36. Terkilir

81 16 1
                                    

Nadya masih setia duduk menangis didalam cafe Shandy. Dadanya masih terasa sakit mengetahui bahwa Shandy akan melamar Acha.

"Ini kan sudah menjadi keputusan lo, harusnya lo bisa merelakan semuanya. " ucap Nadya

Tiba tiba seseorang datang dan menghapus air mata Nadya.

"Jangan nangis lagi ya. "

Nadya spontan memeluk sosok dihadapannya. Dirinya menuangkan semua kesedihannya didalam pelukan tersebut.

"Gua mau merelakan semua Son, namun mengapa semuanya terasa sulit. "

"Tidak apa apa, perlahan pasti lo bisa kok. " ucap Zweitson mengusap rambut Nadya

Setelah merasa cukup tenang Nadya menceritakan alasan dirinya dan Shandy putus.

"Acha memang sudah mencintai kak Shandy sejak lama. "

"Karena itu Son gua memilih untuk mengalah. Acha lebih pantas untuk kak Shandy. "

"Lo gak usah khawatir ya, suatu saat lo pasti dapat pengganti kak Shandy kok. "

"Tolong sisain cowok kayak kak Shandy buat gua. "

"Apa gua perlu menjadi seperti kak Shandy untuk memiliki lo. " batin Zweitson terdiam

"Son kenapa tiba tiba diam?"

"Gak apa apa kok, oh ya gua mau bikinin lo sebuah minuman. "

"Emangnya bisa? "

"Pake alat beginian doang mah gampang. " ucap Zweitson merasa bingung

"Yakin? " ucap Nadya menghampiri Zweitson

"Gak sih. Oh tapi jangan khawatir, kita ganti dengan minuman seduh aja."

"Ada aja ya ide lo. " ucap Nadya menertawakan sikap Zweitson

"Namanya juga Zweitson Satria Wijaya, pasti ide tuh bakal ngalir terus. " ucap Zweitson

"Gua kangen lihat sikap narsis lo. " ucap Nadya

"Sibuk pacaran terus sih. " ucap Zweitson mengambil gelas lalu menyeduh minuman saset yang diambilnya dari laci

"Makannya jangan jomblo. "

"Ngapain gua capek capek pacaran kalau nantinya jodoh gua itu lo. "

"Sorry Son barusan lo ngomong apa? Soalnya kecil banget. " tanya Nadya

"Bukan apa apa kok. Tadaaa minumannya sudah jadi, kita minum bareng yuk. "

"Ayo..."

****

Farhan mencari keberadaan Shalita untuk menanyakan suatu hal. Setelah mencari cukup lama akhirnya Farhan menemukan Shalita.

"Shalita tunggu. "

"Kenapa kak?"

"Jawab jujur, lo sakit apa? " tanya Farhan

"Kak Farhan cuma mau nanya itu aja?"

"Jawab Lit. "

"Harus? "

"Iya harus. "

"Gak penting kok kak. " ucap Shalita

Farhan tak membalas ucapan Shalita, dirinya langsung memeluk erat tubuh Shalita.

"Kak Farhan sebenarnya kenapa sih?" tanya Shalita melepaskan pelukan Farhan

"Gua takut... "

"Apa yang kak Farhan takuti? "

"Gua takut kehilangan lo. Maaf karena gua sudah mengetahui tentang penyakit lo. " ucap Farhan

MINE 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang