[SLOW UPDATE]
Setelah mengalami kecelakaan bus dan tewas, Renna bereinkarnasi menjadi salah satu anak dari tokoh villain psycopat dalam sebuah novel yang pernah ia baca. Parahnya lagi, kelak ia dan seluruh keluarganya akan dihukum mati oleh Male Lea...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✯Happy Reading✯
Brukk
Tubuh Lycene terhempas jatuh bersama tangan monster yang mencengkeramnya. Atau lebih tepatnya lengan monster yang terpotong tapi masih menggenggam tubuhnya erat.
Sosok yang menebas lengan monster itu kini berdiri dengan berani mengibaskan pedangnya yang berlumuran darah.
Axcel.
Anak itu entah bagaimana bisa berdiri dengan tegap membelakangi Lycene. Gadis itu menatap terkejut sekaligus tidak percaya akan pemandangan menakjubkan di depannya.
Mata merahnya bergulir menatap lengan kiri anaknya yang sudah sembuh. Ah tidak, lebih tepatnya benar-benar kembali seperti asalnya. Seolah tidak pernah terjadi apa-apa di sana.
Hanya dari hal itu, Lycene dapat menyimpulkan kalau tidak hanya bisa sembuh dari luka dalam sekejap. Tubuh Axcel juga dapat beregenerasi, kembali seperti semula, tidak peduli separah apapun luka yang anak itu dapatkan.
Lycene mengalihkan pandangannya dan terbelalak saat menyadari petaka apa yang ada di depannya. Teriakan dari monster yang lengannya dipotong Axcel tadi kini mengundang para monster yang lain.
Alhasil, semakin bertambah banyaklah Minotaour-Minotaour yang berdatangan. Jumlahnya ada ...
Wajah Lycene memucat. Tidak mungkin! Bagaimana bisa ada sebanyak ini? Ini bahkan lebih dari 20 ekor monster.
"Bunda, maaf karena tadi Axcel merepotkan Bunda."
Netra gadis itu bergulir menatap Axcel yang kini berbalik menatapnya. Dari netra merah anak itu terlihat percikan api yang kini berkobar membara.
Tatapan penuh tekad dan semangat yang baru pertama kali Lycene lihat.
"Kali ini, biar Axcel yang urus," ujar anak itu tersenyum manis pada Lycene.
Lycene membelalakkan matanya, tidak mungkin! Bagaimana bisa Axcel berkata seperti itu? Jumlah monster di hadapan mereka tidaklah sedikit.
"Axcel! Jangan!"
Tapi seolah tuli, Axcel melangkahkan kakinya menyerang para monster yang mengeroyoknya. Anak berusia empat tahun lebih itu, menghabisi makhluk buas di depannya satu persatu. Menebas, menusuk, dan memenggal kepala bertanduk itu dengan mudahnya.
Tangan mungilnya seolah tak merasa berat sedikitpun saat ia mengayunkan pedang yang bahkan ukurannya lebih besar dari tubuhnya.