70. Epilog

42 8 0
                                    

Fenly terdiam didalam kamar apartementnya, tangannya perlahan menggoreskan kalimat di atas kertas. Layaknya seperti sedang menuliskan surat cinta, Fenly tersenyum saat menuliskan surat tersebut. 

Sementara itu saat ini Meisya termenung memikirkan hubungannya dengan Fajri. Jiwanya berkata dirinya harus melepaskan Fajri, namun raganya menentangnya. Meisya membuka laci meja di kamarnya dan mengambil sebuah foto. 

Meisya mengusap foto dirinya dan Fenly sambil tersenyum. Namun senyuman itu tak berlangsung lama, ekspresi wajah Meisya seketika berubah saat melihat fotonya bersama dengan Fajri. Meisya juga melihat foto yang berisikan dirinya dengan Fenly dan Fajri. 

"Kenapa jadi rumit begini?" 

Pintu kamar Meisya terbuka menampakan sesosok laki laki yang perlahan berjalan menghampiri Meisya. Tak menyadari kehadiran ayahnya, Meisya masih sibuk melihat lihat foto yang berada didalam laci tersebut. 

"Foto siapa itu Meisya?" 

"Eh papa, bikin kaget aja." 

"Kamu udah solat isya?"

"Belum pa."

"Ya udah sekarang kamu pergi ambil wudhu terus solat." 

"Iya pa." ucap Meisya beranjak pergi ke kamar mandi

Fernando membuka laci anaknya dan mengambil beberapa foto yang ada didalamya lalu dibawa keluar dari kamar Meisya. Fernando duduk di ranjang kamarnya melihat foto yang diambilnya dari kamar anaknya. 

"Foto siapa itu mas?"

"Ini aku ambil dari kamar Meisya." 

"Oh foto Meisya dengan Fajri, tapi laki laki yang satu ini siapa?"

"Karin, sepertinya aku terlalu keras kepada Meisya." 

Karin melihat foto Meisya dan Fenly dengan teliti dan menyadari suatu hal. Kini Karin mengerti maksud dari ucapan Fernando. 

"Pasti karena laki laki yang ini ya." 

"Aku takut." ucap Fernando menundukan wajahnya

"Fernando Shandy Pratama, dengar aku. " ucap Karin mengangkat wajah Fernando untuk menatapnya

"Meisya sudah besar, dia pasti sudah bisa memilih sendiri hidupnya nanti akan seperti apa. "

"Mengapa Meisya harus mengalami hal yang sama seperti kita dulu."

"Takdir yang akan menjawab semuanya." 

"Kamu yakin dengan laki laki ini?"

"Selama dia bisa menjaga Meisya dengan baik aku akan yakin seratus persen." 

"Beri aku waktu untuk berpikir kembali ya." 

"Iya Shandy sayangku." 


****

Fenly diam diam memasukan sebatang coklat dan surat yang semalam ditulisnya kedalam tas Meisya. Fenly meminta tolong kepada Nadya untuk memasukannya. 

"Gimana Nad?"

"Aman pokoknya."

"Tapi jangan bilang bilang ya."

"Siap bos." 


Meisya membuka tas nya dan menemukan coklat dan surat pemberian dari Fenly. Meisya mencoba bertanya kepada Nadya karena saat dirinya sedang ke toilet Nadya menunggunya didalam kelas.

MINE 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang