Mikael tiba di istana pada malam hari.
Pesta perayaan kemenangan atas perang 10 tahun lalu, Mikael Sebenarnya tidak pernah menghadiri acara yang selama ini di adakan istana selama 5 tahun belakang. Dia hanya datang setiap 5 tahun sekali untuk menghadiri rapat rahasia para pahlawan kerajaan.
Begitu memasuki aula, Mikael langsung disuguhkan pemandangan kelap-kelip dari berbagai macam permata yang berasal dari hiasan aula serta yang dikenakan oleh bangsawan lain.
"Rasanya aku bisa gila jika berada di tempat ini terlalu lama."
Sebagai pria yang sudah beristri dan memiliki anak, Mikael berencana untuk menjauh dari wanita bangsawan penggoda.
Mikael langsung berjalan menuju balkon di lantai dua, tempat dimana hanya orang-orang tertentu yang ingin kesana. Tidak lupa ia juga mengambil segelas air dari pelayan.
"Sekarang aku hanya perlu menunggu," Mikael bersandar pada pagar batu yang ada di balkon.
"Satu ... Dua ... Tiga ....."
Mikael mulai berhitung sembari menatap kosong halaman istana.
Pada hitungan ke lima puluh enam Mikael mulai menghilangkan hawa keberadaannya. Hitungan ke 131 Mikael mendengar suara berisik para bangsawan di lantai satu.
"Orang-orang terkenal mulai berdatangan."
Hitungan ke 142 pembawa acara mulai memberitahu kedatangan raja, ratu dan putra mahkota di hadapan para bangsawan. Mikael masih berada di tempat yang sama.
Dia tidak turun untuk memberikan penghormatan atau apapun itu yang biasa bangsawan lain lakukan.
Memang hal ini melanggar aturan kerajaan, tapi ini merupakan salah satu perlakuan istimewa yang diberikan langsung oleh sang raja pada para orang yang berjasa besar saat perang.
Hitungan ke 313 raja selesai berpidato.
"Dia hebat bisa berpidato sampai selama ini."
Gelas Mikael masih terisi penuh, dia sama sekali tidak meminumnya.
Hitungan ke 329, seseorang berjalan di sekitar balkon tempat Mikael berada.
"Disini kau rupanya, Mikael. Baginda raja sempat mencari dirimu."
Mikael melirik sekilas orang yang mengucapkam kalimat itu.
"Salam kepada Tuan Duke Sasir Kusuma."
Sasir Kusuma, Duke dari wilayah tenggara sekaligus rekan lama Mikael di Medan perang. Sasir tetap memasang wajah ramah meski merasakan aura gelap dari Mikael.
Rambut pendek berwarna silver dan mata berwarna hitam kehijauan menjadi ciri khas dari pria ini.
"Ku kira kau tidak akan datang lagi," Sasir bersandar pada pagar balkon di dekat Mikael.
"Niatnya begitu," balas Mikael sambil menggoyangkan gelasnya.
Tindakan itu membuat Duke menatap air di dalam gelas Mikael. Detik berikutnya Sasir tertawa kecil.
"Bangsawan ini pasti orang gila."
Sasir mengulurkan tangannya ke arah Mikael, tanda jika ia meminta gelas di tangan Mikael.
Mikael memberikan gelas itu dengan senang hati. Siapa juga yang ingin meminum air berisikan racun dari bunga bydrangea.
"Beraninya serangga itu berniat untuk melakukan pembunuhan berencana di pesta perayaan kemenangan atas perang."
Sasir mengamati air di dalam gelas itu. Dia kemudian menatap Mikael, hari ini pria anak dua itu telah menghancurkan rencana pembunuh yang dibuat oleh seseorang. Biasanya hal seperti keracunan air atau makanan saat pesta kerap kali terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Became The Side Character's Older Sister
Fantasy[Vote dulu sebelum membaca] [Dan kalo bisa jangan lupa follow] Karnika, salah satu fans dari antagonis sebuah novel. dia meninggal karna bom bunuh diri. bukannya pergi ke neraka atau surga karnika malah terlahir kembali di dalam novel favoritnya itu...