50. Menjauh

53 15 1
                                    

Keesokan harinya Selly dan Fiki tak lagi bertegur sapa. Keduanya seperti dua orang asing yang tidak saling mengenal.

"Fiki benar benar menepati ucapannya. " ucap Selly berjalan melewati Fiki

Selly duduk termenung memikirkan Fiki. Rasanya seperti ada yang kurang tanpa kehadirannya.

"Gua boleh ikut duduk? "

"Fenly? Boleh banget Fen. "

"Lo kenapa? Kok murung gitu? "

"Gak kok. "

"Lo gak bisa bohong."

"Beneran Fenly."

"Baguslah. "

"Lo tumbenan nyamperin gua? "

"Gua juga gak tau. "

"Lo lagi ada masalah ya. "

"Gua hanya bingung Sel. "

"Its oke, lo pasti bisa menyelesaikan masalah lo. "

"Ternyata lo gak seburuk yang gua pikirkan ya. " ucap Fenly

"Itu sih lo nya yang mandang gua negatif. " ucap Selly

"Habisnya lo rese. " ucap Fenly

"Gua cuma mau naklukin hati lo. " ucap Selly

"Lo benar benar suka sama gua? " tanya Fenly

"Awalnya gua pikir perasaan itu hanya permainan, tapi seiring berjalannya waktu gua benar benar cinta sama lo. " ucap Selly menggenggam tangan Fenly

Meisya mencari keberadaan Fenly untuk mengembalikan buku yang dipinjamnya. Meisya menemukan Fenly yang sedang bersama dengan Selly. Meisya melihat Selly memegang tangan Fenly.

"Lo harusnya sadar diri Sya, sampai kapan pun lo dan Fenly gak akan pernah bisa bersatu. " ucap Meisya menyeka air matanya

"Selly cocok banget ya sama Fenly. Iman mereka berdua juga sama. "

Meisya melangkah pergi, air mata tanpa sadar kembali terjatuh. Meisya berusaha untuk merelakan semuanya.

"Lo harus bisa Sya. Jangan menaruh perasaan kepada Fenly. Lo dan Fenly hanya sebatas sahabat. "

Meisya bertemu dengan Fajri dan langsung memeluk tubuh Fajri.

"Sya, ada apa? "

"Gua takut Ji. "

"Lo takut kenapa? "

"Gua takut jatuh cinta kepada Fenly. Gua takut Ji, gua sadar gua dan Fenly tidak akan pernah bisa bersama. " ucap Meisya

Fajri mengerti perasaan Meisya. Sebagai sahabat Fajri tak tega melihat Meisya menangis. Fajri menghela nafas panjang lalu mengatakan suatu hal kepada Meisya.

"Sya, tatap mata gua. "

"Lo harus bisa lupain perasaan lo ke Fenly."

"Gua selalu mencoba hal itu Ji, tapi hati gua gak sanggup. " ucap Meisya

Octa menarik Jihan untuk bertemu dengan Fajri, namun keduanya melihat Fajri sedang bersama dengan Meisya. Jihan mencoba mendengar perbincangan Fajri dan Meisya.

"Kalau begitu, ayo kita jadian. " ucap Fajri membuat Meisya terkejut

"Lo bercanda ya. "

"Gak Sya. Kita udah lama bersama dan lo pernah menyukai gua kan. Menurut gua ini adalah jalan yang tepat. " ucap Fajri

"Lo serius? "

"Sya, kita bisa jalani ini semua bersama. " ucap Fajri mencoba meyakinkan Meisya

"Baiklah Ji, gua mau. "

MINE 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang