Chapter 32

11.4K 1.3K 47
                                    

✯Happy Reading✯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✯Happy Reading✯



"Aku bisa memberikan apapun yang kau inginkan. Gaun, permata, uang, atau bahkan mansion besar yang mewah. Apapun itu!"

"Kau bisa langsung pindah dan tidak perlu lagi tinggal di tempat kecil nan sempit yang lebih mirip kandang kuda seperti ini." Harles tersenyum dengan percaya diri. 

Ah, benar-benar. Tangan Lycene sudah gatal sangat ingin menggorok leher Harles sekarang. Kemudian merobek dada lelaki itu, mengambil jantungnya dan menghadiahkan organ itu pada Axcel untuk dikoleksi.

Pasti anak itu akan sangat senang.

Tapi sekali lagi, Lycene harus bisa menahan diri agar tidak membunuh mahkluk kurang ajar di hadapannya ini demi keberhasilan rencananya.

"Tolong Anda urus surat pengalihan bisnis dan kepemilikan tambang sesegera mungkin. Dengan begitu kita bisa merundingkan tahap selanjutnya untuk bisnis ramuan." Lycene menggeser duduknya menjauh. Menciptakan jarak yang cukup diduduki satu orang di antara mereka.

Gadis itu kemudian mengambil selembar kertas yang terlipat dari saku jas putihnya. Membuka benda tipis itu untuk diperlihatkan pada Harles.

"Dan ini contoh isi surat perjanjian kontraknya. Anda hanya perlu menyalinnya saja. Tolong buat suratnya atas nama Bevatrin," Lycene menyodorkan secarik kertas itu pada Harles.

Lelaki itu menerimanya dengan kening berkerut. Matanya menatap fokus pada tulisan tangan yang penuh coretan milik si gadis.

Perjanjian Kontrak

1. Pekerja (Lycene) harus selalu patuh dan setia pada tuannya (Duke dan Duchess Bevatrin).

2. Pekerja melakukan semua pekerjaannya sendiri tanpa boleh dibantu siapapun. Mulai dari menyediakan bahan baku, meracik hingga mengemasnya sendiri.

3. Tidak ada yang boleh memasuki ruang produksi selain pekerja dan majikan itu sendiri.

Dari tiga syarat di atas, jika pekerja melanggar atau berusaha kabur dari tuannya, maka akan dikenakan sanksi hukuman sebagaimana hukum asal dari perjanjian ini. Tidak hanya dirinya, tetapi juga anaknya (Axcel).

Harles bergumam sebentar setelah membacanya. Ia pikir sesuatu yang mungkin akan merugikannya. Tapi ternyata malah sebaliknya, ini sangat menguntungkan Harles.

"Oh, iya Duke. Tolong buat surat kontraknya menjadi surat perjanjian darah."

"Kau yakin?!" tanya Harles terkejut. Nada bicaranya bahkan naik beberapa oktaf.

Lycene mengangguk, "Bukankah Anda butuh bukti kesetiaan saya?"

Harles terdiam beberapa detik, "Tapi apa kau benar-benar yakin? Maksudku kau tentu tahu konsekuensi dari perjanjian darah ini?!"

The Real VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang