"kenapa kau tidak suka tidur siang, Alsia?"
Pertanyaan ini selalu berada di dalam kepala Mikael. Dia cukup penasaran dengan jawaban dari Alsia.
"Karena aku hampir terbunuh saat tidur siang," batin Alsia mengingat memori kelamnya dulu.
"Panas," Alsia menjawab singkat.
"Jadi kau tidak bisa tidur jika cuaca panas."
"Aku tidak bisa tidur nyenyak, cuaca akhir-akhir ini makin panas," tambah Alsia.
Mikael menatap ke arah jendela yang masih tertutup oleh gorden. Sekilas memori masa lalu kembali teringat oleh dirinya. Mikael menggenggam erat tangannya.
Alsia yang memperhatikan raut wajah sang ayah pun heran, "apa yang orang ini pikirkan? Dia sedang merenungkan nasib atau apa?"
Sebuah tangan kecil menarik pelan lengan baju Mikael, dia menoleh pada sang anak.
"Apa menu makan malam hari ini?"
Mikael tertawa kecil, "memangnya kau mau makan apa hari ini?"
"Kue kering dengan olesan coklat super banyak," jawab Alsia dengan mata yang ngantuk.
"Baiklah, akan ayah bilang kepada koki."
Orang bilang untuk menidurkan anak nakal adalah dengan memberikan sebuah pelukan atau ciuman hangat. Itulah yang dilakukan oleh Mikael meskipun ia tahu jika tindakan ini tidak akan berpengaruh pada Alsia.
"Tidurlah yang nyenyak," setelah mengatakan itu Mikael pun beranjak dari tempat tidur.
"Apa ibu tidak akan datang untuk makan malam lagi?"
Deh!
Mikael tersentak, "kau akan tahu dengan sendirinya," jawaban yang tidak memuaskan.
Mikael memasang senyuman kaku di wajahnya kemudian melangkah pergi dari kamar Alsia.
"Sudah kuduga ibu juga tidak akan datang lagi," batin Alsia lalu menutup matanya perlahan.
.
.
.Makan malam, seperti yang telah diduga Alsia tadi siang. Farah, nyonya besar keluarga Acandra tidak hadir untuk makan malam bersama.
Alsia sendiri tidak terlalu peduli akan hal itu, lagipula dia sudah mengetahui beberapa kebenaran penting dari buku novel. Kebenaran tentang penyakit yang diderita sang ibu serta cara untuk menyembuhkannya.
Tak!
"Kakak!" Arsa berteriak kesal saat Alsia menaruh jatah sayur miliknya ke dalam piring Arsa.
"Kau harus makan sayur agar tumbuh besar, Arsa," saran Alsia yang berpura-pura tidak bersalah.
Arsa menatap sang kakak tajam, "kalau begitu kakak juga jangan pilih-pilih makanan supaya sehat," balasnya sambil mengembalikan sayur tadi ke piring Alsia.
"Oh, ayolah Arsa. Di dunia ini laki-laki itu harus mengalah pada perempuan. Lagi pula aku ini sudah lebih dari kata sehat. Buktinya badanku lebih tinggi dari badanmu."
Alsia kembali menaruh sayur miliknya ke piring Arsa. Mikael yang terabaikan merasa kesal. Ingin sekali dia menghukum Alsia tapi sayangnya itu mustahil.
Tak!
Dengan suara pisau perak yang tengah memotong daging itu membuat pertengkaran saudara tadi berhenti. Mikael memberikan tatapan tajamnya pada Alsia.
"Alsia, tidak ada kue kering dengan olesan coklat untukmu selama seminggu."
Baru hendak protes Mikael kembali bersuara.
"Itu sepadan dengan semua kenakalan yang kau lakukan hari ini. Jangan coba-coba untuk mencuri makanan di dapur."

KAMU SEDANG MEMBACA
Became The Side Character's Older Sister
Fantasía[Vote dulu sebelum membaca] [Dan kalo bisa jangan lupa follow] Karnika, salah satu fans dari antagonis sebuah novel. dia meninggal karna bom bunuh diri. bukannya pergi ke neraka atau surga karnika malah terlahir kembali di dalam novel favoritnya itu...