Chapter 29

12.6K 1.4K 33
                                    

✯Happy Reading✯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✯Happy Reading✯



"Axcel!"

"Ya, Bunda?"

"Kau masih ingat tentang perkataanku kemarin?"

Axcel memiringkan kepalanya, keningnya berkerut tipis berusaha mengingat, "Apa tentang ide brilian Bunda?"

Lycene tersenyum tipis, "Iya. Akan kejelaskan secara singkat tentang ide itu padamu, karena aku butuh bantuanmu untuk rencana ini."

"Apa itu Bunda?" tanya Axcel dengan wajah antusias.

"Jadi saat acara minum teh nanti kau harus membuat Duchess Bevatrin terluka. Luka yang cukup parah kalau bisa."

Lycene kembali melanjutkan, "Yah, setidaknya lukanya harus mengeluarkan banyak darah."

Axcel tampak terkejut dengan permintaan ibunya barusan. Anak itu kembali bertanya dengan ragu-ragu, "Bunda serius? Bukannya akan jadi masalah kalau kita melukai seorang bangsawan berstatus setinggi itu?"

Lycene tersenyum miring, "Justru itu poin pentingnya. Karena saat ia terluka kita akan bersandiwara merasa bersalah dan memberikan ramuan obat yang aku sempurnakan beberapa hari yang lalu."

Axcel tertawa, ia kini paham maksud dari rencana ibunya. Secara tidak langsung Lycene sedang mempromosikan ramuan obatnya.

"Kau tentu tahu Axcel, seserakah apa para bangsawan?"

"Tapi Bunda, bukannya lebih mudah jika kita sendiri yang bersandiwara terluka dibandingkan harus melukai orang lain? Karena Axcel pikir itu akan sedikit sulit untuk dilakukan. Apalagi ini acara pesta minum teh, akan cukup sulit untuk membuat kecelakaan tanpa ada orang yang sadar atau curiga."

"Justru jika kita yang melukai diri sendiri akan lebih berisiko. Apa kau lupa kalau darah kita berbeda?"

Axcel terdiam di tempat. Benar juga! Axcel tidak ingat akan satu fakta itu. Darah ia dan ibunya mengandung racun. Dari tekstur dan warnanya jelas sangat berbeda dari darah pada umumnya.

Terlebih darah miliknya, berwarna hitam pekat. Orang-orang jelas pasti akan mencurigai dan mempertanyakan akan kejanggalan itu.

"Dan lagi, akan lebih bagus jika target sendiri yang merasakan bagaimana cara kerja ramuannya. Dengan begitu ia akan benar-benar percaya bahwa obat itu sangat mujarab."

Axcel mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. Ia kini semakin bersemangat tidak sabar untuk menjalankan rencana ibunya.

"Aku sudah menggali sedikit tentang latar belakang dari keluarga Bevatrin. Entah itu Duke atau Duchess, mereka sama saja. Sama-sama tamak dan haus akan popularitas di kalangan sosial. Aku pikir tidak ada lagi target yang lebih cocok dari mereka."

The Real VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang