Hari demi hari pun berlalu. Alsia selalu menghilang saat kelas tata tertib. Meski sudah di ancam oleh Matilda dengan memberitahukan hal ini pada Mikael gadis kecil ini tetap tidak menurut.Ruangan rahasia itu menjadi tempat favorit Alsia untuk menyendiri.
Jalan masuknya berada tepat di dalam dinding yang berada di belakang kasur Alsia. Itu jalan yang sedikit sempit untuk orang berbadan besar, namun cukup mudah dilewati Alsia yang masih anak-anak.
Beberapa hari terakhir Alsia selalu mencari dimana kunci untuk meja di ruang rahasia. Sayangnya kunci itu tidak ditemukan di ruang rahasia, sebagai gantinya ia menggunakan pisau kecil untuk membukanya.
Itu berhasil namun sebagai gantinya Alsia mendengar jika seorang ksatria memberikan laporan pisau hilang. Alsia sangat yakin jika berita ini akan terdengar ke telinga sang ayah.
"Ya, mana mungkin mereka mencurigai diriku."
Alsia cukup percaya diri.
.
.
.Dini hari, Alsia bangun lebih dulu sebelum Matahari. Dia membuka sedikit pintu kamarnya kemudian mengintip keluar. Setelah memastikan tidak ada satupun pelayan atau ksatria yang berpatroli Alsia keluar.
Dia mengendap-endap menuju ruangan rahasia lagi.
Alsia berniat untuk menyendiri seharian penuh. Di dalam lemari ruang rahasia cuman ada buku-buku tebal sedangkan di dalam laci mejanya ada berkas-berkas dan catatan lama.
Gadis itu menemukan sebuah catatan yang membuatnya tertarik.
[KUTUKAN TURUN-TEMURUN KELUARGA ACANDRA]
Alsia menebak jika kutukan inilah yang membuat Arsa di cerita novel lebih memilih untuk mengorbankan dirinya sendiri.
[ₛₑbᵤₐₕ ₖᵤₜᵤₖₐₙ yₐₙg ₘₑₘbᵤₐₜ ₒᵣₐₙg₋ₒᵣₐₙg dᵢₛₑₖᵢₜₐᵣ 'ₚₑₙdₑᵣᵢₜₐ' ₜₑᵣₚₑᵣₐₙgₖₐₚ dᵢ ₐₗₐₘ bₐwₐₕ ₛₐdₐᵣₙyₐ ₛₑₙdᵢᵣᵢ. ₖₒᵣbₐₙₙyₐ ₛₑₗₐₗᵤ ₐcₐₖ dₐₙ ₜᵢdₐₖ ₘₑₙₑₙₜᵤ.
ₜₐₙdₐ₋ₜₐₙdₐ ₖᵤₜᵤₖₐₙ ᵢₙᵢ ₐₖₜᵢf ₐdₐₗₐₕ dₑₙgₐₙ ₘᵤₙcᵤₗₙyₐ ₛₑbᵤₐₕ "ₜₐₙdₐ ₖᵤₜᵤₖₐₙ" dᵢ wₐⱼₐₕ ₜₑᵣgₑₜ yₐₙg ₕₐₙyₐ bᵢₛₐ dᵢₗᵢₕₐₜ ₒₗₑₕ 'ₚₑₙdₑᵣᵢₜₐ' ₘₑₛₖᵢ bₑgᵢₜᵤ ⱼᵢₖₐ ₐdₐ ₒᵣₐₙg ₗₐᵢₙ yₐₙg ₘₑₘbᵤₐₜ 'ₚₑₙdₑᵣᵢₜₐ' dₐₗₐₘ bₐₕₐyₐ ₘₐₖₐ ₖᵤₜᵤₖₐₙ ₐₖₐₙ ₗₐₙgₛᵤₙg ₐₖₜᵢf.
ₜᵢdₐₖ bᵢₛₐ dᵢₕᵢₗₐₙgₖₐₙ, ₕₐₙyₐ bᵢₛₐ dᵢₙₑₜᵣₐₗₖₐₙ.]
Alsia sedikit tidak nyaman saat membaca catatan itu.
"Berarti ayah menderita kutukan ini, apa karena itu pelayan di rumah ini sedikit."
Satu-satunya cara untuk memastikan kebenaran dari catatan ini hanyalah bertanya langsung pada Mikael. Alsia menghela nafas kasar, dia melemparkan catatan itu pada meja begitu saja.
"Aku ingin membuat bom," Alsia bergumam sambil mengayunkan kedua kakinya yang tidak menyentuh lantai.
Brak!
Suara dobrakan pintu lemari membuat Alsia terkejut. Dia belum membiasakan diri dengan keanehan lemari itu. Tanpa pikir panja Alsia mendekati lemari itu, di tidak bisa tidak terkejut.
Sebuah kotak kayu berisi catatan mengenai bom sihir dan sejenisnya.
Alsia kembali terkejut, namun dia pikir sebuah lemari yang bisa menunjukkan catatan mengenai benda yang Alsia ucapkan ini bukanlah hal aneh di dunia fantasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Became The Side Character's Older Sister
Fantasy[Vote dulu sebelum membaca] [Dan kalo bisa jangan lupa follow] Karnika, salah satu fans dari antagonis sebuah novel. dia meninggal karna bom bunuh diri. bukannya pergi ke neraka atau surga karnika malah terlahir kembali di dalam novel favoritnya itu...