[SLOW UPDATE]
Setelah mengalami kecelakaan bus dan tewas, Renna bereinkarnasi menjadi salah satu anak dari tokoh villain psycopat dalam sebuah novel yang pernah ia baca. Parahnya lagi, kelak ia dan seluruh keluarganya akan dihukum mati oleh Male Lea...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✯Happy Reading✯
"Kau siapa, hah?! Berani sekali kau membawa Axcel seenak hatimu tanpa persetujuanku!"
Lycene tanpa segan-segan semakin menekan belatinya ke leher Axs. Membuat kulit lelaki itu teriris mengeluarkan darah.
Axcel yang melihat tindakan berbahaya ibunya panik. Anak itu mendekat, menahan lengan ibunya yang siap menghunuskan belatinya pada Axs.
"Bunda jangan, Tuan Axs tidak salah," pinta anak itu memohon, berharap Lycene mendengarkannya.
Bagaimana ini? Sepertinya ibunya sangat murka. Besar kemungkinan ia bisa membunuh Axs sekarang juga.
Terlebih, sekarang mereka menjadi pusat perhatian. Orang-orang yang mendengar keributan tadi spontan mendekat. Mereka kini menatap takut pada Lycene.
Melihat bagaimana gadis itu menyerang Axs dengan brutal bahkan tak segan-segan melukai pria itu semakin membuat mereka panik. Bahkan sebagian dari mereka berlari menjauh, takut-takut menjadi sasaran Lycene selanjutnya.
"Pa–panggil kesatria keamanan, ada seseorang yang diserang!" teriak salah satu warga.
Riuh keributan langsung menggema memenuhi festival, para warga yang ketakutan berbondong-bondong berlari mencari perlindungan. Bahkan pedagang-pedagang juga tanpa pikir panjang berlari meninggalkan dagangan mereka. Lebih memilih menyelamatkan diri.
"Bunda, sudah! Ayo kita segera pergi dari sini! Bisa celaka kalau kita tertangkap kesatria keamanan."
Axcel menarik lengan ibunya untuk berdiri, Lycene yang berpikir perkataan putranya benar langsung menuruti anak itu.
Gadis itu menyimpan kembali belatinya, sedangkan Axcel membatu Axs berdiri. Anak itu dengan segera langsung menggeret tangan Lycene dan Axs untuk berlari.
Membawa kedua orang dewasa itu untuk bersembunyi di gang yang gelap.
Axcel menghembuskan nafasnya lega, syukurlah mereka sempat bersembunyi. Karena hanya dalam jangka waktu sebentar saja para kesatria keamanan sudah datang.
Kini mereka sibuk menanyakan kronologi lengkap penyerangan itu pada para saksi. Segera setelah itu mereka pergi berpencar, mencari keberadaan Lycene dan Axs.
Bughh
"BUNDA!"
Tapi sepertinya Axcel salah, karena baru beberapa detik dirinya merasa lega. Tanpa peringatan apa-apa Lycene kini sudah menendang kuat pipi Axs.
Axs yang masih shock dan kehilangan waspada, kini kembali jatuh tersungkur ke tanah.
Lycene menarik kerah baju Axs, membuat lelaki itu kini terduduk. Iris hitam lelaki itu langsung disambut dengan netra merah jernih yang menatapnya tajam. Penuh nafsu membunuh.