1. kembaran tokoh sampingan (1)

10.9K 595 7
                                    


Di salah satu atap gedung pencakar langit, terlihat seorang wanita tengah menatap kosong pemandangan yang ada di bawah gedung. Dia menikmati setiap hembusan angin malam yang menyentuh lembut kulitnya.

Wanita itu menyibak rambut pendek berwarna coklatnya ke belakang. Mata hitam pekat itu masih memandangi seluruh kota seakan-akan sedang menunggu sesuatu.

Setelah beberapa saat pintu menuju atap di dobrak kencang. Para polisi masuk dengan tergesa-gesa dan langsung mengepung wanita itu.

"MENYERAHLAH KARNIKA! ANDA SUDAH DI KEPUNG! TAK ADA JALAN KELUAR!"

Salah satu polisi itu berteriak sambil menodongkan senjata mereka pada karnika.

"Hahahaha." karnika tertawa, dia tak menunjukkan rasa takut sedikitpun di wajahnya.

Ia menatap tajam para polisi yang mengepungnya, beberapa menampakan wajah cemas serta takut.

"Kalian sangat gigih ..." Senyuman datar terukir di wajahnya.

Detik berikutnya senyuman itu hilang di gantikan dengan tatapan malas "... dan itu membuatku bosan. Apa kalian tidak tau, ada kalanya seseorang harus menyerah?"

Karnika menunjukkan remote control yang ada di tangan kirinya. Wajah para polisi itu menjadi pucat, mereka jelas tahu untuk apa remote control itu.

Klik!

Sebuah ledakan besar terjadi di beberapa tempat ramai di kota ini. Mereka hendak menembakkan peluru namun terlambat.

Ledakan besar juga terjadi dari atap gedung, Karnika telah melakukan bom bunuh diri.

.
.
.
.
.

Karnika membuka matanya perlahan, hal pertama yang ia lihat adalah sebuah atap rumah. Ia mencoba bangun tapi tak bisa lalu dirinya tersadar akan sesuatu.

"Kenapa aku jadi bayi?" Karnika bertanya-tanya.

Dia melihat sekeliling, ujung matanya menemukan sebuah foto besar yang terpajang di dinding. Karnika merasa tak asing dengan wajah orang yang ada di foto itu.

Setelah berpikir sebentar akhirnya ia mengingatnya.

"Dia, bukankah dia itu salah satu karakter sampingan dari novel favoritku itu? Apa aku bereinkarnasi seperti di komik-komik yang populer belakangan ini? Tapi jika iya, aku merasuki tubuh siapa?"

"Sisi baiknya aku bisa bertemu dengan antagonis kesukaanku itu, sih. Tapi, jika aku merasuki tubuh orang yang dia benci maka tamat sudah riwayatku."

Suara pintu terbuka memasuki gendang telinga Karnika. Dia melirik ke arah pintu, seorang wanita cantik masuk sambil menggendong bayi laki-laki.

Wanita cantik dengan rambut hitam panjang bergelombang. Mata berwarna ungunya begitu menarik perhatian.

"Apa dia ibuku? Kuharap dia bukan wanita munafik yang pilih kasih"

Wanita tadi melihat ke arah Karnika yang terbangun, lalu tersenyum lembut.

"Astaga, kenapa putri ibu yang cantik ini terbangun?"

Wanita itu menaruh bayi yang ia gendong tadi ke atas kasur dengan perlahan.

Ia kemudian mengendong Karnika dengan lembut. "Bagaimana jika kita jalan-jalan sebentar dulu?"

Karnika menatap lekat wajah dari ibu barunya itu, dia terpesona sekaligus kagum. Mereka berjalan melalu sebuah lorong dengan beragam hiasan di dinding.

"Alsia sayang~ apa kau tidak mengantuk? Bagaimana jika ibu nyanyikan lagu tidur?"

Wanita itu mulai bernyanyi. Suaranya yang lembut membuat Alsia cukup terhibur.

Became The Side Character's Older SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang