8. Mesin Capit

95 24 1
                                    

Nadya melihat boneka yang berada dimesin capit. Nadya begitu menginginkan boneka tersebut. Nadya menghampiri mesin capit dan memainkannya.

Nadya begitu semangat karena dia ingin mendapatkan boneka yang diincarnya. Berkali kali Nadya mencoba namun dirinya selalu gagal.

Seseorang berjalan menghampiri Nadya dan berdiri tepat disampingnya.

"Yah gagal lagi. " ucap Nadya

"Ngapain susah susah main ginian, kan bisa beli bonekanya. "

"Gak semua hal bisa dibayar dengan uang. Kalau lo berhasil dapat nih boneka rasanya bakal senang banget." ucap Nadya

"Tapi gak segampang itu kan. "

"Justru karena gak gampang. Itu yang jadi kebahagiaan sendiri. " ucap Nadya

"Emangnya lo mau boneka yang mana? "

"Yang ini. " ucap Nadya menunjuk salah satu boneka

"Yaelah, tuh boneka banyak dijual di mall ini kali. Udah deh gak usah repot repot."

"Lo kesini cuma mau ngomong itu? Emang gak pernah bisa menghargai orang lo. Apa yang lo pikirin belum tentu semua orang mikir hal yang sama. " ucap Nadya

"Kok lo malah marah marah. "

"Jelas gua marah, sikap lo gak pernah berubah tau gak. Udah, gua mau pulang aja." ucap Nadya pergi meninggalkan Zweitson

Zweitson melihat kearah mesin capit dan melihat boneka yang diinginkan Nadya. Zweitson mencoba memainkan mesin capit dan mencoba mencapit boneka yang Nadya inginkan.

Awalnya boneka sudah tercapit dan terangkat, namun tiba tiba boneka terjatuh. Zweitson merasa kesal dan mencobanya lagi. Berkali kali Zweitson mencoba namun dirinya tetap gagal.

"Zweitson, ini udah malam. Lo sebenarnya mau ngambil boneka yang mana? " tanya Acha

"Pokoknya gua harus berhasil dapetin boneka ini. " ucap Zweitson

"Son, ayolah. Ini cuma game capit. " ucap Shandy

"Lo gak ngerti kak, gua harus dapetin boneka ini. " ucap Zweitson

"Kita beli aja ya Son. "

"Gak mau. Udah deh kalian berdua pulang duluan aja. "

"Son, lo serius? "

"Iya gua serius. "

"Ya udah Cha kita pulang duluan aja. Son nanti lo naik motor gua aja ya. " ucap Shandy meletakan kunci motornya disaku baju Zweitson

Shandy dan Acha pergi meninggalkan Zweitson yang masih berusaha memainkan mesin capit. Waktu semakin malam, semua toko satu persatu tutup.

"Mas, tokonya udah mau tutup. "

"Sebentar mas saya masih main. "

"Kalau mas nya mau bonekanya kita kasih aja ya."

"Mas sabar, saya lagi usaha. " ucap Zweitson masih fokus

Boneka berhasil tercapit dan naik, Zweitson begitu deg degan takut boneka kembali terjatuh. Namun ternyata dirinya berhasil.

"Yeaayyyy gua berhasil. "

"Selamat mas, gak sia sia perjuangannya dari sore. "

"Makasih ya mas." ucap Zweitson begitu senang

"Pasti pacarnya senang mas."

"Sebenarnya dia mantan saya mas. "

"Pepet terus mas, siapa tau bisa balikan."

"Mas boleh minta foto gak, buat bukti."

MINE 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang