[SLOW UPDATE]
Setelah mengalami kecelakaan bus dan tewas, Renna bereinkarnasi menjadi salah satu anak dari tokoh villain psycopat dalam sebuah novel yang pernah ia baca. Parahnya lagi, kelak ia dan seluruh keluarganya akan dihukum mati oleh Male Lea...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✯Happy Reading✯
“Boleh saya bergabung dengan Anda Lady?”
“Terserah.”
Balasan menusuk dari gadis di hadapannya tersebut sontak membuat Gerland meneguk ludahnya kasar. Lelaki itu tersenyum kaku, sekali lagi melontarkan pertanyaan yang sama, “Jadi … apa boleh saya duduk dan bergabung dengan Anda?”
Lycene yang awalnya tengah mengaduk-aduk tehnya dengan lesu kini mengalihkan perhatiannya ke Gerland. Menatap lelaki itu dengan dingin, “Apa aku harus mengulangi jawabanku lagi?”
Sekali lagi Gerland dibuat menelan ludahnya kasar. Sebenarnya ada apa dengan temperamen gadis di depannya ini?
Sangat buruk sekali.
Ia kasar dan dingin, menatap orang lain seperti serangga yang patut untuk dimusnahkan. Tidak ada ramah dan hangatnya sama sekali, bahkan ia tidak tersenyum sedikitpun.
Sungguh! Gerland heran bagaimana bisa perempuan macam ini disukai oleh tuannya. Dengan temperamen dan sifat buruknya yang seperti ini yang tidak ada lembut-lembutnya sama sekali. Sangat jauh berbeda dengan Hana istrinya.
Lelaki itu sungguh tak habis pikir dengan selera tuannya.
Yahh, kecuali wajahnya. Mungkin Gerland bisa mengerti alasan Axion menyukai Lycene jika karena wajahnya yang cantik. Dan lagi … jika Gerland perhatikan lamat-lamat matanya.
Gadis di hadapannya ini memiliki mata yang cantik. Netra merahnya tampak jernih dan cukup berkilau. Jujur saja baru kali ini ia melihat manusia yang memiliki mata merah seperti itu.
Warna mata yang unik dan langka.
“Kau tak jadi duduk?” tanya Lycene membuyarkan pikiran Gerland. Ia menatap lelaki yang masih berdiri itu dengan sorot malas.
Gerland tertawa canggung, “Ah benar juga,” ujarnya seraya mendudukkan diri. Saat ini mereka tengah berada di gazebo taman istana.
“Jadi apa yang mau kau katakan?” tanya Lycene langsung pada intinya.
Gerland tertawa, “Wah Lady, Anda benar-benar orang yang tak suka berbasa-basi yaa?”
Lycene tak membalas ledekan pria di hadapannya. Gadis itu hanya menyorot Gerland malas seraya mengaduk-aduk pudding di depannya.
“Setidaknya ajaklah saya berbincang sesuatu dulu, seperti menawarkan kue atau teh. Atau Anda juga bisa mulai membuka obrolan tentang cuaca hari ini. Bukankah hari ini cuacanya bagus?”
“Tidak terlalu panas meskipun sedang cerah, selain itu juga sejuk karena cukup berangin. Suasana yang cocok untuk bersantai sembari minum teh, bukan begitu Lady?”
Lycene menghela nafasnya malas, “Kau terlalu bertele-tele.”
Gerland hanya tersenyum.
“Aku sedang malas sekarang, jadi langsung katakan saja pada intinya,” lanjut gadis itu lantas meletakkan sendok pudding nya.