7. Demam

96 23 1
                                    

Zweitson menggendong Nadya dan membawanya ke ruang tamu kostnya. Zweitson berusaha menghangatkan tubuh Nadya.

"Nadya, ya Allah nak kamu kenapa?"

"Badannya panas bu, sepertinya dia demam karena kehujanan. " ucap Zweitson

"Kenapa bisa hujan hujanan atuh neng. "

"Sepertinya Nadya sedang ada masalah bu. " ucap Zweitson

"Memang beberapa hari ini Nadya selalu diam dan tak seceria biasanya."

"Maaf bu tolong gantikan pakaian Nadya. "

"Oh iya, ya sudah Nadya tolong bawa ke kamarnya ya. Biar ibu gantian pakaiannya. Kamu juga ganti pakaian ya. Kamu bawa baju ganti? "

"Kebetulan ada di mobil bu. "

"Ya sudah kalau begitu. "

Zweitson kembali menggendong Nadya dan membawanya masuk kedalam kamarnya. Setelah itu Zweitson mengganti pakaiannya yang basah.

Zweitson mencari kompresan didapur kost, lalu dia mengambil air hangat dan membawanya ke kamar Nadya. Zweitson memeras kompresan dan meletakannya didahi Nadya.

"Gua gak tau masalah apa yang sedang lo hadapi Nad, tapi gua harap lo bisa kembali ceria seperti dulu. " ucap Zweitson mengusap rambut Nadya

"Zweitson malam ini kamu nginap saja disini ya. Ibu izinkan kamu."

"Terimakasih bu, saya akan menjaga Nadya malam ini. " ucap Zweitson

Zweitson mengganti kompresan Nadya lalu duduk bersandar. Perlahan rasa kantuk mulai menyerang, perlahan Zweitson memejamkan matanya dan tertidur.

Keesokan paginya, Zweitson bangun dan bergegas untuk solat subuh. Setelah selesai solat Zweitson berjalan menuju dapur untuk memasakan Nadya bubur.

"Gimana ya caranya bikin bubur. "

"Oh ya lihat diinternet aja."

Zweitson menonton sebuah tutorial dan mencoba mengikutinya. Tanpa sengaja tangan Zweitson terkena panci panas, namun dirinya tak menyerah. Akhirnya Zweitson berhasil membuatkan Nadya bubur.

Nadya membuka matanya dan duduk perlahan. Dirinya melihat kompresan didahinya.

"Kok ada kompresan didahi gua. " ucap Nadya bertanya tanya

Zweitson memindahkan bubur ke mangkuk lalu membawanya ke kamar Nadya. Zweitson tak sabar menunjukan bubur hasil buatannya kepada Nadya.

"Nadya pasti suka sama bubur buatan gua."

Langkah Zweitson terhenti melihat Nadya yang sedang disuapi dengan orang lain. Terlihat Fiki menyuapi Nadya bubur. Zweitson merasa kecewa karena dirinya kurang cepat. Zweitson berjalan kembali ke dapur.

"Padahal gua cuma mau lo tau kalau gua masih sayang sama lo, tapi ternyata lo lebih nyaman dengan Fiki." ucap Zweitson

"Loh Zweitson itu buburnya kok dibawa lagi? "

"Buburnya buat ibu aja. Nadya udah makan soalnya bu. Sekalian Zweitson mau pamit pulang ya bu. " ucap Zweitson

"Kok buru buru gitu. "

"Zweitson ada kelas pagi bu. Ya udah Zweitson pulang dulu ya bu. "

"Hati hati ya. "

Zweitson pulang dengan rasa kekecewaan. Hatinya begitu sakit melihat Nadya bersama dengan cowok lain.

"Sepertinya memang Tuhan tak lagi menakdirkan kita bersama. " ucap Zweitson masuk kedalam mobilnya

****

MINE 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang