Alsia yang melihat sang ibu terduduk menangis di lantai hanya bisa menatapnya dengan tatapan kosong. Pemandangan sekitar kembali berganti ke waktu di mana Mikael kembali dari ibu kota.
Pria itu pulang dengan membawa beberapa hadiah untuk wanitanya. Akan tetapi bukannya sambutan hangat Mikael justru dikejutkan dengan tatapan penuh kebencian dan kekecewaan dari Farah.
"Ada apa, Farah? Apa aku melakukan kesalahan?" Mikael bertanya dengan wajah khawatir.
Farah tak menjawab pertanyaan Mikael dan memilih untuk menjauhi pria itu selama beberapa Minggu. Mikael baru tahu apa yang terjadi ketika seorang pelayan memberi tahu jika Farah menemukan buku hariannya.
"Ah." Mikael benar-benar menyesali kebodohannya.
Harusnya ia memerintahkan pelayan untuk jangan membiarkan Farah memasuki ruangannya ketika ia tak ada di rumah.
Selama beberapa Minggu penuh ketegangan itu Mikael kerap membujuk Farah namun balasan yang ia dapatkan hanya kata-kata cacian dan serangan.
Pria itu beruntung Farah tidak meminta Uras membunuh dirinya. Wanita itu, terlalu baik.
Dua bulan berlalu.
Mikael mengetuk pintu kamar Farah. Dia membawakan bunga dan makanan untuk Farah tiap hari.
Bruk!
Mendengar suara benda jatuh dari dalam Mikael langsung masuk. Hal pertama yang ia lihat adalah Farah yang berdiri mematung menatap lukisan yang ia buat. Mikael menatap ke pojok kamar tempat di mana Farah menaruh semua lukisan buatannya.
Pria itu pun menaruh bunga dan makanan yang ia bawa dan bergegas menuju sang istri.
"Farah," panggilannya dengan nada lirih.
Wanita berambut hitam panjang itu tak menggubris kedatangan sang suami.
Mikael terdiam sebentar. "... Katakan saja jika kau butuh sesuatu. Maaf mengganggu waktumu."
Sebelum melangkahkan kakinya keluar kamar Farah pun bersuara.
"Duchess Kusuma mengundangku secara langsung ke pestanya. Dia bilang rumor buruk tentangmu makin banyak muncul. Jelaskan semuanya tentangmu padaku," titah Farah.
Ada kekesalan di matanya tapi rasa kesal itu tidak di tujukan pada Mikael.
"Semua hal tentang diriku atau kebenaran rumor itu?"
Alis Farah berkedut. Sebuah kuas cat terlempar mengenai dahi Mikael.
"Ah, maaf atas pertanyaan bodohku," ujar Mikael.
Pria itu pun mulai menjelaskan semua tentang dirinya. Dari yang awalnya seorang anak di keluarga Acandra sampai menjadi salah satu bangsawan berpengaruh di wilayah Tenggara.
Dari cerita Mikael inilah Farah mengetahui kenapa sampai saat ini tak ada seorangpun yang menganggu dirinya secara terang-terangan. Tidak ada juga orang yang tidak menyetujui pernikahannya dengan Mikael.
Waktu itu, setelah Mikael membawa Farah ke kediaman Acandra. Dia pergi ke sebuah kelompok dagang, membeli gelar bangsawan untuk Farah.
Itu untuk mempermudah pernikahan Mikael dengan Farah. Jika ada seseorang yang menolak maka dia akan tinggal nama.
Mikael juga menjelaskan tentang posisi keluarga Acandra dalam kerajaan ini. Tentang musuh-musuhnya juga tentang pasukan pemburu vampir yang merupakan pasukan rahasia terhebat di kerajaan serta kutukan keluarganya.
"Maaf sudah mempermainkan perasaanmu."
Farah merasa kasian. Bukan hanya pada Mikael tapi pada seluruh pendahuluan keluarga Acandra serta keturunan mereka seterusnya. Mengemban kutukan yang tak bisa dihilangkan juga beban sebagai pemimpin pasukan pemburu vampir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Became The Side Character's Older Sister
Fantasy[Vote dulu sebelum membaca] [Dan kalo bisa jangan lupa follow] Karnika, salah satu fans dari antagonis sebuah novel. dia meninggal karna bom bunuh diri. bukannya pergi ke neraka atau surga karnika malah terlahir kembali di dalam novel favoritnya itu...