1. Berbeda

144 30 1
                                    

"Kenapa sih neng marah marah gitu."

"Gara gara adek lo tuh. "

"Kenapa lagi Zweitson? " tanya Shandy

"Bukan apa apa kok. " jawab Nadya

"Itu celana lo kenapa? "

"Tadi gua gak lihat lihat pas mau duduk. Ternyata bangkunya basah." ucap Nadya

"Ya ampun, terus sekarang gimana? Mau ganti?"

"Gak usah lah kak. Sebentar lagi juga selesai MOS nya. " ucap Nadya
"Gua harus balik ke aula kak. "

"Gua antar. "

"Eh gak usah kak. Gua bisa sendiri kok. " ucap Nadya

"Gak apa apa kok, sekalian gua mau balik ke tempat acara. "

"Kak Shandy panitia MOS? " tanya Nadya

"Oh jelas. "

"Alhamdulillah akhirnya gua nemuin panitia MOS yang gua kenal. " ucap Nadya

"Ada ada aja lo. " ucap Shandy mengusap rambut Nadya
"Ya udah yuk. "

Nadya kembali ke barisan dan tepat disampingnya adalah Zweitson. Nadya menghela nafas panjang, mengapa dirinya terus menerus bertemu dengan Zweitson.

"Kenapa sih gua ketemu mulu sama lo. " ucap Nadya

"Jodoh kali. " ucap Zweitson

"Ngarepin berjodoh tapi malah lo yang putusin gua. Lucu lo. " ucap Nadya

"Kayaknya Nadya masih marah karena waktu itu gua putusin. " batin Zweitson menatap Nadya

"Ngapain lo liatin gua? Masih suka sama gua? " ucap Nadya

"Ngapain juga gua suka sama cewek gak tulus kayak lo. " ucap Zweitson

"Terserah lo aja deh. "

Acara MOS hari itu telah usai. Nadya bergegas untuk pulang. Dirinya berjalan menuju gerbang kampus.

"Nadya. "

Nadya membalikan badannya dan melihat sosok Fiki berdiri dihadapannya. Nadya langsung memeluk erat tubuh Fiki, dirinya begitu merindukan Fiki.

"Gua senang banget bisa ketemu sama lo lagi. Gua kangen sama lo Fik. " ucap Nadya

"Gua juga kangen sama lo Nad. " ucap Fiki

"Lo kenapa pindah? Lo udah gak mau ngekost ditempat gua lagi? Lo gak betah ya. "

"Gak gitu kok. " ucap Fiki mengusap rambut Nadya

Zweitson tak sengaja melihat Nadya yang sedang bersama dengan Fiki. Zweitson dapat melihat raut wajah bahagia Nadya saat bersama Fiki.

"Ternyata selama ini Fiki dan Nadya sedekat itu. " ucap Zweitson masuk kedalam mobilnya

N

adya terdiam mengingat kejadian setahun yang lalu pada saat dirinya MOS. Kini dirinya sudah memasuki semester tiga.

"Malesin banget mikirin Zweitson, lebih baik gua tidur aja. Buat apa juga mikirin cowok nyebelin kayak dia. "

****

"Senang deh bisa satu kampus sama lo. " ucap Fajri

"Harus dong. Kita kan dari kecil udah selalu bersama. " ucap Meisya

"Janji ya jangan pergi tinggalin gua." ucap Fajri memegang tangan Meisya

MINE 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang