45. Kehilangan

64 13 5
                                    

Hari itu adalah hari tersakit bagi Nadya. Dirinya sangat sedih kehilangan sosok cinta pertamanya. Sepulang dari pemakaman Nadya duduk di ruang tamu sambil memeluk figura yang berisikan foto papanya.

"Maafin Nadya pa, maaf karena gak bisa jaga papa disaat papa sakit. " ucap Nadya menangis histeris

Nadya tak bisa memaafkan dirinya atas kepergian papanya. Berkali kali dirinya menyalahkan diri sendiri.

Ricky merasa sedih melihat kondisi adiknya yang selalu murung selama beberapa hari. Terkadang tiba tiba Nadya berteriak dan berusaha untuk melukai dirinya.

"Semua ini salah gua. " ucap Nadya berteriak

"Gara gara gua papa pergi!!! "

Nadya mengambil sebuah gunting dan berniat melukai dirinya. Dengan cepat seseorang memeluk dirinya dari arah belakang.

"Bukan hanya lo yang kehilangan Nad. Kita semua juga merasa kehilangan. "

"Lepasin gua!!! "

"Gak! Gua gak akan lepas. "

"Nad, kita gak bisa menyalahkan takdir. "

"LEPASIN GUA ZWEITSON!!!"

Zweitson melepaskan pelukannya. Amarah Nadya belum mereda, Zweitson berusaha untuk meredam amarah Nadya.

"Gua menyesal Son dulu pernah benci sama papa gua. Bertahun tahun gua pergi meninggalkan dia dan menghindar dari dia, tapi setelah gua kembali bersama, papa gua pergi untuk selamanya Son " ucap Nadya menutup wajahnya

Zweitson mengeluarkan sebuah surat. Dibukanya surat tersebut lalu Zweitson mulai membacakan isi dari surat tersebut.

"Nadya anak perempuanku satu satunya... "

Nadya menyingkirkan tangannya dari wajahnya dan mendengarkan Zweitson membacakan surat.

"Maafkan papa ya nak, maaf karena papa tidak bisa menemanimu lebih lama. Maaf karena papa tidak bisa menjadi wali nikahmu. "

"Papa sangat beruntung memiliki anak perempuan yang cantik. Kamu adalah anugerah terindah untuk papa. "

Nadya melihat Zweitson adalah sosok papanya. Nadya seperti melihat langsung papanya berbicara dihadapannya.

"Maafkan papa ya nak karena tidak pernah jujur sama kamu, sampai penyakit yang papa alami saja papa tutupi dari kamu. Papa terpaksa berbohong sama kamu, papa harap kamu gak menbenci papa lagi ya. "

"Nadya sayang jaga diri baik baik ya, papa sangat yakin kamu adalah anak yang kuat. Jangan sedih terus, kalau Nadya nangis terus nanti papa juga ikutan sedih. "

"Maafin Nadya pa, maaf... " ucap Nadya

"Tetap kuat ya nak, meskipun raga papa sudah tak lagi bersama namun jiwa papa akan selalu menjaga kamu." 

Nadya memeluk erat tubuh papanya yang ternyata adalah tubuh Zweitson. Diusapnya lembut rambut Nadya.

"Papa lo amanahin gua buat menjaga lo. Gua janji akan menjaga lo selalu. " ucap Zweitson

"Nadya janji pa gak akan sedih lagi. " ucap Nadya

"Nah itu baru Nadya yang gua kenal."

Fiki terdiam diteras rumahnya. Dirinya sudah mengikhlaskan kepergian sang papa. Meskipun hatinya terluka namun Fiki berjanji untuk tetap tegar.

Selly melihat Fiki tertidur diteras rumahnya. Selly berjalan menghampiri Fiki dan duduk disampingnya.

"Pasti rasanya berat banget ditinggal pergi oleh orang tua. " ucap Selly mengusap rambut Fiki

MINE 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang