Chapter 38

10K 1.4K 74
                                    

✯Happy Reading✯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✯Happy Reading✯



Lycene merenggangkan pinggangnya yang terasa pegal. Meladeni Harles dan Liana ternyata cukup melelahkan, bahkan tidak terasa tiba-tiba hari sudah malam.

Gerakan tangan Lycene yang mulanya tengah mengikat rambut terhenti, gadis itu menatap ke sekeliling ruang tengah dengan kening berkerut.

"Hana, Axcel di mana sekarang?" tanya Lycene setelah menyadari kejanggalan. Ia baru tersadar setelah seminggu berlalu sejak kejadian ia hampir mati di neraka, gadis itu belum bertemu sekalipun dengan putranya.

Sesaat, karena terlalu fokus pada ramuannya ia lupa untuk menemui Axcel dan meminta maaf padanya. Lycene sudah keterlaluan waktu itu, tidak seharusnya ia membentak anaknya seperti itu.

Dan lagi ... ia ingin meluruskan kesalahpahaman di antara mereka. Jadi ia ingin menemui Axcel sekarang.

"Tadi Tuan Muda saya lihat sedang berlatih memanah, mungkin sekarang beliau sudah di kamarnya karena sudah mal—"

Tanpa menunggu Hana menyelesaikan kalimatnya, Lycene sudah berlalu pergi lebih dulu. Gadis itu menaiki tangga menuju kamar anaknya.

Lycene mengetuk pintu tiga kali, memanggil nama Axcel. Namun hening, tidak ada jawaban dari anak itu. Sekali lagi Lycene kembali memanggil, kini diiringi dengan gedoran pintu yang tergesa.

Namun hasilnya sama. Tidak ada balasan dari putranya. Bahkan tidak terdengar suara apapun dari dalam kamar anaknya.

Akhirnya Lycene langsung membuka kenop pintu kamar Axcel yang ternyata tidak dikunci. Netra merah gadis itu menyapu ke sekeliling. Kosong. Tidak ada siapapun di dalam.

Lycene melangkahkan kakinya masuk, mengecek ke dalam kamar mandi. Sama. Tidak ada siapapun di sana.

Gadis itu kini mulai panik, ia berlari keluar kamar Axcel, bertanya pada para pengawal dan pelayan yang bekerja di mansionnya. Namun rata-rata dari mereka memberikan jawaban yang sama. 

Terakhir kali mereka melihat Axcel adalah saat anak itu latihan memanah di halaman samping mansion, lalu masuk ke kamar istirahat.

Setelah itu mereka tidak melihat tuan muda mereka keluar dari kamar.

Tapi jika benar apa yang dikatakan para pengawal dan pelayan itu, bukankah seharusnya Axcel sekarang di kamar? Tapi kenapa anak itu tidak ada?

Kini seisi mansion dilanda panik, mereka beramai-ramai mencari tuan muda mereka.

Bermenit-menit yang terasa seperti berjam-jam berlalu. Namun pencarian Axcel tidak kunjung juga membuahkan hasil. Lycene bahkan sampai memerintahkan pengawal berpencar mencari keluar mansion, namun hingga kini mereka juga tak kunjung kembali.

Gadis itu melangkahkan kakinya lunglai masuk ke kamar putranya. Mendudukkan dirinya di kasur besar anaknya yang terasa dingin.

Lycene mengacak rambutnya frustasi, ke mana lagi ia harus mencari Axcel? 

The Real VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang