Chapter 37

10.9K 1.2K 36
                                    

✯Happy Reading✯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✯Happy Reading✯



Lycene menghela nafasnya lelah seraya meletakkan botol ramuan terakhir di atas meja. Gadis itu mengusap peluh di keningnya menggunakan punggung tangan. 

Akhirnya, ia selesai membuat 100 botol ramuan penyembuh. Meskipun per botolnya hanya berisi 20 ml, tapi itu cukup menguras waktu dan tenaga yang cukup banyak.

Butuh waktu 10 hari bagi Lycene untuk menyelesaikannya seorang diri. Tiga hari lebih lambat dari waktu yang telah ditentukan.

Jika saja ia tidak melakukan penelitian dan percobaan ulang pada ramuannya, bisa diperkirakan Lycene dapat menyelesaikannya dalam waktu seminggu.

Tok tok tok

"Nona, Duke dan Duchess Bevatrin sudah tiba. Haruskah saya persilahkan mereka masuk?" Hana bersuara dari balik pintu setelah mengetuknya tiga kali.

"Iya, tolong bawa mereka masuk ke sini," jawab Lycene mengeraskan suara, sekiranya Hana dapat mendengarnya dengan jelas dari balik pintu lab yang tertutup.

"Baik Nona."

Selang beberapa menit kemudian kembali terdengar ketukan pintu. Lycene dengan segera membukanya, gadis itu dengan ramah mempersilahkan Harles dan Liana masuk ke dalam ruang laboratoriumnya.

Mata Liana menelisik seluruh sudut ruang laboratorium Lycene. Sebuah ruangan yang cukup luas namun terlihat sempit karena banyaknya barang di dalamnya.

Ada banyak meja dengan beraneka macam tabung kaca di atasnya. Bahkan ada beberapa tabung kaca besar kosong setinggi dua meter di sudut ruangan yang entah untuk apa itu, Liana tidak mengerti.

Beberapa kuali dengan beraneka macam ukuran juga ada di lain meja dengan botol ramuan. Bahkan di dalam ruang laboratorium itu ada rak buku besar setinggi tiga meter lebih yang penuh dengan buku-buku tebal pula.

Dan jangan lupakan di sudut ruangan dekat jendela. Ada segunung kertas dan buku yang ditumpuk berhamburan di atas meja.

Liana mengedikkan bahunya ngeri, semua tumpukan buku di meja dan rak buku ini … apakah Lycene benar-benar membacanya? Semuanya?

"Banyak sekali buku-buku di sini? Kau membaca mereka semua?"

Harles yang sedari tadi menelisik rak buku Lycene bertanya. Lelaki itu menarik salah satu buku tebal dari rak, membuka buku tak berjudul itu di halaman pertengahan.

Ralat, lebih tepatnya hampir semua buku Lycene di sana tak memiliki judul. Semua buku-buku itu memiliki sampul yang sama, berwarna hitam pekat dengan ukiran lambang keluarga di sisi depan dan belakangnya. Hanya ketebalan dari setiap buku yang membedakannya.

Liana yang penasaran mendekat, melihat lebih seksama buku apa yang ada di tangan suaminya. 

Wanita itu menelan ludahnya kasar saat mengetahui isi tulisan di dalamnya. Wajah kedua pasangan itu seketika memucat saat melihat huruf-huruf asing yang tertulis di sana.

The Real VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang