47. pesta teh (1)

427 20 0
                                    

"Jangan menyarankan hal berbahaya seperti itu, Alsia." Farah memandang sang putri dengan tatapan khawatir.

Alsia pun menghembuskan nafas pelan dan mulai mengatakan masalah yang akan mereka hadapi sembari mengacungkan jari tangannya satu persatu. "Habisnya kita punya Fino si pemimpin vampir, bangsawan berpengaruh, keluarga kerajaaan dan organisasi rahasia dunia."

"Sebenarnya aku sudah memiliki cara untuk mengatasi Fino, sisanya masih, begitulah." Alsia menggaruk tengkuknya.

"Bagaimana caramu mengurus Fino? Dia bukan hanya sekedar kuat," ucap Mikael yang kurang yakin dengan perkataan Alsia.

"Apa kakak akan menggunakan anak spesial itu?"

Pertanyaan Arsa merujuk pada tokoh utama asli dalan novel yang Alsia baca. Seorang pemuda dengan bakat hebat yang diikuti oleh keberuntungan yang besar. Mikael dan Farah sudah mengetahui fakta jika Alsia adalah seorang pembaca yang memasuki dunia novel.

Sedangkan Orifiel sudah mengetahuinya beberapat tahun lalu saat bertemu dengan Alsia di tempat rahasia.

Alsia menggeleng pelan sebagai jawaban untuk sang adik. "Aku sudah mencari desa tempat anak itu tinggal. Namanya desa Cos, tapi saat aku bertanya pada penduduk sekitar mereka bilang anak itu sudah mati bersama seluruh keluarganya karena serangan binatang buas."

"Apa?" Arsa tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.

Tiga orang yang lain juga tak bisa menahan rasa kagetnya.

"kalau begitu bagaimana caramu mengurus Fino?" Tanya Orifiel.

"Pakai Yoriez. Putra kedua Duke Sasir Kusuma. Dia anak yang mendapat berkat dari dewa matahari."

Hanya dengan kalimat terakhir Alsia, Orifiel dan Mikael langsung yakin jika rencana Alsia akan berhasil.

"Setelah mengurus Fino kita perlu mengambil alih dunia bawah. Mencari bukti kejahatan keluarga kerajaan yang cukup untuk melakukan kudeta."

"Selain bukti, kita harus mendapat dukungan dari para bangsawan dan rakyat," tambah Arsa.

"Bangsawan di wilayah Tenggara jelas akan memberikan dukungan. Mengingat mereka adalah para bangsawan yang diabaikan istana dan jika dihitung dengan pengikutku, berarti sekitar 1/3 bangsawan di kerajaan Zamri berpihak pada kita." Orifiel memberikan tambahan informasi.

"Untuk dukungan rakyat, mungkin kita perlu membangun beberapa fasilitas umum seperti toko obat-obatan dan menyediakan lapangan kerja," saran Farah.

Alsia dan Mikael pun tutup mulut. Ayah dan anak itu sama-sama memiliki kelemahan pada masalah sosial.

keduanya tak peduli dengan pandangan orang lain dan kurang bisa menjaga sikap, maka dari itu Alsia memiliki lebih banyak rumor miring ketimbang sang adik. Seperti ayahnya.

#
#
#

"Nona Alsia, sudah waktunya anda bangun dan bersiap untuk pesta teh di kediaman Marchioness Sagala."

Alsia yang tengah terbaring di tempat tidurnya pun mengerutkan dahinya. Dia benar-benar malas untuk sekedar menghadiri pesta teh. Perempuan dengan rambut hitam yang berantakan itu kemudian bangun dan beranjak menuju kamar mandi.

Setelah rapat itu Orifiel menyuruh Alsia untuk lebih sering menhadiri pesta teh dan semacamnya agar mempererat hubungan sesama bangsawan wilayah Tenggara.

Sejujurnya Alsia ingin menolak namun karena sang ibu dan adiknya juga menyetujui saran Orifiel, dia tak bisa menolaknya.

"Matilda, bersosialisasi itu merepotkan, ya." Alsia berkata pada Matilda yang sedang menata rambutnya.

Became The Side Character's Older SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang