan ini hanya untuk melarikan diri dari Terramort. Gadis itu menyuruh Hana untuk membakar ruang laboratoriumnya dengan ramuan ciptaannya yakni minyak pengabadi api. Oleh karena itu apinya sangat cepat menyebar dan sulit untuk dipadamkan.

Selain itu ia juga menyiapkan boneka untuk drama dirinya yang terbakar di dalam ruang laboratoriumnya. Padahal itu hanyalah seonggok mayat tak bernyawa yang ia awetkan.

Lebih tepatnya itu adalah hasil eksperimennya yang gagal saat ia berusaha membuat kloningan dirinya sendiri. 

Kalian ingat dengan ramuan yang digunakannya untuk menciptakan Axcel? Awalnya ia mencoba membuat tiruan dari dirinya sendiri dengan ramuan itu. Tapi malah berakhir gagal karena sebenarnya dibutuhkan dua jenis darah berbeda, yakni darah jantan dan betina. 

Tapi dulu ia malah menggunakan darahnya sendiri. Alhasil, setelah penantian lama hasilnya memang hampir mirip seperti dirinya. Tapi makhluk itu menetas dalam keadaan sudah tidak bernyawa, alias mati.

Sejak saat itu ia terus menyempurnakan ramuannya dan berhasil menciptakan Axcel dengan dua jenis darah yang berbeda.

Yah, tepat sekali saat ramuannya sempurna ia mengingat masa lalunya.

Kembali ke saat ini, api kini sudah benar-benar padam dan mereka masih duduk tenang di sana. Mereka malah dengan santai tanpa dosanya memakan sandwich dan kue kering yang sengaja mereka bawa.

Hingga selang dua jam kemudian Lycene pun turun dari pohon dengan melompat. Gadis itu berbalik lalu mendongak menatap Axcel yang masih duduk diam di atas pohon.

The Real VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang