[SLOW UPDATE]
Setelah mengalami kecelakaan bus dan tewas, Renna bereinkarnasi menjadi salah satu anak dari tokoh villain psycopat dalam sebuah novel yang pernah ia baca. Parahnya lagi, kelak ia dan seluruh keluarganya akan dihukum mati oleh Male Lea...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✯Happy Reading✯
“A–apa maksudmu?” gagap Lycene dengan suara gemetar.
Axion memiringkan kepalanya menatap Lycene dengan wajah kecewa, “Hmm … apa ini? Sekarang kau pura-pura tak tahu?”
“Duke Terramort dan semua anggota keluarganya kan sudah dieksekusi beberapa bulan yang lalu. Dan kau kan putri tunggal dari Duke.”
“Aku tak mengerti apa yang sedang kau bicarakan,” elak Lycene berusaha berbohong.
Axion yang semula masih memainkan rambut Lycene kini beralih menangkup pipi gadis di depannya dengan satu tangan, “Oh, ayolah Lycene, tak usah mengelak. Apa kau pikir masih bisa berbohong? Dari warna matamu pun sudah jelas kau keturunan Terramort.”
“Kau pikir warna mata merah seperti itu warna yang umum? Nyatanya di benua ini hanya keluarga Terramort lah yang memilikinya. Bahkan warna mata itu menjadi ciri khas dari keluargamu.”
“Apa Hana yang memberitahumu?” tanya Lycene yang kini sudah menetralkan ekspresinya. Kali ini ia sudah tidak bisa berbohong lagi.
“Hana? Yah, sebenarnya aku memang bisa dengan mudah mendapatkan informasi dari Hana, tapi itu sama sekali bukan gayaku.” Jemari Axion kini bergeser memainkan anting ruby Lycene. Warna permata yang tampak begitu senada dengan netra merahnya.
“Aku lebih suka menyelidikinya sendiri. Harus kuakui kau memang hebat menyembunyikan identitasmu, tapi tentu saja hal itu bukan sesuatu yang sulit untuk kucari tahu.”
Axion kembali melanjutkan, “Aku hanya heran bagaimana bisa seorang putri tunggal Duke yang sudah meninggal setahun yang lalu karena kebakaran bisa berdiri di depanku.”
Lycene menelan ludahnya kasar, menatap lurus netra hitam Axion dengan gugup.
“Lycene … apa kau memalsukan kematianmu?”
Lycene masih bungkam, menutup mulutnya rapat-rapat.
“Bagaimana bisa kau pergi dari Duchy Terramort? Kudengar sangat sulit untuk bisa masuk atau keluar dari wilayah itu tanpa izin dari kepala keluarga, karena Duke memiliki penjaga Duchy yang hanya menuruti perintahnya.”
Axion tersenyum melihat Lycene yang terlihat marah dengan rahang yang mengeras, “Hal yang janggal juga setelah beberapa bulan kematian palsu yang kau buat keluargamu kemudian dijatuhi hukuman mati. Apakah ini hanya kebetulan?”
“Itu bukan urusanmu,” balas Lycene dengan nada yang menusuk.
Axion tampak sedikit terkejut dengan jawaban sarkas gadis di depannya, namun sesaat kemudian ia terkekeh, “Tentu saja itu akan jadi urusanku, karena nanti kau akan jadi Permaisuriku.”
Lycene berdecih remeh, “Siapa juga yang mau menikahi lelaki tua bangka sepertimu. Lebih baik aku tidak menikah seumur hidupku.”
Axion terbahak, tawa yang sangat kencang hingga suaranya terdengar dari luar ruangan. Lelaki itu mengusap air mata di ekor matanya, “Hah Lycene, kau keterlaluan. Aku sakit hati loh mendengarnya.”