46. Cinta Tak Bertuan

64 15 1
                                    

Suara tenang disekitar danau membuat Shalita nyaman duduk memandangi danau dihadapannya. Dirinya masih terus berjuang melawan penyakit yang diidapnya.

Shalita asik dengan alat lukisnya. Dirinya melukis wajah seseorang yang sangat berharga untuknya.

Farhan berjalan menghampiri Shalita dengan sebuket bunga. Dirinya akan memberikan bunga tersebut sebagai hadiah.

"Shalita pasti suka dengan bunga ini." ucap Farhan

"Hai Farhan, mau kemana? "

"Eh Ra, gua cuma mau jalan jalan aja kok. " ucap Farhan

"Bunganya bagus. "

"Ini buat lo. "

"Seriusan? "

"Iya. "

"Makasih ya. "

Shalita menengok kebelakang melihat Farhan dan Zahra yang sedang berdua. Shalita melihat bunga yang dipegang oleh Zahra dan berpikir Farhan baru saja menyatakan perasaannya kepada Zahra.

"Semoga kak Farhan bisa bahagia ya." ucap Shalita menyeka hidungnya yang perlahan mengeluarkan darah

Shalita tanpa sengaja menempelkan jarinya yang terkena darah di kanvas miliknya. Dengan cepat Shalita menutupi darah tersebut dengan cat warna.

Setelah selesai Shalita menuliskan sebuah pesan lalu menempelkan pesan tersebut di kanvas yang sudah dilukisnya. Shalita meletakan kanvas tersebut dibangku lalu berjalan pergi.

Farhan tak melihat kehadiran Shalita, dirinya menghampiri bangku tempat Shalita terduduk lalu menemukan sebuah kanvas dan surat.

"Ini pasti dari Shalita. "

Farhan mencari keberadaan Shalita karena dirinya yakin bahwa Shalita belum terlalu jauh pergi.

"Lit, lo dimana? "

"Han sebenarnya lo nyari siapa sih? Terus itu lukisan siapa? "

"Gak penting kok Ra, ya udah kita mau jalan kemana? "

"Ke puncak yuk. "

"Ya udah ayo. "

"Ternyata gua memang tidak penting di hidup kak Farhan. Lantas buat apa gua masih bertahan. " ucap Shalita sudah sangat pucat

Tubuh Shalita sudah sangat lemas. Dirinya tak sanggup lagi untuk berjalan. Seseorang datang menghampirinya dan langsung menggendongnya.

Shalita melihat wajah orang yang menggendongnya. Sinar matahari yang begitu terik membuatnya kesulitan untuk menatap keatas.

****

Nadya baru saja selesai menyiram bunga. Seseorang berjalan menghampirinya dan mengagetkannya. Nadya refleks mengarahkan selang air ke wajah orang yang berdiri dibelakangnya.

"Nad kok gua disiram sih. "

"Sorry kak Shandy aku gak sengaja."

"Gak apa apa kok. "

"Maaf ya kak jadi basah. " ucap Nadya menyeka air diwajah Shandy

Shandy membalas perbuatan Nadya. Dirinya mengambil selang air dari tangan Nadya lalu mengarahkannya ke tubuh Nadya.

"Ih kak Shandy jahil. " ucap Nadya

"Siapa suruh nyiram gua duluan. Biar imbas. " ucap Shandy terlihat senang

"Aku balas lagi ya. " ucap Nadya merebut kembali selang air dari tangan Shandy

MINE 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang